Fakta dan Mitos tentang Menentukan Jenis Kelamin Janin

Menebak jenis kelamin janin kerap menjadi topik hangat di kalangan ibu hamil maupun keluarga. Berbagai kepercayaan populer turun-temurun sering dijadikan acuan, meski tidak semuanya didukung bukti ilmiah. Padahal, jenis kelamin bayi sebenarnya sudah ditentukan sejak pembuahan terjadi, yakni ketika sperma yang membawa kromosom X atau Y membuahi sel telur yang membawa kromosom X.
Secara medis, metode seperti USG dan pemeriksaan genetic misalnya Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT) atau amniosentesis menjadi cara paling akurat untuk mengetahui jenis kelamin janin. USG yang dilakukan pada usia kehamilan sekitar 18 minggu, misalnya, dapat mencapai akurasi hingga sekitar 90 persen jika kondisi memungkinkan.
Lantas, bagaimana dengan sejumlah mitos yang beredar luas? Berikut penjelasan yang didukung ilmu kedokteran.
Fakta Ilmiah tentang Jenis Kelamin Janin
- Jenis kelamin ditetapkan sejak pembuahan
Kombinasi kromosom dari sperma dan sel telur menentukan jenis kelamin bayi: XX untuk perempuan dan XY untuk laki-laki. Proses ini terjadi sebelum organ janin terbentuk. - USG menjadi metode non-invasif paling umum
USG, terutama setelah minggu ke-16 hingga 20, dapat menampilkan organ kelamin janin jika posisinya mendukung. Meski tidak memberikan kepastian mutlak, akurasinya cukup tinggi ketika dilakukan oleh dokter atau tenaga ahli berpengalaman. - Tes genetik memiliki akurasi lebih tinggi
Pemeriksaan DNA janin melalui darah ibu (NIPT) atau cairan ketuban (amniosentesis) dapat menunjukkan jenis kelamin dengan sangat akurat karena memeriksa kromosom janin secara langsung. Namun, pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik, bukan semata-mata untuk mengetahui jenis kelamin. - Detak jantung tidak terkait jenis kelamin
Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara denyut jantung bayi laki-laki dan perempuan. Karena itu, prediksi jenis kelamin berdasarkan frekuensi denyut jantung tidak dapat dijadikan acuan ilmiah. - Posisi janin dan kondisi ibu memengaruhi hasil USG
Organ kelamin janin dapat sulit terlihat jika tertutup posisi tubuh, tali pusar, atau bagian lain. Faktor tubuh ibu, seperti ketebalan jaringan, juga berpengaruh pada kejernihan gambar. Apabila USG belum menunjukkan kelamin, bukan berarti itu petunjuk jenis kelamin tertentu.
Mitos Populer dan Penjelasan Ilmiahnya
- Morning sickness berat menandakan bayi perempuan
Beberapa studi menemukan kecenderungan tersebut, tetapi tingkat mual sangat dipengaruhi kondisi tiap ibu, hormon, stres, hingga faktor medis lain. Karena variabelnya banyak, mitos ini tidak dapat dijadikan penentu pasti. - Detak jantung tinggi atau rendah menunjukkan jenis kelamin
Pada kenyataannya, denyut jantung janin laki-laki dan perempuan berbeda sangat tipis dan tidak signifikan. Cara ini tidak memiliki dasar ilmiah. - Bentuk perut menentukan jenis kelamin
Bentuk perut dipengaruhi posisi janin, kekuatan otot perut, serta bentuk tubuh ibu. Tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan bentuk perut dengan jenis kelamin bayi. - Ngidam makanan manis berarti bayi perempuan
Keinginan makan tertentu lebih banyak dipengaruhi perubahan hormon, metabolisme, hingga psikologis ibu hamil. Tidak ada penelitian yang membuktikan jenis makanan tertentu berkaitan dengan jenis kelamin bayi. - Mengatur pola makan atau waktu hubungan intim bisa memilih jenis kelamin
Kepercayaan bahwa diet tertentu atau waktu berhubungan intim dapat mendorong lahirnya bayi laki-laki atau perempuan tidak didukung penelitian kuat. Hingga kini, metode ini dianggap sebagai mitos.
Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:
081336865595
Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya
