fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595
Category filter:AllInformationKesehatanTipsUncategorizedVideo
No more posts

Artikel

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda dan keluarga
artikel-2025-02-18T131958.916.png
05/May/2025

Merencanakan kehamilan bukan hanya soal kalender masa subur atau konsumsi suplemen. Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah kebiasaan sehari-hari. Padahal, banyak aktivitas rutin yang diam-diam bisa memengaruhi kesehatan rahim dan organ reproduksi lainnya.

Kalau kamu sedang mempersiapkan diri untuk menjadi ibu, yuk mulai dari langkah kecil: mengenali dan menghindari kebiasaan buruk yang bisa merusak sistem reproduksi.

Berikut adalah 9 kebiasaan yang bisa mengganggu kesehatan rahim dan kesuburan wanita:

 

1. Begadang dan Kurang Tidur

Sering tidur larut malam karena kerja, nonton, atau main gadget? Hati-hati! Kebiasaan begadang bisa mengacaukan ritme hormon tubuh dan mengganggu siklus menstruasi. Siklus haid yang tidak teratur adalah salah satu tanda bahwa sistem reproduksi sedang tidak baik-baik saja.

Penelitian juga menyebutkan bahwa wanita yang bekerja shift malam memiliki risiko keguguran lebih tinggi. Kurang tidur juga berkontribusi pada peningkatan berat badan yang berujung pada gangguan ovulasi—salah satu penyebab umum sulit hamil.

 

2. Konsumsi Kafein Berlebihan

Secangkir kopi atau teh mungkin jadi penyemangat pagi, tapi terlalu banyak bisa berdampak negatif. Asupan kafein yang berlebihan (lebih dari 300 mg per hari, atau sekitar 2–3 cangkir kopi) dikaitkan dengan penurunan tingkat kesuburan dan peningkatan risiko keguguran.

Jika kamu sedang menjalani program hamil, lebih baik mulai membatasi asupan kafein, termasuk dari minuman energi, cokelat, dan teh dalam kemasan.

 

3. Olahraga Terlalu Berat

Olahraga memang sehat, tetapi seperti semua hal, berlebihan justru bisa berdampak buruk. Latihan fisik intens lebih dari 1 jam per hari atau 7 jam per minggu dapat memengaruhi keseimbangan hormon, menurunkan produksi estrogen, dan bahkan menghentikan ovulasi.

Itulah sebabnya banyak atlet profesional mengalami kesulitan untuk hamil. Jadi, olahraga secukupnya saja ya—yang penting konsisten dan sesuai kemampuan tubuh.

 

4. Sering Makan Berlebihan & Fast Food

Apakah kamu sering makan berlebihan atau doyan junk food? Hati-hati, karena dua kebiasaan ini bisa memperburuk kesehatan reproduksi. Makanan cepat saji biasanya tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, yang semuanya bisa menyebabkan gangguan metabolik dan lonjakan gula darah.

Kadar insulin yang tinggi karena konsumsi gula berlebihan bisa mengganggu proses ovulasi dan hormon reproduksi. Belum lagi risiko obesitas yang secara langsung bisa menurunkan peluang kehamilan.

 

5. Menunda Kehamilan Terlalu Lama

Banyak pasangan memilih menunda punya anak karena alasan karier, finansial, atau belum siap mental. Tidak salah, tapi kamu perlu tahu bahwa kesuburan wanita mulai menurun sejak usia 27 tahun, dan penurunannya makin cepat setelah usia 35.

Sementara pada pria, kualitas sperma mulai menurun setelah usia 40 tahun. Jika kamu berencana menunda kehamilan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk merencanakan langkah yang tepat.

 

6. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Minum alkohol secara rutin dapat memengaruhi siklus menstruasi, menghambat ovulasi, dan meningkatkan risiko keguguran. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih dari 3 gelas alkohol per minggu cenderung lebih sulit hamil, terutama jika sudah mengalami masalah kesuburan sebelumnya.

Jika kamu sedang program hamil atau berusaha menjaga kesehatan rahim, sebaiknya hindari alkohol sepenuhnya.

 

7. Kebiasaan Merokok

Merokok—baik aktif maupun pasif—sudah terbukti merusak kesehatan rahim. Zat beracun dalam rokok dapat merusak sel telur, mengganggu jalannya sel telur ke rahim, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan).

Tak hanya itu, merokok juga berkaitan dengan peningkatan risiko kanker serviks dan keguguran. Bahkan perokok pasif juga bisa terkena dampaknya. Jadi, sebisa mungkin hindari asap rokok dan jauhi lingkungan yang tidak sehat.

 

8. Seks Bebas Tanpa Perlindungan

Melakukan hubungan seks tanpa proteksi bisa membuatmu rentan terhadap infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia, gonore, herpes, dan sifilis. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada organ reproduksi, termasuk rahim dan tuba falopi.

Radang panggul akibat IMS adalah salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita. Beberapa infeksi bahkan bisa menyebabkan keguguran atau membahayakan keselamatan janin.

 

9. Penggunaan Narkoba dan Zat Terlarang

Zat seperti ganja, kokain, atau ekstasi sangat merusak bagi sistem reproduksi. Ganja, misalnya, dapat menghambat pelepasan sel telur dan memengaruhi perkembangan janin dan plasenta.

Penggunaan narkoba selama kehamilan bisa menyebabkan bayi lahir mati, cacat lahir, bahkan gangguan perkembangan seperti autisme. Jangan pernah meremehkan dampak jangka panjang dari zat-zat berbahaya ini.

 

Catatan Tambahan: Risiko dari Pengobatan Medis

Selain kebiasaan sehari-hari, beberapa pengobatan medis seperti radioterapi di area panggul juga dapat merusak jaringan rahim. Risiko ini makin tinggi bila pengobatan dilakukan di usia muda dan dengan dosis tinggi. Karena itu, selalu diskusikan efek samping pengobatan dengan dokter, terutama jika kamu masih ingin memiliki anak.

Mengubah kebiasaan memang tidak mudah. Kadang butuh waktu, komitmen, dan tekad kuat untuk melakukannya. Namun, menjaga kesehatan rahim bukan hanya demi peluang kehamilan, tapi juga demi kesehatan jangka panjang tubuhmu sebagai wanita.

Mulailah dengan langkah kecil. Kurangi begadang, pilih makanan sehat, dan hindari rokok serta alkohol. Dengan begitu, kamu sedang memberi hadiah terbaik untuk dirimu sendiri—kesempatan menjadi ibu dalam kondisi tubuh yang sehat dan siap.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2024-11-28T105556.837.png
05/May/2025

Impotensi atau disfungsi ereksi (DE) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami pria, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun. Kondisi ini terjadi ketika pria kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan intim. Meski umum terjadi, banyak yang belum menyadari bahwa gaya hidup sehari-hari punya andil besar dalam memicu gangguan ini.

Lalu, apa saja kebiasaan yang secara tak sadar bisa merusak vitalitas pria? Yuk, simak daftarnya!

 

Kebiasaan Sepele, Dampak Serius

Performa seksual pria dipengaruhi oleh banyak faktor — mulai dari otak, hormon, emosi, hingga aliran darah. Jadi, gangguan di salah satu bagian ini bisa memicu impotensi. Bahkan, kombinasi masalah fisik dan psikis bisa memperburuk kondisi ini. Berikut beberapa kebiasaan yang bisa jadi biang keroknya:

 

1. Pola Makan Buruk

Makanan tinggi lemak, gula, dan kalori bisa menyebabkan kegemukan hingga obesitas. Padahal, pria dengan indeks massa tubuh (BMI) di atas 28 berisiko 30% lebih tinggi mengalami impotensi. Kabar baiknya, studi dari JAMA menunjukkan bahwa penurunan berat badan dan olahraga rutin dapat membantu memulihkan fungsi seksual.

 

2. Merokok

Merokok bukan hanya merusak paru-paru, tapi juga bisa menghambat aliran darah ke penis. Perokok bahkan berisiko dua kali lipat mengalami impotensi total dalam 10 tahun. Berhenti merokok sekarang bisa jadi langkah awal menyelamatkan kehidupan seksual Anda.

 

3. Pikiran yang Penuh dan Stres

Stres berkepanjangan, kecemasan, hingga konflik dengan pasangan dapat menurunkan gairah seksual. Bahkan, depresi dan impotensi saling berkaitan satu sama lain. Konseling pasangan dan terapi bisa membantu memulihkan keseimbangan emosional sekaligus fungsi ereksi.

 

4. Gaya Hidup Pasif

Jarang bergerak? Hati-hati. Kurang olahraga bisa memperburuk sirkulasi darah dan menurunkan hormon testosteron. Mulailah dengan jalan kaki 30 menit per hari dan tingkatkan perlahan. Aktivitas fisik teratur sangat efektif untuk menjaga kesehatan seksual.

 

5. Konsumsi Daging Merah Berlebihan

Daging olahan dan merah tinggi kolesterol serta lemak jenuh. Kandungan ini bisa mempersempit pembuluh darah dan mengganggu aliran ke organ intim. Ganti dengan sayur, buah, dan sumber protein nabati demi kesehatan jantung dan vitalitas.

Jika Anda merasa mengalami gejala disfungsi ereksi yang mengganggu, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Deteksi dini dan penanganan yang tepat bisa membantu mengembalikan kepercayaan diri dan kualitas hidup Anda.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


senam-kegel.png
03/May/2025

Tidak bisa disangkal bahwa olahraga adalah salah satu pilar utama dalam menjaga kesehatan tubuh. Dari mengontrol berat badan, menurunkan kadar gula darah, hingga meningkatkan suasana hati—semua bisa didapatkan dengan berolahraga secara rutin. Bahkan, aktivitas fisik ini juga turut berperan dalam menjaga kesehatan seksual.

Namun, penting untuk diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik, termasuk olahraga. Alih-alih menyehatkan, berolahraga secara ekstrem dan berlebihan justru bisa membawa dampak negatif bagi tubuh, salah satunya menurunkan tingkat kesuburan—baik pada wanita maupun pria.

 

 Mengapa Olahraga Berlebihan Bisa Mengganggu Kesuburan?

Saat kamu melakukan olahraga berat lebih dari satu jam setiap harinya, tubuh akan mengalami penurunan cadangan lemak dan energi. Padahal, dua elemen ini sangat dibutuhkan untuk produksi hormon-hormon penting yang mengatur sistem reproduksi, terutama proses ovulasi pada wanita.

Ovulasi sendiri adalah proses pelepasan sel telur matang dari ovarium menuju tuba falopi agar bisa dibuahi oleh sperma. Bila hormon yang mengatur proses ini terganggu akibat kurangnya cadangan lemak dan energi, maka ovulasi pun tidak bisa berjalan dengan normal. Hal ini berdampak pada siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur, bahkan bisa menyebabkan dinding rahim menipis. Akibatnya, meskipun terjadi pembuahan, embrio akan kesulitan menempel di rahim dan berkembang menjadi janin.

Tidak hanya itu, olahraga berlebihan juga dapat menekan kadar hormon estrogen dalam tubuh wanita. Estrogen sangat penting dalam menjaga kestabilan siklus menstruasi dan mendukung kesuburan. Rendahnya kadar hormon ini bisa memperburuk kondisi reproduksi secara keseluruhan.

Sementara itu, pada pria, aktivitas fisik ekstrem dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas sperma. Mulai dari penurunan jumlah sperma, hingga berkurangnya kemampuan sperma untuk bergerak secara optimal. Hal ini tentunya akan membuat peluang terjadinya pembuahan menjadi jauh lebih kecil.

 

 Lalu, Bagaimana Cara Olahraga yang Aman Tanpa Mengganggu Kesuburan?

Olahraga tetap memiliki banyak manfaat untuk tubuh dan bahkan bisa meningkatkan peluang kehamilan—asal dilakukan dengan porsi dan cara yang tepat. Kuncinya adalah menyesuaikan intensitas dan durasi olahraga dengan kondisi tubuhmu.

Jika berat badanmu sudah ideal, kamu cukup berolahraga ringan selama 3–4 jam per minggu. Jenis olahraga seperti yoga, pilates, atau jalan santai bisa menjadi pilihan tepat karena tidak membebani sistem reproduksi dan tetap membuat tubuh aktif.

Jika kamu mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, maka olahraga intensitas sedang hingga tinggi seperti bersepeda, berenang, atau aerobik selama 5 jam per minggu bisa membantu membakar kalori dan menurunkan berat badan. Menurunkan berat badan ke level ideal juga terbukti dapat memperbaiki keseimbangan hormon dan meningkatkan kesuburan.

Namun, begitu berat badanmu sudah ideal, jangan terus mempertahankan olahraga intensif. Tubuh perlu istirahat, dan olahraga yang terlalu berat justru bisa memberi sinyal stres pada sistem reproduksi.

 

Tak Hanya Olahraga, Gaya Hidup Sehat Juga Berperan Penting

Menjaga kesuburan tidak cukup hanya dengan olahraga. Ada beberapa aspek gaya hidup lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan:

  • Konsumsi makanan sehat dan seimbang (terutama yang kaya antioksidan dan asam folat)
  • Tidur cukup dan berkualitas
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol
  • Batasi asupan kafein harian
  • Kelola stres dengan baik, misalnya dengan meditasi atau journaling

Jika kamu merasa kebingungan dalam memilih jenis dan intensitas olahraga yang sesuai, apalagi jika kamu sedang menjalani program hamil, tidak ada salahnya berkonsultasi langsung dengan dokter atau ahli gizi. Mereka bisa membantumu menyusun program olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh dan tujuan reproduksimu.

Olahraga adalah teman baik bagi kesehatan, tapi jika dilakukan secara berlebihan bisa berubah menjadi bumerang yang justru mengganggu sistem reproduksi. Kunci utamanya adalah keseimbangan—antara bergerak aktif dan memberi waktu tubuh untuk beristirahat. Dengarkan sinyal dari tubuhmu, dan pilih olahraga yang tidak hanya membuatmu sehat, tapi juga mendukung impian untuk memiliki buah hati.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2024-02-15T143243.310.png
03/May/2025

Saat menjalani program kehamilan atau promil, banyak yang fokus pada makanan sehat yang bisa meningkatkan kesuburan. Tapi, tahukah Anda kalau minuman juga punya pengaruh besar terhadap keberhasilan program kehamilan dan kesehatan calon janin? Ya, apa yang Anda minum bisa mendukung atau justru menghambat peluang untuk segera memiliki momongan.

Minum cukup cairan itu penting, apalagi untuk menjaga metabolisme dan hormon tetap seimbang. Tapi sayangnya, tidak semua jenis minuman cocok dikonsumsi saat Anda sedang menjalani promil. Beberapa minuman justru bisa berdampak negatif pada kesuburan, hormon, bahkan perkembangan janin di awal kehamilan.

Menurut Sarah Krieger, seorang ahli gizi dari St. Petersburg, Florida, sebaiknya Bunda mulai memperlakukan tubuh seolah-olah sudah hamil sejak menjalani program hamil. Artinya, pola makan dan minum harus mulai disesuaikan untuk mendukung terjadinya pembuahan dan menjaga kondisi rahim tetap sehat.

Nah, biar nggak salah pilih minuman, berikut ini adalah 7 jenis minuman yang sebaiknya dihindari—bahkan benar-benar dihindari—saat Anda sedang menjalani program kehamilan:

 

1. Susu Mentah: Risiko Tersembunyi di Balik Kesegarannya

Susu mentah memang terdengar alami dan segar, tapi di balik itu tersimpan potensi bahaya yang besar, Bun. Susu yang belum dipasteurisasi bisa mengandung bakteri seperti Salmonella, E. coli, Listeria, dan Campylobacter. Bakteri-bakteri ini bisa memicu infeksi serius yang tidak hanya membahayakan Anda, tapi juga bisa mengancam janin yang baru mulai berkembang.

Solusinya, pilih susu UHT atau susu pasteurisasi yang sudah melalui proses pemanasan untuk membunuh kuman berbahaya. Lebih aman dan tetap bergizi untuk mendukung promil Anda.

 

2. Susu Kedelai: Si Sehat yang Bisa Jadi Bumerang

Banyak yang mengira susu kedelai itu sehat dan cocok untuk diet. Tapi saat sedang promil, susu kedelai bisa jadi kurang bersahabat. Menurut penelitian yang dimuat dalam Journal of Nutrition, konsumsi kedelai berlebihan bisa memengaruhi fungsi ovarium karena kandungan fitoestrogen-nya yang bisa meniru hormon estrogen dalam tubuh.

Gangguan keseimbangan hormon ini tentu bukan kabar baik buat Anda yang sedang berjuang untuk hamil. Terutama jika Anda mengonsumsi isolat protein kedelai dalam bentuk bubuk atau minuman energi, sebaiknya hindari dulu sementara.

 

3. Susu Rendah Lemak: Nggak Selalu Baik untuk Kesuburan

Susu rendah lemak memang populer di kalangan yang ingin menjaga berat badan, tapi ternyata tidak ideal untuk promil. Susu ini memiliki kadar hormon wanita yang lebih rendah dan kadar hormon pria (testosteron) yang lebih tinggi.

Sebuah studi dari Harvard menyatakan bahwa wanita yang mengonsumsi dua atau lebih porsi susu rendah lemak per hari memiliki risiko infertilitas ovulasi hingga 85% lebih tinggi dibanding mereka yang hanya mengonsumsi satu porsi per minggu. Sebaliknya, susu penuh lemak justru bisa menurunkan risiko infertilitas.

Jadi, selama promil, jangan takut dengan lemak baik. Pilih susu full cream untuk mendukung hormon reproduksi Anda tetap seimbang.

 

4. Minuman Berkafein: Nikmat yang Harus Dikendalikan

Siapa yang tidak tergoda aroma kopi di pagi hari? Tapi saat promil, asupan kafein harus benar-benar dikontrol. Meski kafein tidak secara langsung menurunkan kesuburan, konsumsi lebih dari 300 mg per hari bisa meningkatkan risiko keguguran hingga 37%.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan agar wanita yang sedang hamil atau dalam program hamil membatasi kafein hingga maksimal 200 mg per hari. Itu setara dengan sekitar satu cangkir kopi hitam per hari.

Sebagai alternatif, Anda bisa memilih teh herbal seperti teh jahe, chamomile, atau teh hijau yang lebih ringan kandungan kafeinnya, bahkan bebas kafein.

 

5. Soda: Si Manis yang Menjebak

Soda, terutama yang manis dan bersoda tinggi gula, ternyata bisa berdampak buruk pada peluang kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi hanya satu soda manis per hari bisa menurunkan kesuburan wanita hingga 25% dan kesuburan pria hingga 33%.

Efek ini bisa terjadi terlepas dari apakah soda tersebut mengandung kafein atau tidak. Jadi, lebih baik hindari soda sepenuhnya selama promil. Gantilah dengan infused water atau jus buah segar tanpa gula tambahan.

 

6. Alkohol: Pantangan Mutlak Saat Promil

Alkohol adalah minuman yang harus benar-benar dijauhi oleh siapa pun yang sedang berusaha untuk hamil. Walaupun belum ada bukti kuat bahwa alkohol langsung memengaruhi kesuburan, namun konsumsi alkohol selama masa awal kehamilan dapat berisiko tinggi pada janin.

Alkohol bisa menembus plasenta dan menyebabkan Fetal Alcohol Spectrum Disorders (FASDs) yang mengakibatkan gangguan perkembangan fisik, perilaku, dan intelektual pada bayi. Karena efeknya sangat serius, semua organisasi kesehatan menganjurkan untuk menghindari alkohol sepenuhnya saat promil maupun saat hamil.

 

 7. Minuman dengan Pemanis Buatan: Manis yang Menipu

Pemanis buatan mungkin terdengar seperti solusi bagi yang ingin menghindari gula, tapi efeknya terhadap kesuburan bisa cukup serius. Pemanis buatan dapat mengganggu keseimbangan hormon, memengaruhi sensitivitas insulin, dan bahkan menghambat ovulasi.

Selain itu, pemanis buatan juga bisa memicu produksi kortisol (hormon stres) yang dapat berdampak pada kesuburan. Daripada memilih minuman berpemanis buatan, lebih baik Bunda konsumsi air putih, air kelapa, atau jus buah alami dengan gula yang dibatasi.

 

Jaga Minuman, Jaga Harapan

Menjalani program kehamilan memang butuh komitmen dan kesadaran tinggi, termasuk dalam memilih apa yang masuk ke tubuh. Apa yang Bunda minum bisa membantu atau justru menghambat proses kehamilan. Jadi, pastikan Anda lebih selektif dan bijak dalam memilih minuman ya, demi menyambut kehadiran Si Kecil dengan tubuh yang sehat dan siap.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


03/May/2025

Kesehatan sperma bukan hanya soal vitalitas pria, tapi juga menjadi faktor penentu keberhasilan kehamilan. Sayangnya, banyak yang belum memahami apa saja yang termasuk dalam kriteria sperma berkualitas. Yuk, kenali ciri-ciri sperma sehat sebelum mencari cara untuk meningkatkannya!

 

Ciri-Ciri Sperma yang Sehat dan Siap Membantu Pembuahan

1. Jumlah Sperma yang Cukup
Dalam satu mililiter air mani, idealnya terdapat 15 hingga 120 juta sperma. Jumlah yang sedikit akan memperkecil kemungkinan sperma mencapai sel telur, sehingga peluang kehamilan pun menurun.

2. Pergerakan yang Aktif dan Efisien
Sperma perlu “berenang” menuju sel telur untuk membuahi. Maka dari itu, gerakan yang cepat dan terarah sangat penting agar sperma bisa menyelesaikan “misinya.”

3. Bentuk yang Normal dan Fungsional
Sperma ideal memiliki kepala lonjong dan ekor panjang yang memudahkannya bergerak. Makin banyak sperma berbentuk normal, makin besar peluang terjadinya pembuahan.

 

Cara Alami Meningkatkan Kualitas Sperma

Jika kamu ingin meningkatkan kesuburan, beberapa kebiasaan sehat ini wajib kamu terapkan:

1. Pertahankan Berat Badan Ideal
Lemak tubuh berlebih bisa menurunkan jumlah dan pergerakan sperma. Dengan menjaga berat badan tetap ideal, kualitas sperma akan lebih optimal.

2. Konsumsi Makanan Bergizi
Perbanyak makan buah dan sayur yang kaya antioksidan. Zat ini membantu menjaga sperma tetap sehat. Tambahan suplemen zinc juga bisa membantu meningkatkan kadar testosteron, terutama bagi pria dengan kekurangan zinc.

3. Hindari Infeksi Menular Seksual
Penyakit seperti klamidia atau gonore dapat merusak sistem reproduksi. Selalu setia pada satu pasangan atau gunakan pengaman saat berhubungan.

4. Kelola Stres dengan Baik
Stres kronis bisa menurunkan hormon testosteron dan memengaruhi produksi sperma. Temukan cara relaksasi yang efektif agar kesuburan tetap terjaga.

5. Rutin Berolahraga
Olahraga dengan intensitas sedang bisa meningkatkan produksi antioksidan alami tubuh, yang berperan penting dalam menjaga kualitas sperma.

Hindari Hal-Hal yang Merusak Kualitas Sperma

Agar hasil usahamu tidak sia-sia, penting juga untuk menjauhi berbagai faktor yang bisa menurunkan kualitas sperma, seperti:

  • Minum Alkohol Berlebihan: Alkohol bisa menurunkan kadar testosteron dan kualitas sperma.
  • Merokok: Rokok terbukti mengurangi jumlah sperma dan memengaruhi bentuk serta gerakannya.
  • Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat dapat menurunkan kesuburan, jadi selalu konsultasikan pada dokter.
  • Penggunaan Pelumas: Pelumas tertentu bisa menghambat pergerakan sperma. Pilih pelumas ramah kesuburan atau gunakan bahan alami seperti baby oil.
  • Paparan Racun dan Panas Berlebih: Hindari pestisida, timbal, dan suhu panas di area testis (termasuk meletakkan laptop di pangkuan terlalu lama). Ini penting karena suhu tinggi bisa menghambat produksi sperma.

Memiliki sperma yang sehat adalah kombinasi dari pola hidup yang seimbang, nutrisi yang baik, dan upaya menjauhi faktor perusak kesuburan. Dengan langkah yang tepat, peluang untuk menjadi ayah pun bisa meningkat secara signifikan.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


usia-hamil.png
02/May/2025

Risiko mengalami komplikasi kehamilan meningkat jika hamil pada usia 35 tahun ke atas. Apalagi, pada wanita, masa subur mereka mulai menurun. Pada usia berapa wanita dapat hamil dan melahirkan? Lihat penjelasan berikut.
Usia batas seorang wanita yang masih dapat hamil adalah usia dua puluh tahun, atau usia suburnya.

Pada usia 30-an, kesuburan berangsur-angsur menurun, terutama setelah usia 35 tahun. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan beberapa wanita kesulitan hamil.

Di usia berapa wanita ideal untuk hamil dan melahirkan? Ini terjadi pada wanita di usia subur, yaitu antara 20 dan 35 tahun.

Meskipun demikian, wanita berusia di atas 35 tahun masih memiliki kemungkinan untuk hamil, tetapi kemungkinannya lebih kecil daripada wanita yang lebih muda.

Wanita berusia tiga puluh hingga pertengahan empat puluh tahun masih dapat hamil dan melahirkan selama tubuh mereka masih menghasilkan sel telur dan mereka belum menopause. Namun, penting untuk diingat bahwa kemungkinan komplikasi kehamilan meningkat seiring bertambahnya usia.

 

Pengaruh Umur dengan Masa Subur Wanita

Menurut Your Fertility, salah satu faktor utama yang memengaruhi kesuburan wanita adalah usia, karena jumlah dan kualitas sel telur akan dipengaruhi oleh usia.

Wanita memiliki sel telur yang akan disimpan selama hidupnya. Dengan usia, sel telur akan menua dan kualitasnya akan menurun.

Kualitas dan jumlah sel telur akan berkurang secara alami sepanjang Anda lahir sampai menopause. Bahkan pada pertengahan usia 30-an, penurunan ini akan lebih cepat terjadi.

Gaya hidup dan kesehatan memang penting, tetapi pengaruh usia pada kesuburan wanita lebih besar daripada keduanya.

Sebuah penelitian yang dilakukan dalam JBRA Assisted Reproduction (2016) menemukan bahwa mayoritas wanita lebih menyadari dampak penuaan terhadap kehamilan daripada penurunan kesuburan yang disebabkan oleh usia.

Oleh karena itu, wanita harus dididik tentang kesuburan sebelum merencanakan kehamilan.

Kesuburan wanita mulai menurun pada usia tiga puluh tahun, dan penurunan ini lebih jelas pada usia tiga puluh lima hingga empat puluh tahun.

Di Umur Berapa Wanita Dianggap Terlalu Tua untuk Hamil?

Pada usia 45 hingga 50 tahun, masa subur wanita sangat rendah. Meskipun ada sisa sel telur, peluang pembuahan hanya 1 persen.

Oleh karena itu, berdasarkan kondisi kesehatannya, usia ideal wanita untuk hamil adalah antara empat puluh lima hingga lima puluh tahun. Wanita yang berusia lebih tua lebih rentan mengalami kelainan kromosom dan keguguran.

Perawatan kesuburan yang intensif, seperti bayi tabung, mungkin diperlukan jika Anda ingin tetap mencoba untuk hamil. Tingkat kesuburan setiap wanita berbeda, meskipun kemungkinan masa subur wanita menurun pada usia ini.

Oleh karena itu, beberapa wanita dapat hamil meskipun usianya sudah tua, dan sebaliknya, ada pula wanita yang kesulitan hamil meskipun masih dalam usia subur.

 

Bagaimana Cara Menambah Peluang?

Setelah usia 35 tahun, mencoba untuk hamil mungkin terlihat sulit. Namun, ada cara untuk meningkatkan peluang Anda untuk hamil. Di luar usia subur, Anda dapat meningkatkan kemungkinan hamil dengan cara-cara berikut:

1. Konsultasi dokter kandungan: Berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk membahas rencana hamil Anda. Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan Anda, pengobatan yang Anda ambil, dan gaya hidup Anda secara keseluruhan.

Dengan demikian, Anda akan tahu apa yang harus Anda perhatikan jika Anda ingin hamil setelah usia subur wanita telah lewat.

2. Pertahankan kondisi tubuh sehat: Wanita yang sehat secara fisik, mental, dan emosional biasanya lebih cenderung untuk hamil.

Merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak kafein dapat mengganggu kesuburan. Gaya hidup yang tidak sehat bahkan dapat menyebabkan gagal hamil. Untuk menjaga berat badan ideal Anda, berolahraga secara teratur. Berat badan yang berlebihan atau berkurang dapat menjadi hambatan bagi wanita yang ingin hamil.

3. Kenali tanda-tanda kesuburan: Selain mengidentifikasi tanda-tanda kesuburan, Anda juga harus mengenali tubuh Anda sendiri. Anda dapat mengamati dan mencatat suhu tubuh Anda dan kondisi cairan serviks.

Tanda kesuburan ini akan menunjukkan apakah tubuh Anda sedang ovulasi atau melepaskan sel telur secara teratur. Akan lebih mudah bagi Anda untuk membedakan kehamilan dari menstruasi yang terlambat jika Anda memahami tanda-tanda yang ditunjukkan oleh tubuh Anda.

4. Tentukan masa subur Anda dengan berbagai alat tes yang tersedia di apotek. Hal ini biasanya membantu pasangan yang berusaha untuk hamil merasa lebih baik.

Anda dapat menggunakan kalkulator khusus untuk menghitung masa subur selain alat tes. Masa subur wanita biasanya terjadi sekitar empat belas hari setelah hari pertama haid terakhir (HPHT), pada rata-rata 28 hari siklus menstruasi.

5. Terapkan pola makan sehat dan seimbang: Selain mengonsumsi suplemen kesuburan, penting untuk mengubah pola makan Anda dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Telor, susu, buah jeruk, alpukat, dan sayuran hijau adalah beberapa makanan yang meningkatkan kemungkinan hamil di usia subur wanita.

Namun, untuk menghindari asupan yang berlebihan dan memenuhi kebutuhan nutrisi wanita pada usia subur, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Desain-tanpa-judul-36.png
02/May/2025

Fertilisasi in vitro (IVF), juga dikenal sebagai bayi tabung, adalah serangkaian prosedur kompleks yang digunakan untuk membantu kesuburan, mencegah masalah genetik, dan mempercepat konsepsi. Sel telur yang matang dikumpulkan dari ovarium selama bayi tabung dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Kemudian, sel telur yang dibuahi, atau embrio, dikirim ke rahim.

Dengan menggunakan bayi tabung, kemungkinan memiliki bayi yang sehat dan sehat tergantung pada berbagai faktor, seperti usia seseorang dan penyebab infertilitasnya. Usia juga merupakan batasan bagi wanita yang ingin melakukan prosedur ini, yang merupakan proses yang panjang, invasif, dan mahal.

 

Tingkat Keberhasilan Sebelum 40 Tahun

Wanita yang berusaha melakukan bayi tabung memiliki peluang untuk memiliki bayi dengan telurnya sendiri di setidaknya hingga usia awal 40 tahun. Tingkat keberhasilan turun hingga mendekati nol begitu wanita berusia 44 tahun. Selama dia masih melepaskan telur dan menstruasinya tetap teratur, Kesuburan sudah pasti berkurang pada usia 44 tahun.

Kemungkinan seorang wanita melahirkan anak melalui metode bayi tabung lebih besar ketika usianya lebih muda. Dengan bantuan teknologi reproduksi ini, wanita berusia 20-an dan awal 30-an juga memiliki peluang kesuksesan yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa usia masih merupakan faktor penting dalam keberhasilan kehamilan. Dengan kata lain, meskipun teknologi telah membantu, wanita muda lebih sukses daripada wanita tua.

Semua jenis perawatan infertilitas termasuk dalam teknologi reproduksi terbantu (ART), yaitu ketika sel telur dan sperma diobati di laboratorium. Fertilisasi in vitro (IVF) adalah prosedur yang paling umum dalam teknologi reproduksi terbantu, di mana sel telur dan sperma dibuahi di laboratorium dan kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita.

Proses pembuatan bayi tabung atau in vitro memakan waktu sekitar tiga minggu setiap siklus. Kadang-kadang, langkah-langkah ini dibagi menjadi lebih sedikit bagian, yang berarti prosesnya lebih lama. Salah satu metode pengobatan reproduksi yang paling efektif adalah in vitro (IVF). Dengan menggunakan sperma pasangan Anda dan sel telur Anda sendiri, Anda dapat melakukan prosedur ini. Selain itu, fertilisasi in vitro dapat melibatkan telur, sperma, atau embrio dari donor anonim.

Dalam beberapa situasi, mungkin juga digunakan pembawa kehamilan volunter—seorang wanita yang memiliki embrio ditanamkan di rahimnya. Namun, hal ini tidak biasa di Indonesia.

 

Alasan Bayi Tabung Perlu Dilakukan

Sebelum Anda dan pasangan membuat keputusan untuk melakukan bayi tabung, Anda harus mempelajari alasan ilmiah mengapa melakukannya. Selain itu, pastikan bahwa semua upaya telah dilakukan dan ini adalah langkah terakhir. Bayi tabung atau inseminasi buatan biasanya digunakan sebagai pengobatan untuk masalah genetik atau infertilitas. Jika infertilitas diobati melalui inseminasi buatan, Anda dan pasangan Anda mungkin dapat mencoba metode perawatan yang tidak terlalu invasif sebelum mencoba bayi tabung.

Jika Anda dan pasangan Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, misalnya:

  • Kerusakan atau penyumbatan tuba falopi. Kerusakan seperti ini menghalangi telur untuk dibuahi atau memudahkan embrio untuk masuk ke rahim.
  • Gangguan ovulasi. Jarang atau tidak ada ovulasi berarti telur lebih sedikit tersedia untuk pembuahan.
  • Endometriosis Ini terjadi ketika jaringan rahim tumbuh di luar rahim, memengaruhi fungsi ovarium, rahim, dan saluran tuba.
  • Fibroid rahim adalah tumor jinak di dinding rahim yang biasanya ditemukan pada wanita berusia tiga puluh hingga empat puluh tahun. Fibroid dapat mengganggu implantasi sel telur yang dibuahi.

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukan bayi tabung.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


signum35.jpg
02/May/2025

Untuk kebanyakan pasangan yang baru menikah, memiliki anak adalah impian. Sayangnya, tidak semua pasangan beruntung memiliki bayi yang mereka impikan.

Pada dasarnya, ada banyak variabel yang memengaruhi kapan suatu pasangan dapat memiliki anak. Salah satu cara untuk mendapatkan keturunan adalah melalui bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).

Namun, perlu diingat bahwa program bayi tabung tidak selalu bebas dari risiko; dalam beberapa kasus, program dapat menyebabkan masalah bagi ibu atau janin yang dikandungnya. Anda ingin tahu apa saja ancaman yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai rencana untuk memiliki bayi tabung?

Kemungkinan Risiko pada Program Bayi Tabung

Semua prosedur medis, termasuk inseminasi buatan (IVF) atau bayi tabung, selalu membawa risiko, terlepas dari seberapa kecil atau besar risikonya. Ibu yang mengikuti program bayi tabung juga harus menyadari bahwa mungkin tidak berhasil pada percobaan pertama. Apa saja bahaya yang harus Anda ketahui sebelum memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung?

National Institutes of Health melaporkan bahwa banyak energi fisik dan emosional, waktu, dan uang diperlukan untuk program bayi tabung. Banyak pasangan yang mengalami ketidaksuburan juga mengalami stres dan depresi.

Menurut NIH dan sumber lain, risiko yang terkait dengan program bayi tabung adalah sebagai berikut:

1. Sindrom Ovari Hiperstimulasi

Sindrom hiperstimulasi ovarium, juga dikenal sebagai OHSS, dapat muncul sebagai akibat dari program bayi tabung. Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di dada dan perut.

Sakit perut, kembung, peningkatan berat badan yang cepat (misalnya 4,5 kg dalam 3 hingga 5 hari), penurunan buang air kecil meskipun minum banyak cairan, mual, muntah, dan sesak napas adalah gejalanya.

2. Penyakit Keguguran

Wanita hamil yang menggunakan in vitro fertilization memiliki tingkat keguguran sekitar 15 hingga 25 persen, dan tingkat ini meningkat seiring dengan usia ibu.

 

3. Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan ektopik, yang dialami sekitar 2-5 persen wanita yang mengikuti program bayi tabung, terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Sel telur di luar rahim tidak dapat bertahan hidup dan tidak dapat melanjutkan kehamilan.

4. Kelainan lahir

Tidak peduli bagaimana anak dikandung, termasuk melalui program bayi tabung, usia ibu adalah faktor risiko utama perkembangan cacat lahir.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah mengandung bayi melalui metode in vitro meningkatkan kemungkinan mengalami cacat lahir tertentu.

5. Kanker

Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara pemberian obat tertentu yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan sel telur, atau pemberian obat selama program bayi tabung, dan munculnya beberapa jenis tumor ovarium.

Temuan ini tidak didukung oleh penelitian baru-baru ini. Program bayi tabung tampaknya tidak meningkatkan risiko kanker payudara, endometrium, serviks, atau ovarium secara signifikan.

6. Berbagai Tekanan Fisik dan Mental

Saat ibu dan pasangan menjalani program bayi tabung, mereka dapat menghadapi tantangan finansial, fisik, dan emosional. Karena itu, sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan dukungan dari konselor, teman dekat, dan keluarga.

 

7. Risiko tambahan

NIH menyatakan bahwa ancaman tambahan untuk program bayi tabung yang harus diperhatikan termasuk reaksi terhadap anestesi, perdarahan, infeksi, dan kerusakan struktur di sekitar ovarium, seperti usus dan kandung kemih.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2024-04-22T142047.718.png
30/Apr/2025

Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah salah satu jalan yang banyak dipilih pasangan yang tengah berjuang memiliki buah hati. Namun, keberhasilan IVF tak hanya bergantung pada prosedur medis semata—gaya hidup, termasuk pola makan, memainkan peranan penting dalam menentukan hasilnya.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dari calon ibu adalah: makanan apa saja yang sebaiknya dihindari selama menjalani program ini? Pertanyaan ini sangat relevan, karena apa yang dikonsumsi dapat memengaruhi keseimbangan hormon, kualitas sel telur dan sperma, serta kesiapan tubuh untuk menerima kehamilan.

Untuk itu, memahami pantangan makanan selama IVF adalah langkah bijak yang bisa meningkatkan peluang sukses.

 

Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat IVF

1. Makanan dengan Kadar Gula Tinggi

Makanan manis seperti permen, kue, minuman bersoda, atau bahkan sereal sarapan dengan kandungan gula tersembunyi, bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis. Kadar gula yang tidak stabil akan memengaruhi sensitivitas insulin dan dapat memperparah kondisi seperti PCOS (polycystic ovary syndrome), salah satu penyebab utama gangguan kesuburan pada wanita.

Sebagai gantinya, pilihlah sumber karbohidrat kompleks seperti quinoa, beras merah, sayuran hijau, dan buah-buahan segar yang alami.

 

2. Produk Olahan dan Cepat Saji

Makanan kemasan, daging olahan seperti sosis dan nugget, serta makanan cepat saji mengandung berbagai bahan tambahan yang dapat memicu peradangan dalam tubuh. Lemak trans dan natrium yang tinggi pada makanan ini juga bisa mengganggu fungsi hormonal.

Lebih baik konsumsi makanan dalam bentuk paling murni—sayuran segar, daging tanpa lemak, ikan, serta makanan rumahan yang dimasak sendiri agar tahu pasti bahan-bahan yang digunakan.

3. Konsumsi Kafein Berlebihan

Meski secangkir kopi di pagi hari terasa menyegarkan, terlalu banyak kafein bisa berdampak negatif terhadap kesuburan dan menurunkan efektivitas proses bayi tabung. Studi menunjukkan bahwa kafein dalam jumlah tinggi dapat menurunkan tingkat implantasi embrio di dalam rahim.

Bila masih ingin minum kopi, pilih versi decaf atau batasi hanya satu cangkir kecil per hari. Selain kopi, perhatikan juga asupan teh, cokelat, dan minuman energi yang juga mengandung kafein.

4. Alkohol

Tak sedikit penelitian menyebutkan bahwa alkohol, meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil, dapat menurunkan kualitas sperma dan sel telur, serta meningkatkan risiko keguguran. Oleh karena itu, selama menjalani program IVF, sebaiknya hindari alkohol sepenuhnya demi kesehatan reproduksi yang optimal.

5. Makanan Tinggi Lemak Jenuh

Lemak jenuh yang ditemukan dalam gorengan, makanan cepat saji, mentega, dan daging berlemak bisa menyebabkan inflamasi dalam tubuh. Peradangan kronis ini berpotensi mengganggu keseimbangan hormon yang sangat penting dalam program kehamilan seperti IVF.

Pilih lemak sehat seperti asam lemak tak jenuh dari alpukat, kacang-kacangan, ikan berlemak, dan minyak zaitun untuk mendukung sistem reproduksi.

6. Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi

Beberapa jenis ikan laut, seperti hiu, ikan todak, dan mackerel, diketahui mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Zat ini bersifat racun bagi sistem saraf dan berisiko mengganggu perkembangan janin bila kehamilan terjadi.

Sebagai gantinya, konsumsilah ikan rendah merkuri yang kaya omega-3, seperti salmon, sarden, dan trout—yang baik untuk keseimbangan hormon dan kesehatan otak janin.

7. Produk Susu Penuh Lemak

Walau susu merupakan sumber kalsium yang baik, beberapa riset menunjukkan bahwa susu tinggi lemak bisa berdampak negatif pada kesuburan. Bila ingin mengonsumsi produk susu, pertimbangkan untuk memilih versi rendah lemak atau alternatif nabati seperti susu almond, oat, atau kedelai.

 

Tips Menjaga Pola Makan Selama Program Bayi Tabung

Selain menghindari makanan tertentu, menjaga pola makan yang sehat secara keseluruhan sangat penting selama masa IVF. Berikut beberapa tips sederhana namun berdampak besar:

Fokus pada Nutrisi Berkualitas

Pastikan menu harian mengandung sayuran segar, buah berwarna-warni, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak seperti ayam tanpa kulit atau ikan rendah merkuri.

Cukupi Asupan Cairan

Tetap terhidrasi membantu tubuh berfungsi optimal. Air putih adalah pilihan terbaik, dan hindari minuman manis atau yang mengandung pewarna buatan.

Suplementasi yang Tepat

Konsultasikan dengan dokter tentang kemungkinan mengonsumsi suplemen seperti asam folat, vitamin D, atau zat besi sesuai kebutuhan tubuh Anda.

Atur Waktu Makan

Daripada makan tiga kali besar sehari, lebih baik makan dalam porsi kecil namun sering untuk menjaga energi dan kestabilan gula darah.

Kelola Stres

Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon. Cobalah aktivitas relaksasi seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu berkualitas bersama pasangan untuk menjaga suasana hati tetap positif.

 

Makanan adalah fondasi dari kesehatan, termasuk dalam hal reproduksi. Dengan menghindari makanan yang berpotensi merusak keseimbangan tubuh seperti gula berlebih, makanan olahan, kafein, alkohol, lemak jenuh, ikan tinggi merkuri, dan susu penuh lemak, Anda sedang memberi peluang terbaik bagi keberhasilan program bayi tabung.

Dibarengi dengan pola makan sehat, gaya hidup seimbang, dan pendampingan medis yang tepat, harapan untuk menghadirkan buah hati ke dunia akan semakin terbuka.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


jenis-infertil.png
30/Apr/2025

Kemandulan bukanlah masalah yang hanya dialami oleh satu gender. Baik pria maupun wanita bisa mengalami kesulitan memiliki keturunan. Untuk mengetahui cara terbaik mengatasinya, penting bagi pasangan untuk memahami terlebih dahulu akar permasalahannya melalui konsultasi dengan dokter dan menjalani serangkaian pemeriksaan medis. Yuk, simak ulasan berikut untuk mengetahui penyebab kemandulan, cara mengobatinya, serta peluang keberhasilan program hamil setelah menjalani pengobatan.

 

Siapa Saja yang Rentan Mengalami Kemandulan?

Tidak ada perbedaan besar dalam risiko kemandulan antara pria dan wanita—keduanya memiliki peluang sekitar 30%. Penyebabnya pun sangat beragam, mulai dari faktor keturunan, penyakit tertentu, gaya hidup yang tidak sehat, hingga penyebab yang belum diketahui secara pasti.

Walaupun ada sejumlah langkah pencegahan yang bisa ditempuh, terkadang kemandulan tetap bisa terjadi meski semua tampak normal. Maka dari itu, bila Anda mengalami tanda-tanda infertilitas, langkah terbaik adalah memulai pengobatan dengan pendekatan yang disesuaikan seperti penggunaan obat, terapi hormon, hingga tindakan medis atau operasi.

 

Pilihan Cara Mengatasi Kemandulan pada Pria dan Wanita

Cara menangani masalah kesuburan tentu tidak bisa disamakan untuk semua orang. Banyak hal yang menjadi pertimbangan, seperti penyebab kemandulan, usia, serta kondisi tubuh secara umum. Berikut adalah metode umum yang biasanya diterapkan untuk mengatasi infertilitas:

1. Penggunaan Obat-Obatan

Baik pria maupun wanita bisa menjalani terapi hormon atau mengonsumsi obat untuk meningkatkan peluang hamil.

Pada pria, salah satu obat yang umum digunakan adalah clomiphene citrate, yang mampu memperbaiki fungsi testis, meningkatkan produksi testosteron, serta memperbaiki kualitas sperma.

Sedangkan pada wanita, terapi hormon digunakan untuk menstimulasi ovulasi—proses pelepasan sel telur. Obat seperti gonadotropin bisa menjadi solusi efektif untuk membantu proses ini dan meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.

2. Tindakan Operasi

Beberapa kasus kemandulan ternyata dipicu oleh kelainan pada struktur organ reproduksi. Jika ini yang terjadi, maka tindakan bedah bisa menjadi solusi utama.

Contohnya, pada pria, operasi untuk mengatasi varikokel (pelebaran pembuluh darah di skrotum) bisa meningkatkan kemungkinan keberhasilan pembuahan.

Sedangkan pada wanita, kondisi seperti polip endometrium, septum rahim, dan fibroid rahim bisa ditangani melalui prosedur histeroskopi. Bila kemandulan disebabkan oleh endometriosis atau perlengketan panggul, maka tindakan laparoskopi atau operasi terbuka mungkin akan diperlukan.

 

3. Teknologi Reproduksi Berbantu

Metode seperti inseminasi buatan (IUI) atau program bayi tabung (IVF) kini menjadi harapan banyak pasangan yang kesulitan memiliki anak.

Jika pria mengalami masalah dalam ejakulasi, sperma dapat diambil langsung dari testis menggunakan jarum khusus. Pada prosedur IUI, sperma yang telah diproses akan dimasukkan langsung ke rahim ketika sel telur dilepaskan dari ovarium.

Sementara itu, pada IVF, pembuahan dilakukan di laboratorium, dan embrio yang terbentuk akan ditanamkan ke dalam rahim wanita. Teknologi ini memberikan harapan besar bagi banyak pasangan.

 

4. Perubahan Gaya Hidup

Tak bisa dipungkiri, pola hidup yang kurang sehat juga bisa menjadi pemicu kemandulan. Maka dari itu, pasangan yang tengah merencanakan kehamilan perlu mengadopsi pola hidup yang lebih baik.

Mulailah dengan menerapkan pola makan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres dengan baik, serta menghindari rokok dan alkohol. Gaya hidup sehat tak hanya menunjang kesuburan, tapi juga membawa manfaat bagi kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh.

 

Apakah Kemandulan Bisa Disembuhkan?

Kabar baiknya, berkat kemajuan di bidang medis, banyak kasus kemandulan kini bisa diatasi dengan berbagai metode seperti terapi obat, prosedur bedah, maupun teknologi berbantu.

Namun, keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada penyebab utama kemandulan dan faktor usia. Misalnya, bila masalah disebabkan oleh gangguan hormon atau penyumbatan saluran reproduksi, peluang kehamilan bisa cukup tinggi.

Sebuah artikel dari The Journal of the American Medical Association (2021) menunjukkan bahwa usia sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan program IVF. Wanita di bawah usia 35 tahun memiliki peluang sekitar 48,5% untuk melahirkan, sedangkan wanita di atas usia 43 tahun hanya memiliki peluang sekitar 11%.

Keberhasilan metode lain seperti penggunaan clomiphene dan IUI juga menurun seiring bertambahnya usia. Misalnya, tingkat keberhasilan untuk wanita berusia 35–37 tahun adalah 8,2%, sementara bagi yang berusia di atas 42 tahun hanya 0,8%.

 

Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan Saat Didiagnosis Mandul

Mendapatkan diagnosis kemandulan bisa menjadi pengalaman emosional yang berat. Namun, Anda tetap memiliki banyak pilihan dan harapan. Berikut ini adalah hal-hal penting yang bisa dilakukan setelah menerima vonis tersebut:

1. Kelola Stres dengan Baik

Stres yang berlebihan bisa memengaruhi hubungan dengan pasangan dan juga berdampak pada kesuburan, baik itu dalam hal ovulasi pada wanita maupun produksi sperma pada pria.

Untuk itu, cobalah teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pijat terapi. Luangkan waktu untuk bersantai bersama pasangan, menekuni hobi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan.

2. Buat Rencana ke Depan

Meski menerima kenyataan bahwa Anda atau pasangan mandul terasa menyakitkan, penting untuk menyusun langkah-langkah berikutnya. Apakah akan menjalani perawatan seperti IVF? Atau mungkin mencoba teknologi lainnya?

Karena sebagian besar prosedur ini memerlukan biaya dan waktu, pikirkan semuanya secara matang bersama pasangan. Diskusikan tantangan yang mungkin muncul dan rencanakan bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya.

 

3. Pertimbangkan Alternatif Seperti Adopsi

Jika segala upaya medis belum membuahkan hasil, Anda bisa mempertimbangkan alternatif seperti adopsi. Meski tidak semua orang merasa cocok dengan pilihan ini, adopsi bisa menjadi jalan lain untuk mewujudkan keinginan memiliki anak dan membangun keluarga.

Selain itu, bergabung dengan komunitas yang memiliki pengalaman serupa, berbagi cerita, atau menjalani konseling dapat membantu mengurangi tekanan emosional selama proses pengobatan.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.