Pertimbangan Bijak Sebelum Bayi Tabung: Ini 7 Risikonya

Untuk kebanyakan pasangan yang baru menikah, memiliki anak adalah impian. Sayangnya, tidak semua pasangan beruntung memiliki bayi yang mereka impikan.
Pada dasarnya, ada banyak variabel yang memengaruhi kapan suatu pasangan dapat memiliki anak. Salah satu cara untuk mendapatkan keturunan adalah melalui bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).
Namun, perlu diingat bahwa program bayi tabung tidak selalu bebas dari risiko; dalam beberapa kasus, program dapat menyebabkan masalah bagi ibu atau janin yang dikandungnya. Anda ingin tahu apa saja ancaman yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai rencana untuk memiliki bayi tabung?
Kemungkinan Risiko pada Program Bayi Tabung
Semua prosedur medis, termasuk inseminasi buatan (IVF) atau bayi tabung, selalu membawa risiko, terlepas dari seberapa kecil atau besar risikonya. Ibu yang mengikuti program bayi tabung juga harus menyadari bahwa mungkin tidak berhasil pada percobaan pertama. Apa saja bahaya yang harus Anda ketahui sebelum memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung?
National Institutes of Health melaporkan bahwa banyak energi fisik dan emosional, waktu, dan uang diperlukan untuk program bayi tabung. Banyak pasangan yang mengalami ketidaksuburan juga mengalami stres dan depresi.
Menurut NIH dan sumber lain, risiko yang terkait dengan program bayi tabung adalah sebagai berikut:
1. Sindrom Ovari Hiperstimulasi
Sindrom hiperstimulasi ovarium, juga dikenal sebagai OHSS, dapat muncul sebagai akibat dari program bayi tabung. Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di dada dan perut.
Sakit perut, kembung, peningkatan berat badan yang cepat (misalnya 4,5 kg dalam 3 hingga 5 hari), penurunan buang air kecil meskipun minum banyak cairan, mual, muntah, dan sesak napas adalah gejalanya.
2. Penyakit Keguguran
Wanita hamil yang menggunakan in vitro fertilization memiliki tingkat keguguran sekitar 15 hingga 25 persen, dan tingkat ini meningkat seiring dengan usia ibu.
3. Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan ektopik, yang dialami sekitar 2-5 persen wanita yang mengikuti program bayi tabung, terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Sel telur di luar rahim tidak dapat bertahan hidup dan tidak dapat melanjutkan kehamilan.
4. Kelainan lahir
Tidak peduli bagaimana anak dikandung, termasuk melalui program bayi tabung, usia ibu adalah faktor risiko utama perkembangan cacat lahir.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah mengandung bayi melalui metode in vitro meningkatkan kemungkinan mengalami cacat lahir tertentu.
5. Kanker
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara pemberian obat tertentu yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan sel telur, atau pemberian obat selama program bayi tabung, dan munculnya beberapa jenis tumor ovarium.
Temuan ini tidak didukung oleh penelitian baru-baru ini. Program bayi tabung tampaknya tidak meningkatkan risiko kanker payudara, endometrium, serviks, atau ovarium secara signifikan.
6. Berbagai Tekanan Fisik dan Mental
Saat ibu dan pasangan menjalani program bayi tabung, mereka dapat menghadapi tantangan finansial, fisik, dan emosional. Karena itu, sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan dukungan dari konselor, teman dekat, dan keluarga.
7. Risiko tambahan
NIH menyatakan bahwa ancaman tambahan untuk program bayi tabung yang harus diperhatikan termasuk reaksi terhadap anestesi, perdarahan, infeksi, dan kerusakan struktur di sekitar ovarium, seperti usus dan kandung kemih.
Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:
081336865595
Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya