fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595
Category filter:AllInformationKesehatanTipsUncategorizedVideo
No more posts

Artikel

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda dan keluarga
tanda-hamil.png
25/Feb/2023

Tanda kehamilan di minggu pertama sering kali tidak terasa signifikan, sehingga banyak calon ibu yang tidak menyadarinya. Padahal, momen kehadiran dan pertumbuhan bayi di dalam rahim bisa saja menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu. Agar ibu tidak melewatkan momen kehadiran bayi di dalam perut, ketahui tanda-tanda kehamilan minggu pertama. Mungkin ini kedengarannya aneh untuk calon ibu, tetapi pada minggu pertama sebenarnya kehamilan belum benar-benar terjadi. Karena, kehamilan dihitung selama 40 minggu sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan baru terjadi hanya ketika tubuh melepaskan sel telur dari ovarium yang biasanya terjadi antara akhir minggu ke-2 atau awal minggu ke-3. Pelepasan sel telur ini disebut masa subur atau ovulasi yang berarti kamu subur dan siap untuk hamil. Agar bisa terjadi kehamilan, sel telur yang sudah dilepaskan harus bertemu sperma pada tuba fallopi. Siklus ovulasi yang biasanya terjadi pada hari ke-13 sampai ke-20 setelah HPHT akan menentukan tanggal pembuahan. Ovulasi juga dipengaruhi oleh seberapa lama siklus haid seorang wanita. Rata-rata wanita memiliki siklus menstruasi sekitar 28 hari, tetapi sebagian wanita memiliki siklus yang berbeda. Untuk mengetahui siklus menstruasi, kamu bisa mencatat tanggal menstruasi selama beberapa bulan, mengukur suhu basal tubuh (suhu tubuh saat baru bangun tidur di pagi hari) menjelang ovulasi, atau mengamati tekstur cairan vagina yang terlihat lebih jernih dan licin. Kamu juga bisa menggunakan cara praktis, yaitu dengan menggunakan alat tes ovulasi.

Tanda Kehamilan di Minggu Pertama

Selain tidak dapat haid, gejala minggu pertama kehamilan sebenarnya mirip seperti gejala minggu pertama siklus menstruasi. Berikut ini adalah tanda kehamilan di minggu pertama:

  • Mual dan Muntah

Mual dan muntah pada kehamilan di minggu pertama dikenal juga sebagai morning sickness. Meskipun dikenal sebagai morning sickness, mual dan muntah dapat terjadi kapan saja. Morning sickness umumnya terjadi di minggu pertama hingga minggu ke 9.

  • Perut Kembung

Hampir serupa dengan tanda-tanda di awal siklus menstruasi, tanda kehamilan di minggu pertama juga menyebabkan kamu mengalami perut kembung. Hal ini terjadi akibat adanya perubahan hormon yang membuat sistem pencernaan menjadi lebih lambat dalam menjalankan prosesnya sehingga memicu perut kembung.

  • Perubahan pada Payudara

Payudara akan mengalami perubahan di minggu pertama kehamilan dengan terlihat lebih besar. Selain itu, payudara akan terasa lebih lembut dan halus. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada tubuh ibu hamil.

  • Kelelahan

Kelelahan menjadi keluhan yang kerap dialami ibu hamil di minggu pertama. Hal ini disebabkan hormon progesteron yang meningkat, sehingga menyebabkan ibu mengalami kelelahan dan mengantuk sepanjang menjalani kehamilan.

  • Kram Perut Disertai Bercak Darah

Kram perut menjadi salah satu tanda kehamilan di minggu pertama. Kram perut biasanya akan disertai munculnya bercak darah. Hal ini bisa terjadi karena ada proses implantasi janin ke rahim. Bercak darah yang disebabkan oleh implantasi biasanya akan memiliki jumlah yang lebih sedikit dari menstruasi, memiliki warna merah muda hingga kecoklatan, kram perut yang dirasakan juga lebih ringan dibandingkan menstruasi, dan bercak darah yang keluar tidak lebih dari 3 hari.


sperm.png
22/Feb/2023

Bagi pria, memiliki sperma sehat merupakan salah satu faktor agar pasangan bisa hamil. sperma dibutuhkan untuk melengkapi terjadinya proses pembuahan. Apabila wanita mempunyai siklus masa subur, maka yang perlu diperhatikan pria adalah sperma atau air mani yang baik, sehat, dan juga subur. Tidak semua pria mempunyai ciri-ciri sperma yang baik atau sehat. Hal ini karena banyak faktor yang memengaruhi kesehatan sperma seperti gaya hidup. Apabila tidak dijaga dengan baik, kondisi ini bisa memicu terjadinya infertilitas pada pria di kemudian hari.

Ciri-ciri Sperma yang Sehat

  • Jumlah Sperma

Jumlah sperma merupakan salah satu hal yang menentukan kualitas serta ciri-ciri sperma yang sehat. Normalnya, sperma yang sehat dan subur biasanya memiliki jumlah di atas 15 juta setiap milimeter semen atau air mani. Dapat dikatakan, air mani yang sehat berarti memiliki jumlah yang cukup, sehingga memiliki peluang besar untuk membuahi sel telur. Jika sperma terlalu sedikit dari angka minimum atau sperma tidak keluar, kemungkinan terjadinya kehamilan pada pasangan juga cenderung rendah.

  • Pergerakan Sperma

Ciri-ciri sperma sehat berikutnya adalah pergerakan atau motilitas sperma. Untuk bisa berhasil membuahi sel telur, sperma harus bisa bergerak dengan cara berenang ke dalam rahim wanita. Normalnya, sperma mampu bergerak lincah dan berenang melalui serviks, uterus, dan tuba falopi untuk mencapai sel telur.

  • Struktur Sperma

ciri sperma yang sehat adalah struktur atau morfologi dari sperma itu sendiri. Pada umumnya, sperma memiliki struktur kepala dengan bantuk oval dan ekor yang panjang jika dilihat melalui mikroskop. Struktur sperma yang lengkap dan sempurna adalah ciri bahwa Anda memiliki sperma dengan kualitas baik. Di samping itu, struktur sperma yang normal juga mendukung kelincahan dan kemampuan untuk berenang di dalam rahim.

  • Likuifaksi sperma

likuifikasi juga bisa dijadikan salah stau cara untuk menentukan kualitas sperma yang baik. Likuifikasi merupakan kemampuan sperma yang berubah dari gel menjadi cairan. Umumnya dalam suhu ruangan, air mani atau sperma dapat mencair dari bentuk kental sekitar 15-20 menit. Sperma yang tidak mencair pada rentang waktu tersebut akan sulit atau tidak dapat berenang menuju sel telur.

  • pH Sperma

mengetahui kadar pH juga bisa menjadi tolak ukur dari sperma yang sehat dan juga subur. Sperma berkualitas baik umumnya memiliki kadar pH sekitar 7,2-7,8 alias basa. Kadar pH air mani yang rendah dapat mengindikasikan infeksi pada kesehatan organ pria.

  • Jumlah Air Mani saat Ejakulasi

Jumlah semen atau air mani yang diproduksi saat sedang ejakulasi rupanya juga menjadi ciri sperma yang sehat. Sperma dibilang subur jika pria mampu menghasilkan sekitar 2-5 ml semen dalam satu kali ejakulasi. jika air mani yang keluar di bawah jumlah normal, besar kemungkinan bahwa Anda memiliki masalah kesehatan pada kelenjar prostatnya. Akan tetapi, kelebihan jumlah sperma juga dapat menandakan konsentrasi sperma yang terlalu cair.

Cara Menjaga Sperma Tetap Sehat

Berikut cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas serta mendapatkan sperma yang sehat:

  • Hindari Alkohol dan Rokok
  • Diet Sehat
  • Kelolah Stress
  • Olah raga

bad-habit.png
17/Feb/2023

Beberapa pasangan suami istri yang belum mempunyai keturunan di 1-2 tahun pernikahannya bukan berarti mereka mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan. Namun, faktor yang menyebabkan sang istri susah hamil bisa disebabkan karena kebiasaan yang dilakukan. Jangan buru-buru untuk langsung merencanakan program bayi tabung, karena bisa jadi sepasang suami istri hanya perlu merubah pola hidupnya saja untuk bisa mendapatkan keturunan.

Kebiasaan Yang Bisa Menyebabkan Susah Wanita Susah Hamil

Kehamilan merupakan sebuah anugerah yang tidak diketahui kapan datangnya. Sebelum kehamilan itu tiba, sebagai wanita sekaligus calon ibu, penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebelum melakukan terapi-terapi lain yang bisa membuat cepat hamil, alangkah baiknya hindari kebiasaan yang menyebabkan susah hamil pada wanita seperti yang tertulis dibawah ini, antara lain :

  1. Bermain smartphone sampai larut malam

Berdasarkan penelitian dari para ahli di Jepang menyatakan bahwa, sinar radiasi yang dipancarkan oleh smartphone bisa mengganggu kesuburan pada wanita. Selain itu, bermain smartphone sampai larut malam akan membuat tubuh semakin merasa lelah, sehingga hal tersebut mengganggu pola tidur.

  1. Pola tidur yang buruk

Kebiasaan ini sering terjadi terutama pada wanita yang bekerja. Jam kerja serta aktivitas yang terlalu padat terkadang membuat beberapa orang mengalami insomnia. Jika ingin cepat mempunyai keturunan, cobalah untuk tidak meneruskan kebiasaan tersebut. Karena dampak dari pola tidur yang tidak baik akan menyerang daya tahan tubuh. Kemudian jika terus berlanjut, maka akan ada gangguan yang dialami oleh organ reproduksi. Dan hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi proses kehamilan.

  1. Penggunaan make up yang terlalu sering

Ada beberapa make up yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti Phthalate. Phthalate adalah kelompok bahan kimia sintetis yang sangat berbahaya dan bisa mengganggu kesuburan pada wanita. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa, terkontaminasi phthalate membuat seorang wanita beresiko 2x lipat mengalami kegagalan implantasi pasca menjalani program bayi tabung (IVF).

  1. Menkonsumsi makanan siap saji terlalu sering

Teralalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji juga tidak akan memenuhi kebutuhan gizi tubuh sehari-hari. Hal tersebut bisa berdampak pada terganggunya keseimbangan hormone, terutama hormone reproduksi. Jika ingin cepat hamil maka sebaiknya hindari makanan cepat saji, dan lebih memperbanyak konsumsi makanan sehat yang mengandung lemak tak jenuh, Vit.D, B6 dan zinc setiap pagi untuk sarapan.

  1. Mengkonsumsi kopi terlalu sering

Terlalu sering mengkonsumsi kopi juga masuk kedalam kebiasaan yang menyebabkan susah hamil pada wanita. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa, banyaknya kandungan kafein yang dikonsumsi oleh seorang wanita bisa memicu terjadinya keguguran. Seorang wanita masih boleh mengkonsumsi kopi, hanya saja harus dibatasi jika memang ingin cepat hamil.


usia-hamil.png
16/Feb/2023

Sebagai kaum perempuan yang memiliki batasan usia produktif untuk mengandung, mengenali risko dan usia terbaik untuk hamil tentu sangat penting. Hal ini tidak bisa dianggap remeh, karena usia adalah salah satu faktor yang memengaruhi peluang keberhasilan untuk hamil. Semakin produktif usia, semakin tinggi pula peluang untuk hamil, begitu pula sebaliknya. setiap wanita yang tidak bermasalah pada sistem reproduksi dan belum masa menopause masih memiliki peluang untuk hamil. Sehingga, tidak ada patokan khusus usia terbaik untuk hamil. Namun, secara umum kesuburan seorang wanita akan menurun seiring bertambahnya usia. Selain itu, masa kehamilan di usia tua juga kemungkinan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, untuk ibu hamil maupun janin yang dikandungnya.

Daftar Usia Ideal Untuk Hamil dan Risiko

Ada beberapa rentang usia yang memiliki karakteristik hamil yang berbeda-beda. Hal ini cocok untuk pasangan dalam mengenali referensi terbaik dalam merencanakan kehamilan si buah hati. Usia-usianya antara lain :

  • Usia 20 tahun

Jika seorang wanita saat ini berada di usia 20-an, dari segi biologis, hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesuburan Anda sedang sangat tinggi dengan kualitas sel telur yang dihasilkan pun baik. Sehingga, bisa dikatakan untuk usia 20-an adalah usia ideal untuk hamil. Hal baiknya adalah kehamilan di usia 20-an juga memiliki risiko lebih rendah terkena gangguan-gangguan kehamilan, seperti:

  • Kompilasi dalam kehamilan
  • Melahirkan secara premature
  • Keguguran
  • Terlihat lebih muda saat mempunyai anak
  • Mengalami gangguan dalam organ reproduksi

 

  • Usia 30 tahun

Jika seorang wanita saat ini memasuki usia 30-an, yang artinya ia sudah siap untuk memiliki anak dan disarankan untuk tidak menunda-nunda kehamilan. Hal ini dikarenakan meski belum sepenuhnya drastis, namun tingkat kesuburuan sudah mulai menurun. Sedangkan, penurunan drastis akan terjadi setelah ia menginjak usia 35 tahun. Tidak hanya tingkata kesuburan saja yang menurun, ada juga beberapa gangguan kehamilan yang perlu di waspadai, seperti :

  • Bayi terlahir cacat
  • Persalinan yang membutuhkan waktu lama
  • Kompilasi dalam kehamilan
  • Keguguran

 

  • Usia 40 tahun keatas

Saat kehamilan terjadi di usia 40-an dan 50-an tergolong berisiko tinggi. Sebab, ada risiko komplikasi yang meningkat seiring bertambahnya usia. Ada beberapa hal yang menjadi catatan terutama terkait kesehatan calon ibu, sehingga dokter harus memonitor gula darah puasa dan tekanan darah untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Sehingga, berdasarkan teori dan kondisi kesehatan calon ibu, hamil di usia 40-an tentunya bukan hal yang ideal. Di usia tersebut, kesempatan yang dimiliki setiap bulan untuk hamil berkisar sekitar 5%. Hal ini berkaitan dengan jumlah pasokan sel telur yang tentu sudah berkurang dengan kualitasnya yang sudah menurun. ada juga beberapa risiko yang harus diwaspadai yakni risiko keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, ataupun bayi lahir cacat. Risiko lainnya adalah adanya komplikasi kehamilan, seperti hipertensi kehamilan, diabetes gestasional, ataupun gangguan dan masalah pada plasenta yang juga meningkat.


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.