fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595

Memahami dan Mengatasi Gangguan Ovulasi pada Wanita: Tantangan PCOS dan Infertilitas

June 2, 2025 by markbro0
artikel-28.png

Sindrom Polikistik Ovarium atau Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan reproduksi wanita usia subur. Kondisi ini muncul akibat ketidakseimbangan hormon yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur dan peningkatan kadar hormon androgen, yaitu hormon yang lebih dominan pada laki-laki.

Dampaknya tidak hanya mengganggu siklus reproduksi, tetapi juga bisa menyebabkan infertilitas dimana suatu kondisi ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi.

Secara global, PCOS menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi PCOS di dunia diperkirakan sekitar 3,4%. Di Amerika Serikat, sekitar lima juta wanita usia subur mengalami kondisi ini. Penelitian di beberapa negara Eropa menunjukkan prevalensi berkisar antara 6,5% hingga 8%. Di Asia Tenggara, khususnya Thailand, PCOS ditemukan pada 15,5% wanita dalam sebuah kohort penelitian, sementara di Australia prevalensinya mencapai 8,7%.

Di sisi lain, masalah infertilitas juga semakin mengkhawatirkan, dengan estimasi sekitar satu dari enam orang usia reproduktif di seluruh dunia mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan. Secara keseluruhan, sekitar 48,5 juta pasangan dan 186 juta individu di seluruh dunia hidup dengan tantangan infertilitas.

Di Indonesia sendiri, PCOS telah menjadi perhatian khusus dalam dunia medis. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesuburan, tetapi juga berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan toleransi glukosa, depresi, obstructive sleep apnea (OSA), serta peningkatan risiko terhadap kanker endometrium dan penyakit hati seperti nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan nonalcoholic steatohepatitis (NASH). Berdasarkan Konsensus Penanganan Infertilitas oleh Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), sekitar 2,5% perempuan Indonesia usia 15–49 tahun mengalami infertilitas primer.

Penanganan PCOS dan infertilitas membutuhkan pendekatan multidisipliner, salah satunya melalui perubahan gaya hidup. Pola makan sehat dan olahraga teratur menjadi langkah awal yang sangat efektif, terlebih karena obesitas dan resistensi insulin seringkali menjadi pemicu utama. Penurunan berat badan terbukti dapat menurunkan kadar androgen dan insulin dalam sirkulasi darah, memperbaiki profil lipid, serta meningkatkan kadar hormon FSH (follicle-stimulating hormone).

Hasilnya adalah berkurangnya gejala fisik seperti hirsutisme, kebotakan pola laki-laki (alopecia), jerawat, dan skin tags (tanda kulit), sekaligus membantu menormalkan siklus menstruasi dan merangsang ovulasi. Selain itu, pendekatan farmakologis juga sering kali dibutuhkan sebagai bagian dari terapi jangka panjang.

Mengingat pentingnya pemahaman sejak dini terhadap risiko PCOS dan infertilitas, keterlibatan remaja dan pasangan usia subur dalam upaya pencegahan dan edukasi menjadi sangat vital. Dengan pengetahuan yang memadai dan tindakan preventif yang tepat, risiko dampak jangka panjang dari gangguan ovulasi dan infertilitas pada perempuan dapat diminimalisasi, sehingga kualitas hidup dan kesehatan reproduksi perempuan Indonesia bisa lebih terjaga.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.