fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595
Category filter:AllInformationKesehatanTipsUncategorizedVideo
No more posts

Artikel

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda dan keluarga
artikel-28.png
02/Jun/2025

Sindrom Polikistik Ovarium atau Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan reproduksi wanita usia subur. Kondisi ini muncul akibat ketidakseimbangan hormon yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur dan peningkatan kadar hormon androgen, yaitu hormon yang lebih dominan pada laki-laki.

Dampaknya tidak hanya mengganggu siklus reproduksi, tetapi juga bisa menyebabkan infertilitas dimana suatu kondisi ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi.

Secara global, PCOS menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi PCOS di dunia diperkirakan sekitar 3,4%. Di Amerika Serikat, sekitar lima juta wanita usia subur mengalami kondisi ini. Penelitian di beberapa negara Eropa menunjukkan prevalensi berkisar antara 6,5% hingga 8%. Di Asia Tenggara, khususnya Thailand, PCOS ditemukan pada 15,5% wanita dalam sebuah kohort penelitian, sementara di Australia prevalensinya mencapai 8,7%.

Di sisi lain, masalah infertilitas juga semakin mengkhawatirkan, dengan estimasi sekitar satu dari enam orang usia reproduktif di seluruh dunia mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan. Secara keseluruhan, sekitar 48,5 juta pasangan dan 186 juta individu di seluruh dunia hidup dengan tantangan infertilitas.

Di Indonesia sendiri, PCOS telah menjadi perhatian khusus dalam dunia medis. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesuburan, tetapi juga berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan toleransi glukosa, depresi, obstructive sleep apnea (OSA), serta peningkatan risiko terhadap kanker endometrium dan penyakit hati seperti nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan nonalcoholic steatohepatitis (NASH). Berdasarkan Konsensus Penanganan Infertilitas oleh Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), sekitar 2,5% perempuan Indonesia usia 15–49 tahun mengalami infertilitas primer.

Penanganan PCOS dan infertilitas membutuhkan pendekatan multidisipliner, salah satunya melalui perubahan gaya hidup. Pola makan sehat dan olahraga teratur menjadi langkah awal yang sangat efektif, terlebih karena obesitas dan resistensi insulin seringkali menjadi pemicu utama. Penurunan berat badan terbukti dapat menurunkan kadar androgen dan insulin dalam sirkulasi darah, memperbaiki profil lipid, serta meningkatkan kadar hormon FSH (follicle-stimulating hormone).

Hasilnya adalah berkurangnya gejala fisik seperti hirsutisme, kebotakan pola laki-laki (alopecia), jerawat, dan skin tags (tanda kulit), sekaligus membantu menormalkan siklus menstruasi dan merangsang ovulasi. Selain itu, pendekatan farmakologis juga sering kali dibutuhkan sebagai bagian dari terapi jangka panjang.

Mengingat pentingnya pemahaman sejak dini terhadap risiko PCOS dan infertilitas, keterlibatan remaja dan pasangan usia subur dalam upaya pencegahan dan edukasi menjadi sangat vital. Dengan pengetahuan yang memadai dan tindakan preventif yang tepat, risiko dampak jangka panjang dari gangguan ovulasi dan infertilitas pada perempuan dapat diminimalisasi, sehingga kualitas hidup dan kesehatan reproduksi perempuan Indonesia bisa lebih terjaga.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel.png
01/Jun/2025

Salah satu kunci utama dalam merencanakan kehamilan adalah mengetahui dengan pasti kapan masa subur terjadi. Masa subur merupakan periode di mana peluang terjadinya pembuahan berada pada titik tertinggi. Sayangnya, tak sedikit pasangan yang melewatkan momen penting ini karena kurangnya pemahaman atau kesalahan dalam perhitungan. Padahal, mengenali masa subur bukanlah hal yang terlalu rumit jika dilakukan dengan penuh ketelitian dan kesabaran.

Secara garis besar, masa subur dapat dikenali melalui beberapa cara: menghitung siklus haid, memperhatikan perubahan lendir serviks, mengukur suhu tubuh basal, hingga melakukan pemeriksaan USG. Setiap metode memiliki kelebihan masing-masing dan dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh setiap individu.

 

Menghitung Masa Subur Berdasarkan Siklus Haid

Cara yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan menghitung berdasarkan siklus menstruasi. Bagi wanita dengan siklus haid yang teratur, misalnya 28 hingga 30 hari, masa subur biasanya terjadi di tengah-tengah siklus, yakni sekitar hari ke-14. Masa subur berlangsung selama tujuh hari, dimulai tiga hari sebelum ovulasi dan berakhir tiga hari setelahnya. Sebagai ilustrasi, jika hari pertama menstruasi jatuh pada tanggal 1, maka masa subur diperkirakan antara tanggal 11 hingga 17.

Namun, bagaimana jika siklus haid tidak selalu 28 hari? Untuk mereka yang memiliki siklus lebih pendek atau lebih panjang, perhitungannya pun berbeda. Misalnya, jika menstruasi berikutnya diperkirakan terjadi pada 18 Agustus, maka sel telur kemungkinan besar keluar pada tanggal 2 hingga 4 Agustus, yaitu 14 hingga 16 hari sebelum haid berikutnya. Artinya, masa subur berlangsung sekitar tanggal 31 Juli hingga 7 Agustus.

Bagi yang mengalami siklus haid yang sangat tidak teratur, diperlukan pencatatan minimal selama 6 hingga 12 bulan. Kemudian, dilakukan perhitungan menggunakan rumus Ogino-Knaus. Siklus terpendek dikurangi 18, dan siklus terpanjang dikurangi 11. Misalnya, jika siklus terpendek adalah 28 hari dan terpanjang 40 hari, maka masa subur diperkirakan antara hari ke-10 hingga hari ke-29. Rentang waktu yang lebih panjang ini menggambarkan ketidakpastian akibat ketidakteraturan siklus haid.

Jika siklus menstruasi benar-benar kacau, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mencari penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang sesuai. Dengan demikian, masa subur dapat diketahui dengan lebih akurat.

 

Memantau Getah Lendir Serviks

Cara alami lain yang juga cukup akurat adalah mengamati perubahan pada getah lendir serviks. Lendir ini bisa diperiksa sendiri setiap hari. Pada masa subur, lendir akan mengalami perubahan khas: bersifat elastis, bening, lengket, dan menyerupai putih telur mentah. Jika lendir ditarik di antara dua jari, ia akan memanjang dan tidak mudah putus. Ciri ini disebut dengan istilah “spinbarkeit.”

Bila ingin hasil yang lebih pasti, lendir ini dapat diperiksa di bawah mikroskop oleh tenaga medis. Pada masa subur, lendir akan tampak membentuk pola seperti daun pakis, menandakan bahwa tubuh sedang mempersiapkan diri untuk proses pembuahan.

 

Mengukur Suhu Tubuh Basal

Metode yang satu ini membutuhkan kedisiplinan tinggi, tetapi hasilnya cukup bisa diandalkan. Suhu tubuh basal adalah suhu tubuh saat istirahat total, biasanya diukur setiap pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apapun. Gunakan termometer khusus dan tempelkan di bawah lidah selama 5-6 menit, lalu catat hasilnya setiap hari pada jam yang sama.

Selama masa ovulasi, suhu tubuh akan mengalami sedikit penurunan, kemudian meningkat tajam sekitar 0,2 hingga 0,5 derajat Celsius dan tetap tinggi selama beberapa hari. Jika suhu terus tinggi setelah ovulasi, kemungkinan besar telah terjadi pembuahan dan awal kehamilan.

Suhu normal tubuh wanita berkisar antara 35,5 hingga 36 derajat Celsius. Ketika ovulasi terjadi, suhu bisa naik menjadi 37 hingga 38 derajat Celsius. Bila grafik suhu yang dicatat setiap hari menunjukkan pola seperti ini secara konsisten selama tiga bulan, maka masa subur dapat diperkirakan dengan lebih tepat.

Namun, perlu diingat bahwa akurasi pengukuran bisa terganggu oleh beberapa faktor, seperti demam, tidur dekat sumber panas, atau pendingin udara yang terlalu dingin. Dalam kondisi seperti ini, hasil pengukuran mungkin tidak dapat diandalkan.

 

Pemeriksaan USG Serial

Bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi sangat tidak teratur, atau yang mengalami masalah reproduksi, pemeriksaan USG secara berkala bisa menjadi solusi. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat memantau langsung perkembangan folikel (calon sel telur) di ovarium hingga saat ovulasi tiba. USG serial dilakukan setiap 2-3 hari untuk mengamati perubahan yang terjadi di dalam ovarium. Ketika sel telur tampak matang dan siap keluar, maka dapat dipastikan masa subur sedang berlangsung.

Pemeriksaan USG tidak hanya berguna untuk mengetahui waktu ovulasi, tetapi juga bisa membantu mengevaluasi kondisi organ reproduksi secara keseluruhan.

 

Faktor Pendukung Terjadinya Kehamilan

Mengetahui masa subur saja belum cukup. Beberapa faktor lain juga turut menentukan keberhasilan terjadinya pembuahan dan kehamilan. Di antaranya adalah:

  • Infeksi pada organ reproduksi dapat menyebabkan kerusakan pada indung telur atau tuba Fallopi, yang menghambat pertemuan antara sel sperma dan sel telur. Saluran yang tersumbat membuat sperma tidak bisa mencapai tempat pembuahan, yaitu di bagian ampula dari tuba Fallopi.
  • Kualitas sel telur juga memegang peranan penting. Bila terjadi gangguan seperti kista, endometriosis, atau tumor pada indung telur, maka ovulasi pun akan terhambat.
  • Ketidakseimbangan hormon, khususnya hormon dari kelenjar hipofisis di otak, dapat memengaruhi kematangan sel telur. Jika kelenjar ini terganggu, misalnya oleh tumor, maka pematangan dan pelepasan sel telur bisa terhambat.
  • Lendir serviks yang mengandung antibodi terhadap sperma juga dapat menjadi penghalang. Dalam beberapa kasus, tubuh wanita justru menganggap sperma sebagai zat asing dan membentuk antibodi untuk melawannya. Hal ini bisa diketahui melalui uji pasca sanggama yang memeriksa kualitas lendir setelah hubungan seksual.
  • Kerusakan struktur rahim seperti adanya fibroid, tumor, atau kelainan bentuk juga bisa mengganggu keberhasilan implantasi janin.
  • Mengetahui Masa Subur adalah Investasi Awal Menuju Kehamilan

Mengenali masa subur merupakan langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju kehamilan. Dengan informasi yang akurat dan pemahaman yang baik, pasangan bisa mengatur waktu hubungan seksual agar peluang pembuahan menjadi lebih besar. Bila menemui hambatan, konsultasikan dengan dokter agar segera mendapatkan solusi yang tepat. Setiap wanita memiliki pola tubuh yang unik, dan mengenali pola itu adalah bagian penting dari merencanakan kehadiran buah hati yang dinanti.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-35.png
01/Jun/2025

Rahim yang sehat adalah fondasi utama dalam proses kehamilan. Organ ini bukan hanya tempat berkembangnya janin, tetapi juga penentu utama keberhasilan program hamil yang dijalani. Oleh karena itu, menjaga kesehatan rahim bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan.

Banyak faktor yang memengaruhi kondisi rahim, mulai dari pola makan, gaya hidup, hingga kondisi mental seperti stres dan kecemasan. Bila semua elemen ini dikelola dengan baik, maka peluang untuk memiliki kehamilan yang sehat dan bayi yang kuat akan semakin tinggi. Berikut ini adalah panduan lengkap yang bisa Anda terapkan untuk menjaga rahim tetap sehat dan subur.

 

Mengapa Rahim yang Sehat Itu Penting?

Rahim yang tidak sehat dapat memicu berbagai masalah kesehatan reproduksi. Beberapa di antaranya termasuk mioma rahim, kanker rahim, infeksi kandung kemih (sistitis), sindrom ovarium polikistik (PCOS), hingga tindakan histerektomi (pengangkatan rahim). Kondisi-kondisi ini dapat mempersulit proses kehamilan dan menurunkan tingkat kesuburan.

Meskipun otot rahim dikenal sebagai salah satu yang paling kuat dalam tubuh, namun organ ini bisa mengalami kerusakan akibat pola makan yang buruk, gaya hidup tidak sehat, atau penumpukan racun di tubuh. Selain itu, kebiasaan menahan buang air kecil atau jarang buang air besar juga bisa memberikan tekanan berlebih pada rahim.

Maka dari itu, menjaga rahim tetap sehat bukan hanya demi kehamilan, tapi juga penting untuk kualitas hidup secara menyeluruh.

 

Tips Menjaga Kesehatan Rahim agar Tetap Subur

1. Hindari Duduk Terlalu Lama

Duduk dalam waktu lama bisa menghambat sirkulasi darah ke area panggul, yang dapat menyebabkan dinding rahim menebal dan meningkatkan risiko endometriosis. Jika pekerjaan menuntut Anda untuk duduk lama, cobalah bangun dan bergerak setidaknya setiap 15–30 menit. Peregangan ringan bisa membantu memperlancar aliran darah dan menjaga kesehatan organ reproduksi.

2. Konsumsi Biji-bijian Utuh dan Kacang-kacangan

Biji-bijian seperti chia seed, gandum, quinoa, serta kacang-kacangan mengandung serat, protein, dan asam lemak omega-3 yang penting untuk hormon reproduksi. Makanan ini juga dapat membantu mengeluarkan kelebihan estrogen dari tubuh dan menurunkan risiko mioma serta kanker rahim. Selain itu, konsumsi rutin biji-bijian bisa membantu menjaga berat badan ideal yang penting untuk kesuburan.

3. Jaga Pola Tidur Teratur

Tidur yang cukup dan teratur memengaruhi kestabilan hormon reproduksi. Usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Kurangnya tidur bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon, siklus menstruasi tidak teratur, dan menurunkan peluang kehamilan.

4. Hindari Makanan Olahan dan Kemasan

Makanan instan dan olahan cenderung mengandung pengawet, pewarna buatan, dan pemanis sintetis yang dapat mengganggu hormon. Hindari juga produk berbahan dasar kedelai olahan yang mengandung fitoestrogen dalam jumlah tinggi karena bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Lebih baik konsumsi makanan segar yang dimasak sendiri dengan bahan alami.

5. Konsumsi Produk Susu

Susu, yogurt, dan mentega mengandung kalsium dan vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang dan jaringan rahim. Nutrisi ini membantu mencegah terbentuknya mioma dan menjaga rahim dalam kondisi optimal. Pilih produk susu yang berkualitas baik dan rendah gula tambahan.

6. Perbanyak Asupan Vitamin C

Buah-buahan kaya vitamin C seperti jeruk, kiwi, jambu, lemon, dan sayuran seperti brokoli dan paprika merah membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah infeksi pada rahim. Vitamin C juga berperan sebagai antioksidan yang menjaga kesehatan jaringan rahim dan sistem reproduksi secara umum.

7. Jangan Lupakan Sayuran Hijau

Sayuran seperti bayam, kale, dan selada kaya akan serat, mineral, dan fitoestrogen yang membantu menstabilkan kadar hormon dalam tubuh. Serat membantu membuang hormon berlebih dan menjaga keseimbangan pH pada rahim, sedangkan mineral mendukung fungsi saraf dan otot yang menunjang kesehatan reproduksi.

8. Kelola Stres dengan Baik

Stres yang tidak terkendali bisa memengaruhi siklus menstruasi dan memicu peradangan dalam tubuh. Cobalah kegiatan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau sekadar berjalan santai di taman. Menjaga kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari menjaga kesuburan.

9. Rutin Berolahraga

Olahraga teratur seperti jogging, berenang, bersepeda, atau yoga dapat memperkuat otot-otot panggul dan memperlancar aliran darah ke rahim. Aktivitas fisik juga membantu mengurangi risiko pembentukan mioma dan menjaga berat badan tetap ideal. Jika kesibukan membuat Anda sulit berolahraga setiap hari, cukup luangkan waktu minimal satu kali seminggu.

Saatnya Lebih Peduli pada Kesehatan Rahim Anda

Menjaga kesehatan rahim adalah investasi jangka panjang untuk kehidupan Anda. Jika saat ini Anda sedang dalam program hamil atau merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, pastikan untuk mulai menerapkan pola hidup sehat dan konsultasikan kondisi tubuh Anda dengan tenaga medis profesional.

Jangan ragu untuk mencari informasi lebih lanjut dan melakukan pemeriksaan kesuburan jika diperlukan. Rahim yang sehat bukan hanya kunci keberhasilan kehamilan, tapi juga pintu menuju kehidupan yang lebih berkualitas.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-20.png
01/Jun/2025

Ketika topik kesuburan pria dibahas, kebanyakan perhatian tertuju pada usia, pola makan, atau tingkat stres. Namun, satu faktor krusial kerap luput dari sorotan: konsumsi alkohol. Bagi banyak pria, alkohol adalah bagian dari gaya hidup sosial, cara melepas penat setelah bekerja, atau teman dalam perayaan. Sayangnya, apa yang tampak sepele ini justru menyimpan ancaman serius terhadap kesehatan reproduksi pria.

Tanpa disadari, kebiasaan minum alkohol dapat merusak kualitas sperma, mengganggu keseimbangan hormonal, dan bahkan mengurangi peluang untuk memiliki keturunan. Lalu, bagaimana sebenarnya alkohol memengaruhi kesuburan pria? Mari kita bahas secara menyeluruh.

 

Dampak Alkohol terhadap Kesuburan Pria

1. Penurunan Kualitas dan Kuantitas Sperma

Minum alkohol secara berlebihan terbukti memperburuk kualitas sperma. Mulai dari jumlah yang menurun, pergerakan (motilitas) yang lambat, hingga bentuk (morfologi) yang abnormal.
Sebuah studi dari Alcohol and Alcoholism menemukan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari 20 unit alkohol per minggu memiliki jumlah dan motilitas sperma yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum atau hanya minum dalam jumlah kecil. Kondisi ini jelas mengurangi kemampuan sperma dalam membuahi sel telur.

2. Gangguan Keseimbangan Hormon

Alkohol secara langsung memengaruhi produksi hormon testosteron, yang sangat penting dalam proses pembentukan sperma (spermatogenesis). Kadar testosteron yang menurun dapat menurunkan gairah seksual dan produktivitas sperma. Laporan dari Healthy Male Australia juga mengungkapkan bahwa alkohol bisa memicu peningkatan kadar hormon estrogen pada pria. Ketidakseimbangan antara testosteron dan estrogen ini mengganggu sistem reproduksi dan berpotensi menurunkan kesuburan.

3. Kerusakan Jaringan Testis

Konsumsi alkohol jangka panjang dapat merusak struktur dan fungsi testis, tempat di mana sperma diproduksi. Studi dalam Alcohol and Alcoholism menyebutkan bahwa kerusakan ini bisa bersifat permanen, terutama jika kebiasaan konsumsi alkohol sudah berlangsung bertahun-tahun dalam jumlah besar.

4. Risiko Fragmentasi DNA pada Sperma

Fragmentasi DNA sperma mengacu pada kerusakan pada materi genetik di dalam sperma. Kondisi ini meningkatkan risiko keguguran dan mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan yang sehat.
Menurut ulasan dari PubMed Central, konsumsi alkohol secara kronis memperbesar kemungkinan terjadinya fragmentasi DNA, yang dapat memengaruhi perkembangan embrio dan kehamilan secara keseluruhan.

 

Seberapa Banyak Alkohol yang Masih Aman?

Menurut Your Fertility, konsumsi alkohol dalam jumlah rendah hingga sedang (sekitar 1–2 gelas per hari) mungkin tidak memberikan dampak signifikan. Namun, konsumsi berlebihan—lebih dari 5 atau 6 gelas dalam satu waktu—dapat menurunkan kualitas sperma secara drastis dan memicu infertilitas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyarankan para pria yang sedang dalam masa perencanaan kehamilan untuk benar-benar menghindari alkohol demi meningkatkan peluang keberhasilan.

 

Apakah Alkohol Membunuh Sperma?

Jawabannya: tidak secara langsung. Namun, alkohol merusak proses pembentukan sperma (spermatogenesis), yang berlangsung sekitar 74 hari. Gangguan dalam proses ini membuat sperma yang dihasilkan menjadi lebih sedikit, lemah, dan kurang sehat.

 

Langkah Cerdas Meningkatkan Kesuburan Pria

Jika Anda sedang merencanakan kehamilan bersama pasangan, berikut beberapa langkah efektif untuk meningkatkan kualitas sperma:

1. Kurangi atau Hindari Alkohol

Berhenti mengonsumsi alkohol minimal selama 3 bulan sebelum program kehamilan dapat membantu tubuh memproduksi sperma yang lebih sehat dan berkualitas.

2. Perbaiki Pola Makan

Pilih makanan yang kaya akan nutrisi penting untuk kesuburan seperti zinc, selenium, vitamin C, dan antioksidan. Sayuran hijau, buah-buahan segar, biji-bijian, dan ikan berlemak sangat disarankan. Hindari makanan cepat saji atau tinggi gula dan lemak jenuh.

3. Rutin Berolahraga

Olahraga ringan seperti jogging, berenang, atau bersepeda secara teratur bisa membantu meningkatkan kadar testosteron dan memperbaiki kualitas sperma. Hindari latihan berlebihan yang bisa memicu stres oksidatif.

4. Kelola Stres dengan Baik

Stres kronis dapat menekan produksi hormon testosteron. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau menekuni hobi. Tidur yang cukup juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon.

5. Konsultasikan dengan Dokter

Jika ada kebiasaan konsumsi alkohol berat atau kekhawatiran terkait kesuburan, berkonsultasilah dengan dokter spesialis urologi atau andrologi. Pemeriksaan kualitas sperma dapat memberikan gambaran awal dan solusi medis terbaik.

Meskipun sering dianggap sepele, konsumsi alkohol bisa menjadi penghalang besar dalam perjalanan menjadi orang tua. Alkohol tidak hanya menurunkan kualitas sperma, tetapi juga dapat memengaruhi hormon, merusak testis, dan mengacaukan proses pembuahan secara keseluruhan. Dengan mengambil langkah preventif seperti mengurangi alkohol, menjaga gaya hidup sehat, dan rutin memeriksakan diri, peluang untuk memiliki keturunan dapat meningkat secara signifikan.

Menghindari alkohol mungkin terasa sulit bagi sebagian orang, tetapi jika tujuannya adalah hadirnya buah hati dalam kehidupan keluarga, maka pengorbanan kecil ini bisa menjadi langkah besar menuju masa depan yang lebih cerah.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


makanan-yang-dibutuhkan-sperma.png
10/May/2025

Bagi sebagian orang, makanan pedas adalah kenikmatan yang sulit ditolak. Rasa pedas yang menggigit sering kali dipercaya bisa meningkatkan nafsu makan dan memberikan sensasi yang memuaskan. Namun, saat memasuki masa persiapan kehamilan atau menjalani program bayi tabung, makanan pedas sebaiknya tidak dikonsumsi sembarangan. Ada sejumlah alasan medis dan fisiologis yang membuat makanan pedas perlu dihindari, terutama oleh perempuan yang sedang berupaya hamil.

 

Mengapa Perlu Membatasi Makanan Pedas?

Ketika tubuh sedang dipersiapkan untuk kehamilan, segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Makanan pedas memiliki sejumlah efek yang bisa berdampak negatif, terutama terhadap sistem pencernaan dan keseimbangan hormon.

Salah satu risiko yang sering terjadi adalah meningkatnya kontraksi pada rahim. Hal ini tentu berisiko terutama pada fase-fase awal dan akhir kehamilan. Selain itu, makanan pedas bisa memperparah gejala mulas atau refluks asam, apalagi saat ukuran janin yang membesar menekan lambung dan mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

Pada sebagian perempuan, makanan pedas juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem tubuh yang akhirnya mempengaruhi kualitas sel telur. Kondisi ini bahkan dapat memperparah masalah kesuburan seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Tak hanya itu, bagi yang memiliki lambung sensitif, makanan pedas dapat menimbulkan iritasi, perut kembung, mual hingga muntah. Oleh karena itu, meski secara umum makanan pedas tidak selalu membahayakan, ada baiknya membatasi konsumsinya terutama jika sedang dalam proses persiapan kehamilan.

 

Risiko Tambahan yang Perlu Dipertimbangkan

Beberapa pertanyaan penting juga perlu dipertimbangkan sebelum menyantap makanan pedas, antara lain:

  • Apakah makanan pedas memperburuk morning sickness?
  • Apakah makanan pedas memicu refluks asam?
  • Apakah gejalanya menyerupai GERD atau gangguan pencernaan serius lainnya?

Gejala seperti nyeri ulu hati, batuk, gangguan tidur, hingga feses berwarna hitam bisa menjadi indikasi adanya masalah pencernaan yang lebih berat. Dalam kondisi seperti ini, makanan pedas justru bisa memperburuk situasi dan sebaiknya dihindari sepenuhnya.

 

Ganti dengan Pola Makan Seimbang

Sebagai gantinya, disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan bergizi tinggi yang mendukung kesuburan, seperti makanan yang mengandung asam folat, protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat. Pilihan makanan seperti ayam, tahu, kacang-kacangan, ikan rendah merkuri, brokoli, kangkung, dan jamur adalah contoh sumber nutrisi yang baik.

Sebaliknya, hindari makanan seperti:

  • Ikan bermerkuri tinggi (hiu, ikan todak, tuna mata besar)
  • Makanan olahan tinggi lemak trans
  • Produk susu yang tidak dipasteurisasi
  • Makanan dengan kadar garam dan gula berlebih
  • Produk kedelai dalam jumlah besar

Penting juga untuk menjaga asupan air putih, menghindari konsumsi alkohol dan kafein berlebih, serta menjaga rutinitas olahraga ringan yang mendukung metabolisme tubuh.

 

Perlukah Menghindari Makanan Pedas Saat Program IVF?

Bagi perempuan yang menjalani program kehamilan melalui metode bayi tabung (IVF), perhatian terhadap pola makan semakin penting, terutama setelah proses transfer embrio. Masa ini dianggap sebagai fase kritis karena tubuh sedang mempersiapkan tempat terbaik bagi embrio untuk berkembang.

Dalam periode ini, makanan pedas yang terlalu kuat sebaiknya dihindari. Meski tidak sepenuhnya dilarang, konsumsi makanan yang sangat pedas bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, mual, hingga gangguan lambung yang bisa memengaruhi kondisi tubuh secara umum.

Sebaliknya, pilih makanan yang lembut di lambung, bergizi tinggi, serta mudah dicerna untuk mendukung proses implantasi embrio secara optimal.

Meski menggoda dan menyenangkan bagi sebagian orang, makanan pedas sebaiknya dibatasi saat seseorang sedang menjalani program kehamilan, baik secara alami maupun melalui metode bayi tabung. Dampaknya terhadap sistem pencernaan dan kemungkinan gangguan pada proses reproduksi membuat makanan pedas bukanlah pilihan yang bijak dalam masa ini.

Lebih baik fokus pada pola makan yang seimbang, kaya nutrisi, dan mendukung kesuburan. Dengan menjaga asupan makanan yang tepat, peluang keberhasilan program kehamilan akan lebih tinggi dan tubuh pun akan lebih siap untuk menjalani proses kehamilan dengan sehat dan stabil.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-20.png
09/May/2025

Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal prevalensi perokok. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2020, sekitar 35,6% penduduk dewasa Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas adalah perokok aktif. Ini berarti sekitar 57 juta orang di Indonesia secara rutin mengonsumsi produk tembakau, menjadikan negara ini sebagai salah satu dengan tingkat perokok tertinggi di dunia.

Tingginya angka perokok ini bukan hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat secara umum, tetapi juga berdampak langsung terhadap kesehatan reproduksi, khususnya kesuburan pria. Banyak yang belum menyadari bahwa merokok bukan sekadar kebiasaan, melainkan ancaman serius bagi kemampuan seorang pria untuk memiliki keturunan.

Kesuburan pria secara umum dipengaruhi oleh jumlah, bentuk, dan pergerakan sperma yang dihasilkan tubuh. Sperma yang sehat seharusnya memiliki bentuk yang normal, mampu bergerak lincah menuju sel telur, dan hadir dalam jumlah yang memadai di setiap mililiter cairan ejakulasi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah sperma normal berkisar antara 15 juta hingga 200 juta per mililiter. Selain itu, sekitar 40% hingga 60% dari jumlah sperma tersebut seharusnya aktif bergerak.

Namun, kenyataannya, tidak semua pria memiliki kualitas sperma yang sesuai dengan standar tersebut. Bahkan pria dengan jumlah sperma yang berada di bawah angka normal WHO sekalipun, dalam beberapa kasus, masih bisa membuahi. Hal ini menunjukkan bahwa kesuburan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari usia, kondisi kesehatan, pola hidup, hingga faktor genetik. Salah satu faktor risiko utama yang terbukti menurunkan kualitas sperma adalah merokok.

Zat kimia dalam asap rokok seperti nikotin, karbon monoksida, dan telah lama diketahui berdampak negatif terhadap spermatogenesis, yaitu proses pembentukan sperma. Studi menunjukkan bahwa pria perokok cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit, dengan bentuk yang tidak normal serta pergerakan yang lambat. Semua faktor ini berkontribusi besar terhadap menurunnya potensi kesuburan. Bahkan, dalam program bayi tabung atau metode reproduksi berbantu lainnya, keberhasilan pembuahan juga bisa terhambat akibat kualitas sperma yang buruk akibat kebiasaan merokok.

Meski data spesifik mengenai tingkat kesuburan pria di Indonesia masih terbatas, sejumlah penelitian menunjukkan adanya tren penurunan kesuburan pria dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebab yang paling sering disebut adalah gaya hidup tidak sehat, terutama kebiasaan merokok yang meluas di kalangan pria usia produktif.

Berhenti merokok adalah langkah awal yang sangat disarankan bagi siapa pun yang ingin meningkatkan peluang untuk memiliki keturunan. Setelah menghentikan kebiasaan ini, tubuh secara bertahap akan memperbaiki diri. Produksi sperma bisa menjadi lebih sehat, dan peluang keberhasilan pembuahan pun meningkat.

Kesehatan reproduksi adalah aset penting, dan menjaga kualitasnya dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Jika Anda merokok, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan kembali dampaknya terhadap masa depan Anda dan keluarga yang ingin Anda bangun.

Bagi Anda yang sedang berjuang untuk mendapatkan momongan atau sekadar ingin memastikan kondisi kesuburan tetap optimal, berkonsultasilah dengan tenaga medis profesional.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


signum12.jpg
09/May/2025

Masalah kesuburan ternyata bisa dipengaruhi oleh pola tidur, meski hubungan langsungnya belum sepenuhnya dipahami. Namun, kebiasaan begadang secara konsisten disebut dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang penting untuk mendukung kehamilan. Artinya, tidur larut malam bisa menjadi salah satu faktor yang menyulitkan seseorang untuk memiliki anak.

Kesuburan sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti masalah organik pada pasangan, efek samping medis tertentu, hingga gaya hidup yang tidak sehat termasuk kebiasaan tidur yang buruk. Salah satu penyebab paling umum dari sulit hamil adalah disfungsi ovulasi, yang bisa dipicu oleh stres, usia, atau gaya hidup seperti begadang.

Penelitian yang dilakukan pada pekerja wanita dengan sistem shift menunjukkan bahwa ritme sirkadian—yaitu jam biologis tubuh yang mengatur berbagai fungsi dalam 24 jam—berperan penting dalam kesehatan reproduksi. Wanita yang bekerja malam setidaknya tujuh kali dalam sebulan diketahui dua kali lebih berisiko mengalami gangguan haid dibandingkan yang bekerja di siang hari. Selain itu, wanita yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu juga cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa hamil.

Gangguan tidur dapat mengubah pola sekresi hormon reproduksi dalam tubuh. Jadi, meskipun belum bisa dipastikan secara ilmiah sepenuhnya, tidur yang cukup dan teratur dianggap penting dalam mendukung peluang kehamilan.

Menariknya, dampak begadang tidak hanya dirasakan oleh wanita, tapi juga pria. Sebuah studi terhadap hampir seribu pria sehat di Tiongkok menunjukkan bahwa kualitas dan jumlah sperma menurun pada mereka yang tidur larut malam dan memiliki durasi tidur kurang dari enam jam. Tidur malam yang terlalu larut serta kurang tidur terbukti menurunkan motilitas sperma—faktor penting dalam proses pembuahan.

Untuk menjaga kesuburan, baik pria maupun wanita disarankan untuk tidur sebelum pukul 10 malam dan mendapatkan waktu tidur sekitar 7–8 jam setiap malam.

Secara teori, begadang bisa menyebabkan:

  • Peningkatan stres: Tidur larut malam memicu produksi kortisol, hormon stres yang bisa mengganggu kesuburan.
  • Obesitas: Kurang tidur memicu hormon yang membuat tubuh mudah lapar, sehingga meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Obesitas dapat menyebabkan gangguan ovulasi.
  • Penurunan kualitas sel telur: Tidur yang terganggu dapat menurunkan kadar melatonin, hormon yang melindungi sel telur dari kerusakan akibat stres oksidatif.
  • Penurunan gairah seksual: Studi menunjukkan bahwa tidur yang cukup berkaitan dengan peningkatan hasrat dan respons seksual. Tambahan satu jam tidur per malam dapat meningkatkan peluang aktivitas seksual hingga 14 persen.

Kualitas tidur bukan hanya tentang durasi, tapi juga tentang konsistensi. Jika sedang merencanakan kehamilan, memperbaiki pola tidur bisa menjadi langkah awal yang signifikan untuk meningkatkan peluang.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


istockphoto-1070079130-170667a.jpg
07/May/2025

Kehamilan membawa berbagai perubahan fisik dan emosional yang bisa memicu tekanan tanpa disadari. Perubahan hormon, keluhan fisik, serta kekhawatiran akan persalinan dan kehidupan setelah bayi lahir, kerap membuat ibu merasa cemas, tertekan, bahkan kelelahan secara mental.

Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan mental. Menurut laman Pregnancy, Birth & Baby, satu dari lima ibu hamil atau ibu baru mengalami masalah mental. Hal ini bukan hanya berdampak pada sang ibu, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan janin.

Sebuah artikel dari jurnal Heliyon (2023) menyoroti bahwa gangguan mental selama kehamilan berisiko meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur dan gangguan perkembangan saraf pada bayi. Maka dari itu, menjaga kesehatan mental selama masa kehamilan sangatlah penting untuk kesejahteraan ibu dan buah hati.

Berikut ini tujuh cara sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan mental selama kehamilan:

 

1. Bangun komunikasi yang sehat dengan pasangan

Berbagi cerita dan perasaan dengan pasangan bisa meredakan stres yang dirasakan selama hamil. Dukungan emosional sangat membantu ibu merasa lebih tenang, tidak sendirian, dan lebih siap menghadapi setiap perubahan.

 

2. Luangkan waktu untuk melakukan hal yang menyenangkan

Menikmati hobi seperti membaca, menggambar, atau mendengarkan musik bisa membantu menjaga suasana hati tetap positif. Aktivitas ini juga dapat mengurangi risiko baby blues pascamelahirkan.

 

3. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang

Nutrisi yang baik tak hanya penting untuk fisik, tetapi juga untuk kestabilan emosi. Makanan yang mengandung omega-3, vitamin B kompleks, dan magnesium dapat membantu mengurangi perubahan suasana hati yang drastis.

 

4. Lakukan olahraga ringan secara teratur

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau yoga prenatal mampu merangsang pelepasan hormon endorfin yang menimbulkan rasa senang. Selain itu, olahraga rutin membantu tidur lebih nyenyak dan mengurangi risiko depresi setelah melahirkan.

 

5. Istirahat cukup setiap hari

Kurang tidur bisa memperburuk kondisi emosional. Usahakan tidur malam antara tujuh hingga sembilan jam, dan jika perlu, ambil waktu tidur siang. Gunakan bantal khusus kehamilan agar tidur lebih nyaman.

 

6. Persiapkan diri menghadapi persalinan dan peran sebagai ibu

Mengikuti kelas prenatal, membaca buku parenting, dan berkonsultasi dengan dokter dapat membantu mengurangi kecemasan. Semakin Anda merasa siap, semakin kuat pula mental Anda menghadapi tantangan ke depan.

 

7. Jangan ragu mencari bantuan profesional

Jika perasaan cemas atau sedih mulai terasa berlebihan dan berlangsung lama, jangan segan untuk menemui psikolog atau dokter. Mereka bisa memberikan penanganan yang tepat agar kesehatan mental tetap terjaga.

Kehamilan yang sehat bukan hanya soal kondisi fisik, tetapi juga keseimbangan mental dan emosional. Menjaga pikiran tetap tenang dan bahagia akan memberikan dampak positif bagi Anda maupun calon buah hati. Jadi, jangan abaikan kesehatan mental Anda selama masa kehamilan.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2024-08-12T134816.282.png
07/May/2025

Memiliki buah hati merupakan impian banyak pasangan setelah menikah. Namun, hanya mengandalkan hubungan intim tanpa strategi yang tepat belum tentu cukup untuk mewujudkan kehamilan. Jadi, apakah ada cara agar bisa cepat hamil? Jawabannya ada, dan kamu bisa mengetahuinya lebih lanjut melalui pembahasan berikut ini.

 

 Langkah-Langkah Agar Cepat Hamil yang Bisa Dilakukan Bersama Pasangan

Saat menjalani program hamil atau promil, ada berbagai cara yang dapat meningkatkan peluang kehamilan. Mulai dari menjaga frekuensi hubungan intim, menjalani pola hidup sehat, hingga melakukan pemeriksaan medis secara rutin. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Rutin Berhubungan Intim di Masa Subur

Langkah pertama yang dapat membantu kehamilan adalah dengan rutin berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi. Namun, bukan hanya soal frekuensi, waktu juga memegang peranan penting. Waktu terbaik untuk berhubungan adalah saat masa subur wanita, yaitu masa ovulasi yang biasanya hanya berlangsung sekitar 72 jam dalam sebulan.

Masa subur biasanya terjadi 12 hingga 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Bagi wanita dengan siklus haid teratur selama 28 hari, masa subur umumnya jatuh pada hari ke-10 sampai ke-17 setelah hari pertama haid terakhir.

Ada beberapa cara yang bisa membantu menentukan masa subur, antara lain:

  • Menggunakan kalender siklus menstruasi
  • Mengamati perubahan lendir serviks dan suhu basal tubuh
  • Menggunakan alat atau aplikasi prediksi ovulasi

2. Terapkan Pola Hidup Sehat

Menjaga pola hidup sehat juga sangat berperan dalam meningkatkan peluang kehamilan. Tidak hanya untuk wanita, tetapi juga penting bagi pria karena berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sperma.

Beberapa kebiasaan sehat yang bisa dijalankan antara lain:

  • Rutin berolahraga untuk menjaga berat badan ideal. Hindari olahraga berlebihan karena justru bisa mengganggu kesuburan.
  • Tidur cukup selama 7 sampai 9 jam setiap malam.
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Kelola stres dengan baik.
  • Hindari rokok dan batasi konsumsi alkohol.

3. Konsumsi Makanan Kaya Asam Folat

Asam folat merupakan salah satu vitamin penting yang mendukung kesuburan wanita, membantu pembentukan janin, dan mencegah risiko cacat lahir. Maka dari itu, wanita yang tengah menjalani promil disarankan mengonsumsi 400 hingga 600 mikrogram asam folat per hari setidaknya tiga bulan sebelum hamil.

Jenis makanan yang mengandung asam folat antara lain:

  • Sayuran hijau
  • Kacang-kacangan
  • Telur
  • Hati sapi
  • Sereal
  • Kentang

Konsumsi asam folat sebaiknya dilanjutkan hingga trimester pertama kehamilan.

4. Hindari Kebiasaan Buruk

Beberapa kebiasaan sehari-hari ternyata bisa menghambat kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Misalnya merokok, sering mengonsumsi alkohol, hingga paparan asap rokok.

Pada pria, sebaiknya hindari kebiasaan berendam dalam air panas karena suhu tinggi dapat menurunkan kualitas sperma. Sedangkan wanita yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya membatasi atau menghindari beberapa makanan berikut:

  • Telur, daging, atau ikan yang belum matang sempurna
  • Susu yang tidak dipasteurisasi
  • Konsumsi vitamin A berlebihan
  • Ikan dengan kandungan merkuri tinggi seperti tuna, tongkol, dan salmon

5. Kelola Stres dengan Baik

Stres bisa memengaruhi proses ovulasi, sehingga penting untuk tetap tenang dan rileks selama masa promil. Cobalah menikmati waktu intim dengan pasangan, meditasi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan agar pikiran tetap positif.

Olahraga ringan secara rutin juga bisa membantu menjaga suasana hati tetap stabil.

6. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Imunisasi

Sebelum atau selama menjalani promil, sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kondisi medis tertentu yang bisa menghambat kesuburan atau berisiko terhadap janin, seperti infeksi HIV, sifilis, toksoplasmosis, atau hepatitis B.

Selain skrining kesehatan, imunisasi juga penting dilakukan. Beberapa imunisasi yang direkomendasikan antara lain vaksin tetanus, rubella, dan vaksin lainnya sesuai saran dokter.

Jika kamu dan pasangan sedang merencanakan kehamilan, cobalah terapkan langkah-langkah di atas secara konsisten. Setiap pasangan memiliki kondisi yang unik, jadi penting juga untuk berdiskusi dengan tenaga medis agar mendapatkan panduan yang sesuai.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


signum15.jpg
07/May/2025

Bagi pasangan yang telah berupaya dalam berbagai cara namun belum juga dikaruniai momongan, program bayi tabung bisa menjadi jalan harapan. Sekitar satu dari delapan wanita membutuhkan bantuan ekstra untuk mewujudkan kehamilan, dan IVF (in vitro fertilisation) menjadi salah satu solusi medis yang menjanjikan.

Program ini melibatkan proses pembuahan sel telur dan sperma terbaik di laboratorium hingga terbentuk embrio, yang kemudian dibekukan dan ditanamkan ke dalam rahim wanita. Namun, untuk meningkatkan peluang keberhasilan, persiapan yang matang sangatlah penting—baik dari segi fisik maupun mental.

Berikut ini delapan langkah persiapan yang bisa dilakukan dua hingga empat minggu sebelum memulai program bayi tabung:

1. Konsumsi Makanan Bergizi

Meningkatkan kesuburan bisa dimulai dari pola makan. Diet Mediterania yang kaya sayur, buah, biji-bijian, protein, dan lemak sehat sangat dianjurkan. Nutrisi dari pola makan ini dapat mendukung kualitas sel telur dan sperma, sehingga memperbesar kemungkinan kehamilan yang sukses.

 

2. Lakukan Olahraga Rutin

Jangan takut berolahraga. Aktivitas fisik ringan hingga sedang seperti berjalan kaki atau yoga tidak hanya aman tetapi juga sangat dianjurkan untuk menjaga kebugaran tubuh selama proses IVF.

3. Sampaikan Semua Obat yang Dikonsumsi ke Dokter

Beberapa obat dapat mengganggu keseimbangan hormon atau mengurangi efektivitas pengobatan kesuburan. Pastikan untuk menginformasikan seluruh daftar obat kepada dokter sebelum memulai program.

 

4. Hindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya

Produk rumah tangga dan kecantikan tertentu mengandung bahan kimia yang bisa memengaruhi hormon dan kesehatan reproduksi. Periksa label dan pilih produk berbahan alami sebagai langkah perlindungan diri.

 

5. Mulai Konsumsi Vitamin Prenatal

Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan minyak ikan penting untuk perkembangan embrio dan mengurangi risiko cacat lahir. Bila perlu, tambahkan suplemen vitamin D untuk mendukung kesehatan reproduksi.

 

6. Perhatikan Kualitas Tidur

Tidur malam yang cukup—sekitar 7-8 jam—berperan penting dalam mendukung kesuksesan program IVF. Tubuh yang cukup istirahat akan lebih siap menjalani proses kehamilan.

 

7. Atasi Stres dengan Cara Positif

Stres bisa menjadi penghalang dalam program kehamilan. Menulis jurnal, mengikuti yoga, atau melakukan meditasi bisa membantu menenangkan pikiran dan memperbesar peluang keberhasilan.

 

8. Jauhi Kebiasaan yang Merusak Kesuburan

Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol sebelum program dimulai. Paparan zat-zat tersebut terbukti mengganggu kesuburan serta berisiko terhadap perkembangan janin.

Dengan persiapan yang tepat, pasangan memiliki peluang lebih besar untuk meraih impian menjadi orang tua. Apakah kamu sedang mempertimbangkan program bayi tabung saat ini?

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.