Displasia serviks biasanya terjadi pada wanita berusia 18 hingga 30 tahun, tetapi wanita di luar rentang usia ini juga bisa mengalaminya. Adanya perubahan bentuk dan ukuran sel sehat pada jaringan serviks yang tidak normal adalah tanda displasia serviks. Perubahan ini biasanya tidak ganas atau berubah menjadi kanker. Sayangnya, risiko terkena kanker serviks dapat meningkat jika kondisi tersebut tidak segera ditangani. Data pemeriksaan pap smear biasanya menunjukkan kondisi ini.
Macam-macam Penyebab Displasia Serviks
Infeksi virus human papillomavirus (HPV) ditularkan melalui kontak kulit atau aktivitas seksual. Kondisi ini dikenal sebagai displasia serviks. Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan wanita mengalami displasia serviks, seperti:
- Sudah melakukan hubungan seksual atau melahirkan sebelum usia 18 tahun.
- Sering melakukan hubungan seksual dengan berbagai pasangan.
- Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks.
- Memiliki daya tahan tubuh yang rendah
- Ada riwayat menerima transplantasi organ.
- Perokok, baik secara aktif maupun pasif, yang sering terpapar asap rokok.
- Memiliki riwayat penyakit menular seksual sebelumnya.
Pengaruh Displasia Serviks Terhadap Kesuburan
Jika displasia serviks termasuk dalam kategori ringan, kemungkinan besar tidak memengaruhi kesuburan Anda. Namun, jika termasuk dalam kategori berat, kemungkinan besar akan berdampak. Sebaiknya, jika Anda sedang menjalani program hamil, konsultasikan dengan dokter apakah kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan Anda.
Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:
081336865595
Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya