fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595
Category filter:AllInformationKesehatanTipsUncategorizedVideo
No more posts

Artikel

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda dan keluarga
inseminasi-buatan.png
13/Aug/2025

Inseminasi buatan (sering disingkat IUI — intrauterine insemination) adalah salah satu opsi bantuan fertilitas yang populer karena prosedurnya relatif sederhana, dapat dilakukan secara rawat jalan, dan biasanya lebih terjangkau dibandingkan bayi tabung (IVF). Prosedur ini membantu “memendekkan jalan” sperma ke sel telur dengan menempatkan sperma yang sudah diproses langsung ke dalam rahim pada waktu ovulasi, sehingga peluang pembuahan meningkat.

Apa Itu Inseminasi Buatan?

Inseminasi buatan adalah prosedur medis untuk memasukkan cairan sperma yang telah “dicuci” dan diperkaya langsung ke dalam rahim wanita melalui kateter tipis. Tujuannya menambah jumlah sperma yang sampai dekat dengan tuba falopi sehingga kemungkinan bertemunya sperma dan sel telur naik. Prosedur ini bisa dilakukan dengan sperma pasangan sendiri atau sperma donor sesuai indikasi medis dan peraturan setempat.

Perbedaan Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung

  • Kompleksitas: IUI relatif sederhana (pemasukan sperma ke rahim), sedangkan bayi tabung (IVF) melibatkan stimulasi ovarium, pengambilan sel telur, pembuahan di laboratorium, dan pemindahan embrio ke rahim.
  • Biaya: IUI umumnya jauh lebih murah per siklus dibanding IVF. Biaya IVF jauh lebih besar karena langkah dan teknologi yang terlibat.
  • Indikasi: IUI dipilih untuk masalah seperti faktor serviks, infertilitas ringan pada pria, atau pasangan yang menggunakan donor sperma; IVF dipilih untuk gangguan tuba falopi berat, masalah sel telur, kegagalan IUI berulang, atau kondisi lain yang membutuhkan fertilisasi in vitro.

 

Hubungi Dokter Ini untuk Informasi Inseminasi Buatan

Untuk konsultasi inseminasi buatan, temui: dokter kandungan (Sp.OG) atau dokter spesialis reproduksi/fertilitas. Saat janji, siapkan riwayat kesehatan reproduksi (lama menikah, riwayat haid, hasil pemeriksaan sperma, hasil USG/histerosalpingografi, pemeriksaan hormon). Diskusikan juga preferensi (mis. penggunaan donor sperma) dan risiko serta perkiraan biaya. Banyak fasilitas fertilitas dan RS menyediakan konsultasi awal untuk evaluasi kelayakan IUI.

Indikasi Inseminasi Buatan

Beberapa kondisi yang sering menjadi indikasi IUI:

  • Infertilitas unexplained (penyebab tak jelas) setelah evaluasi dasar.
  • Faktor serviks (ketidakmampuan sperma menembus lendir serviks).
  • Gangguan ejakulasi atau disfungsi seksual pada pria.
  • Gangguan sperma ringan sampai sedang (dengan preparasi sperma yang baik peluang tetap ada).
  • Pasangan yang ingin memakai donor sperma (mis. pasangan sejenis atau single mother by choice) — catat: regulasi penggunaan donor berbeda di tiap negara/rumah sakit.

Keunggulan Inseminasi Buatan

  • Minim invasif: tidak perlu operasi besar atau pengambilan sel telur.
  • Lebih murah dan lebih cepat dibanding IVF.
  • Bisa dilakukan berulang tiap siklus untuk meningkatkan peluang kumulatif.
  • Dapat dikombinasikan dengan stimulasi ovarium ringan untuk menaikkan kemungkinan ovulasi dan jumlah sel telur yang tersedia.

Persiapan Inseminasi Buatan

Persiapan biasanya meliputi:

  1. Pemeriksaan awal: konsultasi, USG transvaginal, pemeriksaan hormon (mis. FSH, AMH, TSH), dan HSG atau pemeriksaan saluran telur bila perlu.
  2. Pemeriksaan sperma: analisis sperma (jumlah, motilitas, morphology). Jika perlu, pilih donor atau persiapkan sampel beku.
  3. Jika direkomendasikan: stimulasi ovarium ringan (oral atau suntik) untuk menumbuhkan 1–3 folikel, dengan pemantauan USG dan tes hormon untuk menentukan waktu inseminasi terbaik.
  4. Puasa seksual beberapa hari singkat (sering direkomendasikan 2–3 hari) sebelum pengambilan sperma agar kualitasnya optimal.

 

Prosedur Inseminasi Buatan

Langkah umum IUI:

  1. Pemantauan ovulasi — dokter memantau pertumbuhan folikel dengan USG dan/atau tes ovulasi; kadang diberikan obat pemicu ovulasi (hCG).
  2. Pengambilan sperma — sperma dikumpulkan di laboratorium atau dikirim beku; kemudian dilakukan proses pencucian (sperm washing) untuk menghilangkan kotoran dan memusatkan sel sperma yang sehat.
  3. Inseminasi — dokter memasukkan sperma melalui kateter tipis ke dalam rongga rahim; tindakan singkat dan biasanya tidak memerlukan bius.
  4. Pemantauan setelahnya — pasien diminta beristirahat singkat (beberapa menit sampai 15–20 menit), lalu pulang. Tes kehamilan dilakukan sekitar 2 minggu setelah inseminasi atau sesuai instruksi dokter.

Setelah Inseminasi Buatan

  • Istirahat ringan beberapa jam setelah tindakan biasanya dianjurkan; tidak perlu bed rest berhari-hari kecuali arahan khusus.
  • Lanjutkan obat atau suplemen bila diresepkan (mis. progesteron suportif jika dianjurkan dokter).
  • Hindari hubungan seksual yang berat atau aktivitas fisik ekstrem selama beberapa hari jika direkomendasikan.
  • Lakukan tes kehamilan sesuai jadwal (biasanya ~14 hari setelah inseminasi) untuk mengetahui hasil siklus.

Komplikasi Inseminasi Buatan

Komplikasi serius jarang, namun beberapa hal yang mungkin terjadi:

  • Spotting atau kram ringan setelah prosedur karena iritasi serviks atau tindakan kateter.
  • Infeksi sangat jarang, tetapi mungkin jika prosedur atau sterilisasi tidak sempurna.
  • Kehamilan ganda (kembar atau lebih) — risiko meningkat jika IUI dikombinasikan dengan obat penginduksi ovulasi karena pelepasan beberapa telur; kehamilan ganda berisiko lebih tinggi (persalinan prematur, hipertensi kehamilan).
  • Ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) jika stimulasi ovarium berlebihan; hal ini lebih sering dikaitkan dengan obat suntik dan IVF, namun tetap perlu diwaspadai

Bagaimana Tingkat Kesuksesan Kehamilan dengan Inseminasi Buatan?

Tingkat keberhasilan IUI per siklus sangat bergantung pada usia wanita, kualitas sperma, penyebab infertilitas, penggunaan obat kesuburan, dan pengalaman klinik. Angka yang sering dilaporkan di sumber-sumber klinis adalah kisaran 10–20% per siklus untuk banyak pasangan; jika dilakukan beberapa siklus (mis. 3–6 kali) peluang kumulatif naik dan pada beberapa laporan mencapai ~45–50% setelah beberapa kali percobaan. Perlu diingat angka-angka ini sangat bergantung pada faktor individu.

Berapa Biaya Melakukan Inseminasi Buatan?

Di Indonesia biaya IUI bervariasi tergantung rumah sakit/klinik, paket yang termasuk pemeriksaan, obat, dan layanan laboratorium. Kisaran yang sering disebutkan: sekitar Rp2.000.000 – Rp5.000.000 per siklus (bisa lebih tinggi bila termasuk obat stimulan atau pemeriksaan tambahan). Bandingkan ini dengan IVF yang biayanya jauh lebih besar (puluhan juta rupiah per siklus). Pastikan tanyakan rincian biaya (konsultasi, USG, pemeriksaan hormon, analisa sperma, obat, tindakan, dan follow-up) sebelum memutuskan.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabay


displasia-serviks.png
12/Aug/2025

Displasia serviks adalah kondisi yang kerap tidak menimbulkan gejala dan sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Padahal, kondisi ini dapat menjadi awal dari masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan tepat. Penting bagi setiap wanita, terutama yang sudah aktif secara seksual, untuk memahami risiko, penyebab, dan cara pencegahan displasia serviks agar kesehatan organ reproduksi tetap terjaga.

Pengenalan Displasia Serviks
 Displasia serviks adalah kondisi ketika terjadi perubahan atau pertumbuhan abnormal pada sel-sel yang melapisi permukaan serviks (leher rahim, bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina). Perubahan ini bukanlah kanker, namun termasuk kondisi prakanker, yaitu tahap sebelum sel menjadi kanker jika dibiarkan. Tingkat keparahan displasia serviks dibagi menjadi tiga: ringan, sedang, dan berat, berdasarkan seberapa banyak bagian serviks yang mengalami perubahan sel abnormal.

Penyebab Displasia Serviks
 Penyebab utama displasia serviks adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), yaitu virus yang dapat menyebabkan perubahan sel pada serviks. HPV memiliki banyak tipe, dan tipe risiko tinggi lebih berpotensi menyebabkan kanker serviks. Virus ini dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik vaginal (melalui vagina), anal, maupun oral.
Selain itu, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia serviks, seperti:

  •         Memiliki banyak pasangan seksual (meningkatkan peluang terpapar HPV).
  •         Sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya karena HIV/AIDS atau penggunaan obat penekan imun).
  •         Riwayat infeksi menular seksual lainnya.
  •         Merokok (zat berbahaya pada rokok dapat merusak sel serviks).
  •         Mengonsumsi obat imunosupresan (obat yang menurunkan kekebalan tubuh, biasanya diberikan pada pasien transplantasi organ atau penyakit autoimun).

 

Cara Mendeteksi Displasia Serviks
 Deteksi dini displasia serviks dapat dilakukan melalui pemeriksaan skrining, seperti:

  •         Tes Pap smear: Mengambil sampel sel dari serviks menggunakan alat khusus untuk diperiksa di laboratorium, guna mendeteksi perubahan sel.
  •         Tes HPV: Tes untuk mengetahui apakah ada virus HPV pada serviks, terutama tipe berisiko tinggi.
  •         Kolposkopi: Pemeriksaan serviks dengan menggunakan kolposkop (alat pembesar dengan cahaya) untuk melihat area yang abnormal secara lebih jelas.
    Biasanya, displasia serviks ditemukan saat melakukan pemeriksaan rutin, karena pada sebagian besar kasus tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Langkah Penanganan Displasia Serviks
 Penanganan tergantung pada tingkat keparahan perubahan sel yang ditemukan. Untuk kasus ringan, dokter dapat menyarankan observasi dan pemantauan rutin, sementara kasus sedang hingga berat memerlukan tindakan medis. Beberapa metode penanganan meliputi:

  •         Cryotherapy: Prosedur membekukan jaringan abnormal dengan gas khusus untuk menghancurkannya.
  •         Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP): Menggunakan kawat tipis yang dialiri arus listrik untuk memotong dan mengangkat jaringan abnormal.
  •         Konisasi: Mengangkat sebagian jaringan serviks berbentuk kerucut yang mengandung sel abnormal, biasanya dilakukan jika perubahan sel cukup parah atau mencurigakan.

Kapan Harus ke Dokter
 Segera berkonsultasi ke dokter jika hasil skrining menunjukkan adanya perubahan sel abnormal atau jika mengalami gejala seperti perdarahan setelah berhubungan intim, nyeri panggul yang tidak biasa, atau keputihan yang tidak normal (berbau, berwarna, atau keluar dalam jumlah banyak). Walaupun displasia serviks sering tanpa gejala, pemeriksaan rutin tetap sangat penting dilakukan untuk deteksi dini.

Pengobatan Displasia Serviks
 Pengobatan bertujuan untuk menghilangkan sel-sel abnormal agar tidak berkembang menjadi kanker. Dokter akan menentukan metode berdasarkan usia, rencana kehamilan, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Setelah pengobatan, pasien perlu menjalani pemeriksaan lanjutan secara berkala untuk memastikan tidak terjadi kekambuhan.

 

Pencegahan Displasia Serviks
 Beberapa langkah pencegahan yang efektif antara lain:

  •         Melakukan vaksinasi HPV sejak usia remaja atau sebelum aktif secara seksual (vaksin membantu mencegah infeksi HPV tipe berisiko tinggi).
  •         Menjalani tes Pap smear dan tes HPV secara rutin.
  •         Menghindari perilaku seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
  •         Menghentikan kebiasaan merokok.
  •         Menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan istirahat cukup

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


adenomiosis.png
12/Aug/2025

Adenomiosis adalah kondisi di mana lapisan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh ke dalam dinding otot rahim (miometrium). Meski secara medis tidak berbahaya, adenomiosis bisa menimbulkan perdarahan menstruasi yang banyak, nyeri hebat, dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Pengenalan

Secara normal, endometrium hanya melapisi rongga rahim. Pada adenomiosis, jaringan tersebut tetap aktif dan tumbuh masuk ke otot rahim, yang menyebabkan pembesaran rahim pada setiap siklus menstruasi. Kondisi ini dapat dialami oleh wanita segala usia, tetapi lebih sering terjadi di usia 40–50 tahun, dan biasanya membaik atau menghilang setelah menopause.

Penyebab

Penyebab pasti adenomiosis belum diketahui, namun beberapa faktor yang diduga berperan meliputi:

  • Usia antara 40–50 tahun
  • Riwayat operasi rahim, seperti kuretase atau operasi caesar
  • Pernah melahirkan
  • Obesitas

Gejala

Sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala. Namun, pada kasus yang muncul, gejala bisa berupa:

  • Nyeri panggul dan kram haid (dismenore)
  • Perdarahan menstruasi yang sangat deras dan berlangsung lama (bisa lebih dari 15 hari)
  • Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia)

Kapan Harus ke Dokter

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami:

  • Nyeri haid yang tidak tertahankan selama 3 siklus berturut-turut, dan mengganggu aktivitas
  • Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, atau perdarahan vagina setelah menopause

Diagnosis Adenomiosis

  1. Riwayat klinis dan pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa perut bagian bawah dan panggul untuk mendeteksi pembesaran rahim atau rasa nyeri saat ditekan.
  2. Pemeriksaan penunjang:
    • USG panggul atau transvaginal: Untuk melihat pembesaran rahim, perubahan bentuk otot, atau penebalan endometrium.
    • MRI rahim: Memberikan gambaran detail kondisi rahim serta mendeteksi adenomiosis yang lebih dalam.
    • Biopsi endometrium: Pada beberapa kasus, dilakukan untuk memastikan tidak ada penyakit lain yang lebih serius.

Pengobatan

Pilihan pengobatan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala, riwayat kehamilan, dan keinginan memiliki keturunan di masa depan. Berikut beberapa opsi yang biasa dilakukan:

  1. Perawatan mandiri ringan: Berendam air hangat, kompres perut, serta konsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol untuk kasus ringan.
  2. Obat pereda nyeri (OAINS): Misalnya asam mefenamat untuk mengurangi nyeri haid.
  3. Terapi hormon: Seperti pil KB untuk mengurangi menstruasi berat dan nyeri.
  4. Ablasi endometrium: Menghancurkan lapisan endometrium (jika belum terlalu dalam ke otot rahim).
  5. High-Intensity Focused Ultrasound (HIFU): Menghancurkan jaringan endometrium dengan ultrasound khusus.
  6. Adenomiektomi: Operasi pengangkatan jaringan adenomiosis pada rahim.
  7. Embolisasi arteri uterina: Menghambat aliran darah ke area adenomiosis sehingga jaringan mengecil.
  8. Histerektomi: Operasi pengangkatan seluruh rahim, biasanya menjadi pilihan terakhir jika metode lain tidak efektif dan pasien sudah tidak berencana untuk hamil lagi.

 

Komplikasi

Adenomiosis dapat menimbulkan beberapa komplikasi, salah satunya adalah anemia akibat perdarahan menstruasi yang banyak dan berkepanjangan. Anemia ini membuat tubuh kekurangan sel darah merah sehingga memicu gejala seperti lemas, pucat, pusing, hingga sesak napas. Selain itu, penderita juga dapat mengalami penurunan kualitas hidup karena nyeri dan ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bahkan dapat memengaruhi produktivitas, hubungan sosial, dan kesehatan mental, sehingga penanganan yang tepat sangat diperlukan.

 

Pencegahan

Tidak ada cara pasti untuk mencegah adenomiosis sepenuhnya, tetapi dapat mengurangi risiko dengan:

  • Pola makan sehat, bergizi lengkap dan seimbang
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal, serta menurunkan berat badan jika mengalami obesitas
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan dan kandungan secara rutin

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


hormone-amh.png
11/Aug/2025

Kesuburan sering kali menjadi topik yang baru dibicarakan saat pasangan mengalami kesulitan untuk hamil. Padahal, memahami kondisi reproduksi sejak dini bisa menjadi langkah proaktif untuk merencanakan masa depan keluarga. Salah satu tes yang kini banyak direkomendasikan oleh dokter kandungan untuk menilai potensi kesuburan wanita adalah tes hormon AMH (Anti-Müllerian Hormone). Tes ini bisa memberikan gambaran tentang cadangan ovarium seorang wanita—yaitu jumlah sel telur yang masih tersedia.

Pengenalan: Apa Itu Hormon AMH?

Anti-Müllerian Hormone (AMH) adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel dalam folikel ovarium (kantung kecil berisi sel telur). Kadar hormon ini bisa digunakan untuk memperkirakan jumlah sel telur yang tersisa dalam ovarium atau dikenal juga sebagai cadangan ovarium.

Tes hormon AMH dilakukan melalui pengambilan sampel darah. Tes ini menjadi indikator penting bagi wanita yang ingin mengetahui kesuburannya, terutama bagi yang merencanakan kehamilan di usia lebih matang atau yang sedang menjalani program bayi tabung (IVF).

 

Tujuan dan Indikasi Tes Hormon AMH

Tes AMH dilakukan dengan berbagai tujuan medis, antara lain:

  1. Menilai cadangan ovarium
    • Mengidentifikasi apakah seorang wanita memiliki jumlah sel telur yang memadai.
    • Membantu dokter dalam menyarankan waktu terbaik untuk kehamilan.
  2. Memprediksi respon terhadap stimulasi ovarium
    • Terutama pada pasien yang akan menjalani program IVF. Tes ini membantu memperkirakan seberapa banyak folikel yang akan merespon obat stimulasi.
  3. Mendiagnosis gangguan reproduksi
    • Misalnya sindrom ovarium polikistik (PCOS), di mana kadar AMH bisa sangat tinggi.
    • Menilai kemungkinan menopause dini jika kadar AMH sangat rendah.
  4. Pemantauan kondisi tertentu
    • Seperti sebelum dan sesudah pengobatan kanker yang memengaruhi kesuburan (kemoterapi atau radioterapi).

 

Peringatan dan Kontraindikasi Tes Hormon AMH

Meskipun tes AMH cukup aman dan non-invasif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Tidak bisa berdiri sendiri
     Tes AMH tidak bisa memberikan gambaran utuh tentang kesuburan. Diperlukan tes lain seperti USG ovarium atau pemeriksaan hormon FSH/LH untuk analisis lebih lengkap.
  • Tidak bisa memprediksi kehamilan secara pasti
     Kadar AMH tidak berkaitan langsung dengan kemampuan embrio menempel di rahim atau keberhasilan kehamilan.
  • Tidak ada kontraindikasi medis berat
     Karena tes ini hanya berupa pengambilan darah, hampir semua orang dapat menjalani tes ini tanpa risiko khusus.

 

Sebelum Melaksanakan Tes Hormon AMH

Tes ini sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan persiapan khusus. Namun, beberapa hal bisa diperhatikan:

  • Tidak perlu puasa
     Tes AMH bisa dilakukan kapan saja, tidak tergantung pada siklus menstruasi atau waktu tertentu.
  • Informasikan pada dokter
     Jika sedang mengonsumsi pil KB, hormon, atau sedang menjalani pengobatan tertentu, beri tahu dokter karena beberapa obat bisa mempengaruhi hasil tes.
  • Tenang dan rileks
     Meskipun sederhana, datang dalam kondisi tenang akan membuat proses pengambilan darah lebih nyaman.

 

Prosedur Tes Hormon AMH

Berikut langkah-langkah dalam tes AMH:

  1. Registrasi dan pemeriksaan awal
     Pasien akan diminta mengisi data dan duduk di ruang pengambilan darah.
  2. Pengambilan sampel darah
    • Lengan akan dibersihkan dengan alkohol.
    • Jarum dimasukkan ke pembuluh darah di lengan untuk mengambil sampel.
    • Darah ditampung dalam tabung khusus.
  3. Selesai dalam hitungan menit
     Prosedur biasanya hanya memakan waktu kurang dari 5 menit.

 

Setelah Melakukan Tes Hormon AMH

Setelah tes, beberapa hal berikut bisa diperhatikan:

  • Aktivitas normal
     Pasien bisa langsung beraktivitas seperti biasa.
  • Hasil tes
     Biasanya keluar dalam 1–3 hari, tergantung fasilitas laboratorium.
  • Konsultasi lanjutan
     Hasil AMH harus dikonsultasikan dengan dokter untuk interpretasi yang tepat, karena nilai normal bisa bervariasi tergantung usia dan tujuan tes.

 

Efek Samping Tes Hormon AMH

Karena prosedur ini hanya melibatkan pengambilan darah, efek samping sangat minimal, seperti:

  • Nyeri ringan atau memar di area bekas suntikan.
  • Pusing atau tidak nyaman saat pengambilan darah (terutama jika fobia jarum).
  • Infeksi ringan (sangat jarang), jika prosedur tidak steril.

Secara umum, tes AMH adalah prosedur yang aman dan cepat.

 

Tes hormon AMH bisa menjadi alat penting untuk mengetahui kondisi cadangan sel telur wanita, terutama bagi yang merencanakan kehamilan atau menjalani terapi kesuburan. Meskipun bukan satu-satunya indikator kesuburan, hasil tes ini bisa memberikan informasi yang berguna sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh. Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk mengetahui kesuburanmu, tidak ada salahnya berdiskusi dengan dokter dan mempertimbangkan tes ini.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Fakta-Manfaat-Madu-untuk-Program-Hamil-Mitos-atau-Nyata.png
11/Aug/2025

Dalam kehidupan rumah tangga, kehadiran buah hati merupakan dambaan bagi banyak pasangan. Namun, bagi sebagian orang, proses untuk memiliki momongan tidak selalu mudah dan cepat. Maka tak jarang, berbagai cara alami pun dicoba demi meningkatkan peluang kehamilan, salah satunya adalah dengan mengonsumsi madu. Bukan hanya sebagai pemanis alami, ternyata madu sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan dipercaya memiliki manfaat untuk menyuburkan kandungan. Tapi, seberapa besar kebenaran dari manfaat ini? Mari kita bahas faktanya secara lengkap!

 

Pengenalan: Apa Itu Madu dan Kandungannya?

Madu adalah cairan alami yang dihasilkan oleh lebah dari nektar bunga. Di dalam madu, terdapat berbagai zat yang sangat bergizi, seperti:

  • Enzim alami
  • Antioksidan
  • Vitamin (B, C)
  • Mineral (kalsium, zat besi, magnesium, kalium)
  • Asam amino

Dengan kombinasi kandungan tersebut, madu tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan secara umum, tapi juga diduga bisa membantu memperbaiki fungsi reproduksi, baik pada pria maupun wanita.

 

Kaitan Madu dengan Kesuburan Wanita

Beberapa penelitian dan pengobatan tradisional percaya bahwa madu bisa membantu menyuburkan kandungan, karena:

  • Mengandung antioksidan tinggi yang bisa melindungi sel telur dari kerusakan.
  • Membantu menyeimbangkan hormon reproduksi, seperti estrogen dan progesteron.
  • Meningkatkan sirkulasi darah ke organ reproduksi.
  • Membantu meningkatkan kualitas lendir serviks, yang penting untuk pembuahan.

