Begadang Bisa Ganggu Kesuburan, Ini Penjelasannya

Masalah kesuburan ternyata bisa dipengaruhi oleh pola tidur, meski hubungan langsungnya belum sepenuhnya dipahami. Namun, kebiasaan begadang secara konsisten disebut dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang penting untuk mendukung kehamilan. Artinya, tidur larut malam bisa menjadi salah satu faktor yang menyulitkan seseorang untuk memiliki anak.
Kesuburan sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti masalah organik pada pasangan, efek samping medis tertentu, hingga gaya hidup yang tidak sehat termasuk kebiasaan tidur yang buruk. Salah satu penyebab paling umum dari sulit hamil adalah disfungsi ovulasi, yang bisa dipicu oleh stres, usia, atau gaya hidup seperti begadang.
Penelitian yang dilakukan pada pekerja wanita dengan sistem shift menunjukkan bahwa ritme sirkadian—yaitu jam biologis tubuh yang mengatur berbagai fungsi dalam 24 jam—berperan penting dalam kesehatan reproduksi. Wanita yang bekerja malam setidaknya tujuh kali dalam sebulan diketahui dua kali lebih berisiko mengalami gangguan haid dibandingkan yang bekerja di siang hari. Selain itu, wanita yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu juga cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa hamil.
Gangguan tidur dapat mengubah pola sekresi hormon reproduksi dalam tubuh. Jadi, meskipun belum bisa dipastikan secara ilmiah sepenuhnya, tidur yang cukup dan teratur dianggap penting dalam mendukung peluang kehamilan.
Menariknya, dampak begadang tidak hanya dirasakan oleh wanita, tapi juga pria. Sebuah studi terhadap hampir seribu pria sehat di Tiongkok menunjukkan bahwa kualitas dan jumlah sperma menurun pada mereka yang tidur larut malam dan memiliki durasi tidur kurang dari enam jam. Tidur malam yang terlalu larut serta kurang tidur terbukti menurunkan motilitas sperma—faktor penting dalam proses pembuahan.
Untuk menjaga kesuburan, baik pria maupun wanita disarankan untuk tidur sebelum pukul 10 malam dan mendapatkan waktu tidur sekitar 7–8 jam setiap malam.
Secara teori, begadang bisa menyebabkan:
- Peningkatan stres: Tidur larut malam memicu produksi kortisol, hormon stres yang bisa mengganggu kesuburan.
- Obesitas: Kurang tidur memicu hormon yang membuat tubuh mudah lapar, sehingga meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Obesitas dapat menyebabkan gangguan ovulasi.
- Penurunan kualitas sel telur: Tidur yang terganggu dapat menurunkan kadar melatonin, hormon yang melindungi sel telur dari kerusakan akibat stres oksidatif.
- Penurunan gairah seksual: Studi menunjukkan bahwa tidur yang cukup berkaitan dengan peningkatan hasrat dan respons seksual. Tambahan satu jam tidur per malam dapat meningkatkan peluang aktivitas seksual hingga 14 persen.
Kualitas tidur bukan hanya tentang durasi, tapi juga tentang konsistensi. Jika sedang merencanakan kehamilan, memperbaiki pola tidur bisa menjadi langkah awal yang signifikan untuk meningkatkan peluang.
Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:
081336865595
Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya