fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595

Memahami Endometriosis: Nyeri yang Tak Terlihat, Dampak yang Nyata

July 1, 2025 by markbro0
artikel-3.png

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang menyerupai lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat menempel pada organ lain, menyebabkan reaksi peradangan kronis, nyeri hebat, dan membentuk perlengketan antar jaringan. Perlengketan ini terjadi karena jaringan parut yang menyatukan organ atau jaringan lain di sekitarnya.

Gejala endometriosis cenderung bervariasi dan mengikuti siklus hormon bulanan. Biasanya gejala akan memburuk menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita merasakan nyeri hebat di bagian panggul, sementara yang lain sama sekali tidak mengalami gejala. Mereka yang tidak bergejala kerap mengetahui keberadaan endometriosis ketika mengalami kesulitan untuk hamil atau saat menjalani operasi karena alasan lain.

Keluhan umum dari penderita endometriosis meliputi nyeri haid (dismenore), nyeri saat berhubungan intim (dispareunia), nyeri saat buang air kecil atau besar, nyeri panggul kronis, dan nyeri saat buang air besar (diskezia). Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan kelelahan hingga infertilitas.

 

Penanganan dan Pengobatan

Penanganan endometriosis bergantung pada tingkat keparahan, gejala yang dirasakan, dan apakah penderita ingin memiliki anak. Jika nyeri menjadi keluhan utama, maka terapi medikamentosa biasanya menjadi pilihan pertama. Obat-obatan yang digunakan antara lain antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri dan terapi hormonal seperti pil KB, progestin, atau agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH). Dalam praktik medis, nyeri sering kali menjadi alasan utama yang mendorong penderita datang ke layanan kesehatan.

Ragam Gejala yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala yang sering ditemukan pada penderita endometriosis antara lain:

  • Nyeri di perut bagian bawah atau panggul, yang cenderung memburuk saat menstruasi
  • Nyeri saat atau setelah berhubungan seksual (dispareunia)
  • Nyeri saat buang air kecil atau besar selama menstruasi
  • Gangguan pencernaan siklik, seperti kembung, diare, atau sembelit
  • Pendarahan menstruasi yang berlebihan
  • Kelelahan berlebih
  • Depresi
  • Kesulitan hamil (infertilitas)

 

Apa Penyebab Endometriosis?

Hingga kini, penyebab pasti dari endometriosis masih menjadi misteri. Beberapa teori yang paling sering dibahas meliputi:

  1. Menstruasi retrograd

Teori ini menyatakan bahwa darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi ke rongga perut, kemudian menempel di dinding peritoneum dan berkembang menjadi lesi endometriosis. Estrogen berperan penting dalam proses ini, sehingga banyak terapi yang ditujukan untuk menekan produksi hormon ini.

  1. Metaplasia selomik

Menurut teori ini, jaringan peritoneum normal bisa berubah menjadi jaringan endometrium ektopik. Transformasi ini diyakini terjadi karena pengaruh estrogen.

  1. Faktor genetik dan imunologi

Endometriosis diduga bisa menurun dalam keluarga dan lebih sering menyerang kelompok etnis tertentu. Ada juga teori yang menyatakan bahwa gangguan sistem kekebalan tubuh memicu peradangan kronis dan memungkinkan jaringan endometrium tumbuh di luar rahim.

Tidak ada satu teori pun yang sepenuhnya dapat menjelaskan kondisi ini secara menyeluruh. Kemungkinan besar, endometriosis disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.

Klasifikasi Endometriosis Menurut ASRM

American Society of Reproductive Medicine (ASRM) mengelompokkan endometriosis menjadi empat tingkat berdasarkan tingkat keparahan:

  • Stadium I & II (minimal hingga ringan)

Lesi superfisial kecil pada peritoneum, belum terbentuk kista endometrioma, dan perlengketan masih ringan.

  • Stadium III & IV (sedang hingga berat)

Adanya lesi endometriosis yang dalam, kista endometrioma, dan perlengketan sedang hingga luas antara rahim, ovarium, saluran tuba, dan saluran pencernaan.

 

Lebih dari Sekadar Nyeri Fisik

Endometriosis bukan hanya persoalan nyeri fisik. Gejala-gejala yang muncul dapat berdampak besar pada aspek psikososial penderita. Rasa sakit yang parah, terutama dismenore, dapat membatasi aktivitas harian bahkan membuat penderita tak mampu beraktivitas sama sekali. Hal ini tentu berpengaruh pada produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Nyeri saat berhubungan intim juga sering menjadi sumber permasalahan dalam hubungan rumah tangga. Penderita cenderung menghindari hubungan seksual karena rasa sakit yang muncul, yang pada akhirnya menurunkan frekuensi dan kualitas hubungan dengan pasangan. Tidak jarang, kondisi ini menimbulkan rasa bersalah, kesalahpahaman, bahkan konflik dalam rumah tangga. Sementara itu, infertilitas akibat endometriosis kerap menjadi beban psikologis tersendiri, memicu perasaan tidak berguna dan depresi.

Pentingnya Dukungan Emosional dan Sosial

Walaupun endometriosis bukan penyakit mematikan, dampaknya sangat kompleks dan mendalam. Penderita bisa mengalami kesulitan besar dalam menerima kondisi ini, baik secara fisik maupun emosional. Di sinilah dukungan sangat dibutuhkan. Peran tenaga medis, keluarga, dan komunitas menjadi sangat penting dalam proses penanganan dan penerimaan penyakit ini. Kelompok pendukung seperti Endometriosis UK dapat menjadi wadah berbagi pengalaman dan memperkuat semangat penderita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Endometriosis memengaruhi lebih dari tubuh, ia juga memengaruhi hati, pikiran, dan hubungan sosial. Sebagai sesama perempuan, kita dapat berperan aktif memberikan pemahaman, empati, dan dukungan terhadap mereka yang berjuang diam-diam dengan nyeri yang tidak selalu terlihat.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.