fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595

Hal yang Wajib Dipenuhi Sebelum Menjalani Program Bayi Tabung

November 18, 2025 by markbro0
Hal-yang-Wajib-Dipenuhi-Sebelum-Menjalani-Program-Bayi-Tabung.png

Bagi sebagian pasangan, memiliki anak bukanlah hal mudah meskipun sudah berusaha dalam waktu lama. Kondisi ini dikenal sebagai infertilitas, atau ketidakmampuan untuk hamil setelah berhubungan intim secara rutin tanpa kontrasepsi selama lebih dari satu tahun.

Perkembangan teknologi kedokteran kini memungkinkan pasangan untuk memiliki anak melalui metode bayi tabung (in vitro fertilization/IVF), di mana pembuahan antara sperma dan sel telur dilakukan di luar tubuh, lalu embrio yang terbentuk dipindahkan ke dalam rahim wanita.

Namun, tidak semua orang bisa langsung menjalani program ini. Ada sejumlah syarat medis dan non-medis yang perlu dipenuhi agar program berjalan aman dan memiliki peluang keberhasilan tinggi.

 

Syarat-Syarat Menjalani Program Bayi Tabung

  1. Pasangan suami istri yang sah
    Program bayi tabung di Indonesia hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah secara sah. Ketentuan ini diatur untuk menjamin kejelasan hukum, etika, dan tanggung jawab medis dari kedua pihak.
  2. Usia calon ibu idealnya di bawah 35 tahun
    Faktor usia sangat memengaruhi keberhasilan IVF. Wanita dengan usia di bawah 35 tahun biasanya memiliki kualitas dan jumlah sel telur yang lebih baik. Meski demikian, wanita berusia di atas 35 tahun tetap bisa menjalani program bayi tabung, tetapi tingkat keberhasilannya menurun dan risikonya meningkat.
  3. Kualitas sel telur dan sperma harus baik
    Sebelum memulai, dokter akan memeriksa kondisi sel telur melalui tes hormon seperti FSH, AMH, dan estradiol, serta pemeriksaan USG ovarium. Pihak pria juga menjalani analisis sperma untuk menilai jumlah, bentuk, dan pergerakan sperma. Jika ada gangguan pada sperma, bisa digunakan teknik ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection), yaitu penyuntikan sperma langsung ke dalam sel telur.
  4. Kondisi kesehatan pasangan harus optimal
    Kesehatan umum pasangan sangat berpengaruh pada hasil program. Penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan tiroid harus dikontrol terlebih dahulu. Pola hidup sehat—seperti berhenti merokok, mengurangi alkohol, dan menjaga berat badan ideal—juga membantu meningkatkan keberhasilan.
  5. Rahim dalam kondisi baik dan siap menerima embrio
    Sebelum transfer embrio, dokter akan memastikan bahwa rahim tidak memiliki kelainan seperti polip, miom, atau bentuk rahim yang tidak normal. Bila ada kelainan, tindakan seperti histeroskopi atau laparoskopi mungkin diperlukan untuk memperbaikinya agar embrio bisa menempel dengan baik.
  6. Pemahaman tentang risiko dan biaya program
    Program bayi tabung tidak menjamin keberhasilan 100%. Risiko yang mungkin terjadi antara lain kehamilan kembar, kehamilan di luar rahim, atau sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Selain itu, biaya program juga cukup besar dan bisa berbeda tergantung pada klinik serta obat yang digunakan. Pasangan harus siap secara mental dan finansial.
  7. Kesiapan emosional dan komitmen waktu
    Proses IVF memerlukan waktu, kesabaran, dan dukungan emosional yang kuat. Mulai dari stimulasi hormon, pengambilan sel telur, hingga transfer embrio, setiap tahap membutuhkan perhatian dan kontrol rutin. Stres berlebihan dapat memengaruhi hormon, sehingga dukungan psikologis sangat disarankan.
  8. Pemeriksaan pra-IVF wajib dilakukan
    Sebelum memulai, pasangan akan menjalani pemeriksaan lengkap, seperti tes infeksi (HIV, hepatitis, TORCH), pemeriksaan hormon, USG, hingga tes genetik bila diperlukan. Tujuannya untuk memastikan tidak ada kondisi medis yang dapat menghambat kehamilan atau membahayakan ibu dan janin.

 

Prosedur Program Bayi Tabung

Setelah semua syarat terpenuhi dan dokter menyatakan pasangan siap, berikut tahapan umum yang akan dijalani dalam program bayi tabung:

  1. Konsultasi awal dan pemeriksaan kesuburan
    Dokter akan mempelajari riwayat medis, pola menstruasi, serta hasil pemeriksaan laboratorium untuk menentukan protokol terbaik bagi pasangan.
  2. Stimulasi ovarium
    Wanita akan diberikan suntikan hormon (FSH atau gonadotropin) untuk merangsang indung telur agar menghasilkan lebih dari satu sel telur matang. Selama proses ini, dilakukan pemantauan rutin melalui USG dan tes darah untuk mencegah efek samping seperti overstimulasi.
  3. Pematangan dan pengambilan sel telur
    Setelah sel telur matang, dokter akan memberikan suntikan pemicu ovulasi. Sekitar 34–36 jam kemudian, dilakukan pengambilan sel telur melalui prosedur ovum pick-up di bawah anestesi ringan.
  4. Pengambilan dan persiapan sperma
    Sperma dikumpulkan dari suami dan diproses di laboratorium untuk memilih sel sperma terbaik. Bila kualitas sperma rendah, dilakukan metode khusus seperti aspirasi sperma langsung dari testis (TESE).
  5. Pembuahan dan kultur embrio
    Sel telur dan sperma disatukan di laboratorium hingga terbentuk embrio. Embrio kemudian dikembangkan selama 3–5 hari hingga mencapai tahap terbaik (blastokista).
  6. Transfer embrio ke rahim
    Satu atau dua embrio terbaik dipindahkan ke dalam rahim menggunakan kateter halus. Prosedur ini tidak memerlukan bius dan biasanya berlangsung cepat.
  7. Dukungan hormon dan pemantauan kehamilan
    Setelah transfer, wanita akan diberi hormon progesteron untuk membantu penempelan embrio. Sekitar dua minggu kemudian dilakukan tes darah (β-hCG) untuk memastikan apakah kehamilan berhasil.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.