Meski belum banyak studi ilmiah modern yang secara spesifik meneliti manfaat madu terhadap kesuburan wanita, namun manfaat-manfaat secara tidak langsung ini membuat madu layak dicoba sebagai bagian dari gaya hidup sehat menuju kehamilan.

 

Manfaat Madu untuk Menyuburkan Kandungan

Berikut ini adalah manfaat madu yang diyakini dapat mendukung kesuburan kandungan:

  1. Meningkatkan Imunitas Tubuh

Sistem imun yang baik penting untuk keberhasilan pembuahan dan menjaga kehamilan. Madu membantu meningkatkan daya tahan tubuh dengan kandungan antioksidan dan antibakterinya.

  1. Menyeimbangkan Hormon

Beberapa kasus infertilitas disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Madu memiliki sifat adaptogenik yang membantu tubuh menyesuaikan produksi hormon secara alami.

  1. Mengatasi Masalah Menstruasi

Madu, terutama jika dicampur dengan kayu manis, dipercaya dapat mengurangi nyeri haid, memperlancar siklus menstruasi, dan memperbaiki ovulasi.

  1. Meningkatkan Energi dan Vitalitas

Proses program hamil bisa menimbulkan stres. Kandungan gula alami dalam madu memberi energi tanpa menimbulkan lonjakan kadar gula darah berlebihan.

  1. Detoksifikasi Tubuh

Kandungan enzim dan zat antibakteri dalam madu membantu membersihkan racun yang dapat mengganggu sistem reproduksi.

 

Jenis Madu yang Baik untuk Program Hamil

Tak semua madu punya kualitas yang sama. Jika ingin memanfaatkan madu untuk kesuburan, pilihlah:

  • Madu murni atau raw honey (bukan madu olahan atau yang ditambah gula)
  • Madu hutan (biasanya mengandung lebih banyak zat bioaktif)
  • Madu yang berasal dari lebah yang mengonsumsi tanaman herbal, seperti madu kurma, madu hitam, atau madu bunga randu

 

Tips Meningkatkan Kesuburan Secara Alami (Selain Mengonsumsi Madu)

Agar program hamil lebih maksimal, berikut beberapa tips lain yang bisa dikombinasikan dengan konsumsi madu:

  1. Perhatikan Pola Makan

Konsumsi makanan tinggi antioksidan, vitamin E, zinc, dan asam folat seperti buah-buahan, sayur hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

  1. Hindari Rokok dan Alkohol

Zat-zat beracun dalam rokok dan alkohol dapat merusak sel telur dan sperma.

  1. Atur Berat Badan Ideal

Baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat mengganggu siklus ovulasi.

  1. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik membantu mengurangi stres dan memperlancar sirkulasi darah ke organ reproduksi.

  1. Kurangi Stres

Stres yang berkepanjangan bisa mengganggu keseimbangan hormon. Lakukan relaksasi, meditasi, atau kegiatan yang menyenangkan.

  1. Konsultasi dengan Dokter

Jika sudah berusaha lebih dari setahun tanpa hasil, segera lakukan pemeriksaan kesuburan bersama pasangan.

 

Madu memang bukan obat ajaib yang langsung bisa menyuburkan kandungan dalam semalam. Namun, dengan kandungan nutrisi alaminya, madu bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang mendukung program kehamilan. Selama dikonsumsi dalam takaran wajar dan dikombinasikan dengan pola hidup sehat, madu bisa menjadi teman baik dalam usaha menjemput buah hati.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Faktor-Faktor-yang-Menentukan-Keberhasilan-Program-Bayi-Tabung.png
08/Aug/2025

Bagi pasangan yang telah lama menantikan kehadiran buah hati, program bayi tabung atau IVF (In Vitro Fertilization) sering menjadi salah satu jalan keluar yang memberi harapan. Prosedur ini biasanya ditempuh ketika upaya hamil secara alami terkendala masalah kesuburan. Meski teknologi IVF semakin maju, hasilnya tetap tidak bisa dijamin seratus persen. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi peluang keberhasilan, dan memahaminya bisa membantu pasangan mempersiapkan diri secara fisik maupun mental.

Berikut berbagai faktor penting yang memengaruhi hasil program bayi tabung:

  1. Kadar Vitamin D

Vitamin D berperan besar dalam mendukung kualitas embrio dan keberhasilan proses implantasi di rahim. Kekurangan vitamin ini dapat mengurangi peluang hamil karena memengaruhi hormon reproduksi dan kesiapan rahim menerima embrio. Sumber vitamin D bisa didapat dari paparan sinar matahari, konsumsi makanan bergizi, dan suplemen jika diperlukan.

  1. Usia Ibu

Usia merupakan faktor dominan dalam keberhasilan IVF. Wanita di bawah 35 tahun memiliki peluang lebih besar dibandingkan yang berusia di atas 37 tahun, karena kualitas dan jumlah sel telur cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Inilah mengapa dokter sering menyarankan tidak menunda program bayi tabung.

  1. Kualitas Embrio

Keberhasilan IVF sangat bergantung pada kualitas embrio yang terbentuk dari sel telur dan sperma. Embrio yang sehat lebih mudah menempel di rahim dan berkembang menjadi janin. Fasilitas laboratorium yang memadai dan tenaga ahli embriologi yang berpengalaman juga berperan penting.

  1. Pola Hidup Sehat

Gaya hidup sehari-hari memberi pengaruh besar pada kesuburan. Merokok, mengonsumsi alkohol, kurang tidur, dan stres berat dapat mengurangi peluang keberhasilan. Sebaliknya, olahraga teratur, pola makan seimbang, istirahat cukup, dan berat badan ideal bisa meningkatkan peluang sukses.

  1. Kesehatan Rahim dan Organ Reproduksi

Rahim yang sehat adalah kunci keberhasilan implantasi embrio. Kondisi seperti polip, miom, atau endometriosis dapat mengganggu proses ini. Oleh karena itu, pemeriksaan medis seperti USG atau histeroskopi biasanya dilakukan sebelum memulai program bayi tabung.

  1. Kualitas dan Jumlah Sperma

Sperma yang jumlahnya cukup, bergerak dengan baik, dan berbentuk normal menjadi faktor penting dalam keberhasilan pembuahan. Pemeriksaan analisis sperma sering menjadi langkah awal bagi pria, disertai saran menjaga pola hidup sehat untuk meningkatkan kualitas sperma.

  1. Kesiapan Mental dan Emosional

Menjalani IVF bisa menjadi perjalanan yang melelahkan secara fisik sekaligus emosional. Tekanan, kecemasan, atau rasa takut gagal dapat memengaruhi kondisi tubuh. Dukungan dari pasangan, keluarga, serta bantuan konselor dapat membantu menjaga keseimbangan mental selama proses berlangsung.

  1. Pemilihan Klinik Fertilitas

Klinik dengan teknologi modern, laboratorium embriologi berstandar tinggi, dan dokter berpengalaman umumnya memiliki tingkat keberhasilan lebih baik. Penting untuk mencari informasi mendalam sebelum menentukan pilihan.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


bayi-tabung.png
08/Aug/2025

Bagi pasangan yang mengalami kesulitan untuk memiliki buah hati, program bayi tabung atau IVF (In Vitro Fertilization) kerap menjadi sinar harapan baru. Prosedur medis ini membuka peluang bagi mereka yang tidak berhasil melalui cara alami. Meski teknologi IVF terus berkembang dan tingkat keberhasilannya meningkat, risiko kegagalan tetap ada. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan program ini tidak berhasil menjadi langkah penting untuk mempersiapkan strategi terbaik.

Apa Itu Program Bayi Tabung?

Bayi tabung adalah metode pembuahan sel telur oleh sperma yang dilakukan di luar tubuh, kemudian embrio yang terbentuk ditanamkan kembali ke dalam rahim calon ibu. Proses ini memerlukan ketelitian tinggi, karena keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meski prosedur sudah dijalankan dengan tepat, hasilnya tidak selalu sesuai harapan.

Faktor Penyebab Gagalnya Program Bayi Tabung

  1. Usia dan Kualitas Sel Telur
    Usia wanita, khususnya di atas 35 tahun, menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan. Pada rentang usia ini, kualitas dan jumlah sel telur biasanya menurun, sehingga embrio yang terbentuk berisiko lemah atau tidak berkembang optimal. Bahkan jika embrio terbentuk, peluang menempel di dinding rahim bisa berkurang.
  2. Respon Tubuh terhadap Pengobatan
    Selama program IVF, dokter merangsang ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur. Namun, tidak semua tubuh merespons dengan baik. Ada yang memproduksi sel telur dalam jumlah sedikit atau kualitasnya rendah, sehingga menurunkan potensi keberhasilan.
  3. Kelainan Kromosom pada Embrio
    Embrio yang tampak sehat secara fisik bisa saja memiliki kelainan kromosom. Masalah genetik ini umumnya membuat embrio sulit berkembang menjadi kehamilan yang sehat, dan sering menjadi penyebab kegagalan implantasi.
  4. Gaya Hidup Tidak Sehat
    Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, kurang tidur, stres tinggi, dan pola makan yang buruk dapat menurunkan kualitas reproduksi. Berat badan yang terlalu rendah atau berlebih juga bisa memicu ketidakseimbangan hormon yang menghambat implantasi.
  5. Kegagalan Proses Implantasi
    Untuk memulai kehamilan, embrio harus menempel pada lapisan rahim (endometrium). Namun, implantasi bisa gagal meskipun embrio sehat, misalnya karena lapisan rahim terlalu tipis, adanya infeksi, atau kelainan seperti polip dan miom.
  6. Masalah pada Rahim
    Kesehatan rahim menjadi kunci penting. Kondisi seperti endometriosis, polip, fibroid, atau jaringan parut dapat menghalangi embrio untuk menempel. Lapisan rahim yang tidak cukup tebal juga menurunkan peluang keberhasilan.
  7. Ketidakseimbangan Hormon
    Progesteron dan estrogen berperan penting dalam mempersiapkan rahim. Bila kadarnya tidak seimbang, lapisan rahim bisa gagal mempersiapkan diri untuk menerima embrio.
  8. Kualitas Sperma yang Rendah
    Tidak hanya pihak wanita, kualitas sperma juga menentukan. Sperma dengan motilitas rendah atau bentuk abnormal dapat menghasilkan embrio yang lemah atau tidak berkembang.
  9. Kesalahan Teknis atau Laboratorium
    Faktor teknis seperti proses pengambilan sel telur, penanganan embrio, pembekuan, hingga transfer ke rahim sangat berpengaruh. Bahkan kesalahan kecil di laboratorium dapat berdampak besar pada hasil akhir.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


IVF.png
06/Aug/2025

Memiliki anak adalah impian banyak pasangan suami istri. Namun, kenyataannya tidak semua pasangan bisa langsung mewujudkan impian tersebut karena berbagai tantangan kesuburan. Di sinilah peran teknologi reproduksi berbantu seperti In Vitro Fertilization (IVF) atau yang dikenal sebagai bayi tabung menjadi solusi harapan.

Apa Itu IVF atau Bayi Tabung?

IVF adalah prosedur medis di mana pembuahan sel telur oleh sperma dilakukan di luar tubuh, tepatnya di laboratorium. Setelah terjadi pembuahan, embrio yang terbentuk akan ditanamkan ke dalam rahim perempuan. Prosedur ini umumnya dilakukan oleh pasangan yang mengalami hambatan kehamilan karena:

  • Tuba falopi tersumbat
  • Gangguan ovulasi
  • Kualitas sperma yang rendah
  • Infertilitas tanpa sebab yang jelas

Tingkat Keberhasilan IVF Berdasarkan Usia

Salah satu faktor utama yang memengaruhi keberhasilan program IVF adalah usia perempuan. Semakin muda usia perempuan, semakin besar peluang keberhasilannya:

  • Usia <35 tahun: 41–54% keberhasilan per siklus
  • Usia 35–37 tahun: 33–41%
  • Usia 38–40 tahun: 23–27%
  • Usia 41–42 tahun: 13–15%
  • Usia >42 tahun: hanya sekitar 4–5%, sehingga sering disarankan menggunakan donor sel telur

Jenis Embrio dan Pengaruhnya

Selain usia, jenis embrio juga memengaruhi tingkat keberhasilan IVF:

  • Embrio segar (fresh transfer): Ditanamkan langsung setelah pembuahan. Keberhasilan sekitar 35–45%.
  • Embrio beku (frozen embryo transfer/FET): Ditanamkan di siklus berikutnya setelah proses pembekuan. Dalam banyak kasus, keberhasilannya justru lebih tinggi, yakni 40–50%.

Data Klinik IVF di Indonesia

Berbagai klinik IVF di Indonesia mencatatkan tingkat keberhasilan yang menjanjikan:

  • Morula IVF: Hingga 71,4% keberhasilan dengan embrio hasil PGT-A, dan 75% dengan metode ICSI. Tingkat kelangsungan hidup embrio beku mencapai 99%.
  • Siloam Hospitals (Blastula IVF): 50% keberhasilan pada siklus segar, dan 60% pada siklus beku.
  • Klinik Bocah Indonesia: 51% keberhasilan untuk pasien <35 tahun, 44% pada usia 35–39 tahun, dan 26% untuk usia >40 tahun.

Peran Jumlah Siklus IVF dalam Keberhasilan

Keberhasilan IVF tidak selalu tercapai dalam satu siklus. Peluang kumulatif meningkat dengan semakin banyaknya percobaan:

  • 1 siklus: 25–40% peluang hamil
  • 2 siklus: 50–60%
  • 3 siklus atau lebih: hingga 70% atau lebih, tergantung kondisi masing-masing pasangan

Tips Meningkatkan Peluang Keberhasilan IVF

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi keberhasilan program bayi tabung:

  1. Menjaga gaya hidup sehat
    Konsumsi makanan bergizi, hindari rokok dan alkohol, serta pertahankan berat badan ideal.
  2. Mengelola stres
    Stres dapat mengganggu keseimbangan hormon. Konseling atau terapi bisa menjadi solusi.
  3. Pemeriksaan tambahan
    Tes genetik seperti PGT-A dan teknik ICSI sangat membantu dalam memilih embrio terbaik.
  4. Pilih klinik IVF terpercaya
    Klinik dengan laboratorium embriologi modern dan dokter berpengalaman memiliki peluang keberhasilan lebih tinggi.
  5. Jalani pola hidup teratur
    Tidur cukup, olahraga ringan, serta hubungan emosional yang baik dengan pasangan akan sangat menunjang proses.

Bagaimana Jika IVF Gagal?

Kegagalan IVF dapat terjadi karena berbagai alasan: kualitas embrio, kondisi rahim, hingga faktor hormonal. Namun, kegagalan bukanlah akhir. Evaluasi menyeluruh akan membantu menentukan langkah selanjutnya. Banyak pasangan yang baru berhasil setelah 2–3 kali percobaan.

 

IVF merupakan inovasi penting yang memberikan harapan nyata bagi pasangan yang kesulitan memiliki anak. Meskipun tingkat keberhasilannya dipengaruhi oleh banyak faktor, dengan perencanaan yang matang, pola hidup sehat, dan dukungan medis yang tepat, peluang kehamilan bisa meningkat secara signifikan.

Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan program bayi tabung, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis fertilitas untuk mendapatkan strategi terbaik menuju kehamilan yang diidamkan.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


fertilisasi.png
06/Aug/2025

Kehamilan bukan sekadar peristiwa biologis biasa. Ia adalah proses alami yang sangat kompleks dan menakjubkan, dimulai dari pertemuan dua sel kecil—sperma dan sel telur—hingga lahirnya seorang bayi ke dunia. Meskipun terjadi dalam tubuh perempuan, banyak orang belum memahami secara utuh bagaimana proses fertilisasi berlangsung hingga terciptanya kehidupan baru. Artikel ini akan membawa Anda memahami setiap langkah penting dari awal proses pembuahan hingga berkembangnya janin dalam kandungan.

 

Apa Itu Fertilisasi?

Fertilisasi adalah proses bersatunya sel sperma dari pria dengan sel telur dari wanita. Biasanya terjadi di tuba falopi, proses ini menjadi awal dari seluruh perjalanan kehamilan. Hasil dari proses ini adalah zigot—sel tunggal dengan materi genetik lengkap dari ayah dan ibu—yang akan berkembang menjadi embrio, lalu janin, dan akhirnya bayi.

 

Tahapan Sebelum Fertilisasi: Pembentukan Gamet

Sebelum terjadi pembuahan, tubuh laki-laki dan perempuan lebih dahulu membentuk sel reproduksi (gamet) melalui proses berikut:

  • Oogenesis
    Merupakan proses pembentukan dan pematangan sel telur di ovarium. Setiap bulan, satu sel telur matang dan dilepaskan ke tuba falopi melalui ovulasi.
  • Spermatogenesis
    Proses pembentukan sperma di testis yang berlangsung sejak pubertas dan terus berlanjut, menghasilkan jutaan sperma setiap harinya.

Saat ovulasi terjadi, sel telur siap dibuahi oleh sperma yang masuk ke dalam tubuh perempuan melalui hubungan seksual.

 

Langkah-Langkah Terjadinya Fertilisasi

  1. Masuknya Sperma ke Vagina
    Ketika pria mengalami ejakulasi, jutaan sperma masuk ke vagina dan mulai berenang menuju rahim dan tuba falopi.
  2. Perjalanan Sperma Menuju Sel Telur
    Hanya sebagian kecil sperma yang berhasil mencapai tuba falopi, tempat pembuahan terjadi.
  3. Penetrasi Sperma ke Sel Telur
    Satu sperma yang paling kuat menembus lapisan pelindung sel telur. Setelah itu, sel telur akan menutup akses masuk bagi sperma lainnya.
  4. Pembentukan Zigot
    Setelah inti sperma dan sel telur menyatu, terbentuklah zigot dengan susunan DNA lengkap.
  5. Perjalanan Zigot Menuju Rahim
    Zigot mulai membelah diri menjadi banyak sel sambil bergerak menuju rahim selama 5–7 hari.
  6. Implantasi di Rahim
    Zigot yang telah menjadi blastosista menempel di dinding rahim. Inilah awal dari kehamilan secara klinis.

 

Proses Kehamilan dalam Tiga Trimester

Setelah implantasi berhasil, tubuh mulai memproduksi hormon hCG untuk mendukung kehamilan. Selanjutnya, perkembangan janin berlangsung melalui tiga fase utama:

  • Trimester Pertama (Minggu 1–13)
    Embrio membentuk struktur dasar tubuh seperti otak, jantung, dan tulang belakang. Di akhir trimester ini, embrio berubah menjadi janin dengan bentuk tubuh yang mulai terlihat jelas.
  • Trimester Kedua (Minggu 14–26)
    Janin tumbuh pesat, organ dalam berkembang, dan ibu mulai merasakan gerakan janin. Gejala awal kehamilan biasanya mulai berkurang.
  • Trimester Ketiga (Minggu 27–40)
    Janin tumbuh makin besar dan matang. Paru-paru berkembang sempurna dan posisi janin mulai menyesuaikan diri untuk proses persalinan.

 

Ketika Fertilisasi Tidak Terjadi

Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mati dalam waktu 24 jam. Lapisan rahim yang sudah dipersiapkan untuk implantasi akan luruh dan keluar melalui menstruasi. Siklus ini akan terulang setiap bulan.

 

Alternatif: Teknologi Fertilisasi Buatan

Bagi pasangan yang kesulitan memiliki anak secara alami, tersedia metode medis seperti:

  • Intrauterine Insemination (IUI)
    Sperma dimasukkan langsung ke dalam rahim saat masa subur untuk meningkatkan peluang pembuahan.
  • In Vitro Fertilization (IVF)
    Dikenal sebagai program bayi tabung. Sel telur dan sperma dibuahi di laboratorium, lalu embrio dimasukkan ke dalam rahim.

 

Kehamilan Kembar: Bagaimana Terjadi?

Kehamilan kembar bisa terjadi melalui dua cara:

  • Pembelahan satu zigot menjadi dua menghasilkan kembar identik.
  • Dua sel telur dibuahi dua sperma yang berbeda, menghasilkan kembar fraternal (tidak identik).

Kembar lebih sering terjadi pada program bayi tabung, ibu dengan riwayat kembar, atau usia kehamilan di atas 35 tahun.

 

Fertilisasi adalah proses alamiah yang sangat penting dan luar biasa, menandai awal dari sebuah kehidupan baru. Memahami bagaimana kehamilan terjadi bukan hanya memperluas wawasan, tetapi juga menumbuhkan rasa syukur atas kecanggihan tubuh manusia dalam menciptakan kehidupan. Dengan pengetahuan ini, kita bisa lebih menghargai dan menjaga kesehatan reproduksi dengan bijak.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Waspadai-Leukosit-Tinggi-saat-Hamil-Ini-Penyebab-dan-Kapan-Harus-ke-Dokter.png
04/Aug/2025

Selama masa kehamilan, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan fisiologis, termasuk pada sistem kekebalan tubuh. Salah satu yang kerap ditemukan dalam pemeriksaan laboratorium adalah peningkatan jumlah sel darah putih atau leukosit. Meski kondisi ini bisa tergolong normal, leukosit tinggi pada ibu hamil tetap perlu diperhatikan karena bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu.

Leukosit Tinggi dan Perubahan Normal saat Hamil

Secara alami, kadar leukosit dalam darah memang cenderung meningkat selama kehamilan. Peningkatan ini merupakan bagian dari respons sistem imun yang bekerja lebih aktif untuk melindungi tubuh ibu dan janin dari potensi infeksi. Biasanya, jumlah leukosit meningkat secara bertahap, terutama pada trimester ketiga atau menjelang persalinan.

Namun demikian, lonjakan leukosit yang terlalu tinggi atau disertai gejala tertentu tidak boleh dianggap sepele.

Penyebab Leukosit Tinggi pada Ibu Hamil

Berikut beberapa penyebab umum peningkatan leukosit selama kehamilan:

  1. Infeksi
    Salah satu penyebab utama leukosit tinggi adalah infeksi, baik bakteri, virus, maupun jamur. Infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran pernapasan, hingga infeksi gigi dan gusi bisa menjadi pencetus. Kondisi ini biasanya disertai demam, nyeri, atau keluhan lain.
  2. Stres Fisik dan Emosional
    Kehamilan adalah masa penuh tekanan, baik secara fisik maupun emosional. Stres kronis dapat memicu peningkatan produksi leukosit sebagai bagian dari respons tubuh terhadap tekanan.
  3. Peradangan atau Cedera
    Peradangan dalam tubuh akibat luka atau kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan kadar leukosit meningkat.
  4. Reaksi Alergi
    Reaksi alergi yang berat juga bisa memicu peningkatan jumlah sel darah putih, khususnya jenis eosinofil.
  5. Efek Obat atau Pengobatan Tertentu
    Beberapa jenis obat atau terapi yang digunakan selama kehamilan dapat mempengaruhi kadar leukosit.

Kapan Harus Waspada?

Meskipun peningkatan leukosit bisa bersifat fisiologis, ibu hamil perlu waspada jika disertai gejala berikut:

  • Demam tinggi
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Rasa lemas berlebihan
  • Batuk disertai dahak
  • Luka atau bengkak yang tidak kunjung sembuh

Kondisi-kondisi ini dapat menandakan adanya infeksi yang memerlukan penanganan medis segera.

Perlukah Pengobatan?

Jika peningkatan leukosit tergolong ringan dan tidak disertai keluhan, biasanya tidak diperlukan penanganan khusus. Namun, bila ditemukan infeksi atau gangguan lain, dokter mungkin akan meresepkan pengobatan sesuai penyebabnya, seperti antibiotik yang aman bagi ibu hamil.

Pemeriksaan Rutin Sangat Penting

Untuk memastikan kehamilan berjalan sehat, ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan ini tidak hanya memantau leukosit, tetapi juga hemoglobin, trombosit, dan parameter penting lainnya.

Peningkatan leukosit saat hamil bisa merupakan hal yang normal, tetapi juga bisa menjadi tanda infeksi atau masalah kesehatan lain. Jika disertai gejala yang mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kandungan agar mendapatkan penanganan tepat.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.