Antara Harapan dan Fakta: Menyingkap Mitos Seputar Program Bayi Tabung

Pasangan suami istri yang memilih menempuh program bayi tabung sering kali hadir dengan semangat yang menggebu. Wajah-wajah mereka memancarkan harapan besar akan hadirnya buah hati yang telah lama dinanti. Banyak di antara mereka begitu rajin menelusuri berbagai sumber informasi baik dari buku, artikel, forum daring, hingga video edukasi seputar proses dan prosedur bayi tabung.
Namun, di balik semangat pencarian informasi itu, tersembunyi pula tantangan besar: tidak semua informasi yang beredar memiliki dasar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Di sinilah pentingnya memilah mana informasi yang merupakan fakta medis, dan mana yang hanya sekadar mitos yang berkembang dari mulut ke mulut atau opini yang tidak berdasar.
Salah satu mitos yang kerap terdengar adalah bahwa program bayi tabung dapat dilakukan tanpa batasan usia—seolah waktu tidak memberi pengaruh apa pun.
Mitos: Usia Tidak Penting dalam Program Bayi Tabung
Banyak pasangan berpikir bahwa karena ada program bayi tabung, maka usia bukan lagi faktor yang perlu dikhawatirkan. Mereka beranggapan bahwa selama ada teknologi, maka kehamilan bisa “diatur ulang” kapan saja. Padahal, kenyataan medis berbicara lain.
Memang benar bahwa program bayi tabung hadir sebagai solusi medis canggih bagi pasangan yang memiliki kendala dalam mendapatkan keturunan, termasuk karena faktor usia. Namun, seperti halnya kesuburan alami yang menurun seiring bertambahnya usia, tingkat keberhasilan bayi tabung pun turut dipengaruhi oleh usia, terutama usia wanita.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan fakta yang cukup mencengangkan namun penting untuk diketahui. Wanita berusia di bawah 35 tahun memiliki peluang sekitar 33% untuk berhasil melahirkan bayi melalui program ini.
Namun, angka tersebut menurun drastis bagi wanita berusia 38 hingga 40 tahun—hanya sekitar 17%. Dan untuk wanita yang telah memasuki usia 43 hingga 44 tahun, angka keberhasilan tinggal sekitar 3% saja per siklus.
Statistik ini menegaskan bahwa meskipun teknologi medis telah berkembang pesat, faktor biologis tetap memiliki peran besar yang tidak bisa diabaikan.
Maka dari itu, penting bagi pasangan untuk memahami realitas ini dan merancang rencana kehamilan sebijak mungkin, sedini mungkin.
Fakta: Perencanaan yang Matang Adalah Kunci
Menunda kehamilan dengan berbagai pertimbangan memang hal yang wajar dan sering kali tak terhindarkan. Karier, kondisi finansial, hingga kesiapan mental dan emosional sering kali menjadi pertimbangan utama. Namun, penundaan ini sebaiknya diiringi dengan pengetahuan yang memadai dan perencanaan jangka panjang yang cermat, khususnya berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Bagi pasangan yang sedang mempertimbangkan program bayi tabung, alangkah baiknya jika mereka juga mengetahui berbagai layanan pendukung lainnya. Teknologi seperti bank sperma, bank sel telur, dan bank embrio kini hadir sebagai opsi tambahan untuk membantu pasangan menyesuaikan waktu terbaik dalam perjalanan mereka menuju kehamilan.
Lebih jauh lagi, konsultasi dengan dokter spesialis fertilitas atau klinik fertilitas terpercaya adalah langkah awal yang bijak. Melalui sesi ini, pasangan bisa mendapatkan gambaran yang lebih realistis tentang kondisi masing-masing, potensi keberhasilan program, dan berbagai ikhtiar yang dapat dilakukan agar peluang memiliki anak bisa meningkat.
Program bayi tabung bukan sekadar prosedur medis—ia adalah perjalanan emosional, spiritual, dan logistik yang membutuhkan kesiapan total dari pasangan. Maka dari itu, membekali diri dengan wawasan yang benar dan mendalam, sambil terus menjalin komunikasi terbuka dengan tim medis, adalah langkah terbaik untuk menapaki harapan baru ini.
Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:
081336865595
Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya