fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595
Category filter:AllInformationKesehatanTipsUncategorizedVideo
No more posts

Artikel

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda dan keluarga
Gejala-Vaginismus.png
02/Jul/2025

Lendir serviks adalah cairan alami yang diproduksi oleh leher rahim dan dialirkan ke vagina. Ciri-ciri lendir ini baik dari segi bentuk, tekstur, maupun jumlah dapat berubah-ubah seiring dengan naik turunnya hormon dalam tubuh wanita selama siklus menstruasi, terutama saat ovulasi atau masa subur.

Karena itu, memperhatikan tampilan lendir serviks dapat menjadi salah satu cara alami untuk mengenali kapan masa subur sedang berlangsung. Pemahaman ini sangat penting, khususnya bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan.

 

Masa Subur dan Proses Ovulasi

Ovulasi merupakan momen di mana sel telur dilepaskan dari ovarium menuju saluran tuba falopi. Agar kehamilan terjadi, sel telur ini harus bertemu dan dibuahi oleh sel sperma. Setelah dibuahi, sel telur akan berkembang menjadi embrio.

Masa subur biasanya terjadi sekitar dua minggu sebelum hari pertama menstruasi berikutnya. Berhubungan intim pada masa ini akan meningkatkan peluang terjadinya pembuahan. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda masa subur menjadi langkah penting dalam perencanaan kehamilan, baik dengan bantuan alat deteksi masa subur maupun secara alami dengan memperhatikan kondisi lendir serviks.

 

Ciri-Ciri Lendir Serviks Saat Masa Subur

Perubahan hormon selama siklus menstruasi memengaruhi banyak hal dalam sistem reproduksi wanita, termasuk produksi lendir serviks. Saat mendekati ovulasi, kadar hormon estrogen meningkat, yang merangsang produksi lendir dalam jumlah lebih banyak.

Lendir serviks pada masa subur biasanya tampak jernih atau putih bening, menyerupai putih telur mentah. Teksturnya licin dan elastis, serta cukup lengket. Karakteristik ini ideal untuk membantu pergerakan sperma menuju sel telur, karena lendir semacam ini menciptakan jalur yang mendukung mobilitas sperma.

 

Cara Memeriksa Lendir Serviks Sendiri

Mengenali masa subur bisa dilakukan dengan memeriksa lendir serviks secara langsung. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci tangan hingga bersih. Kemudian, masukkan jari telunjuk dan jari tengah secara perlahan ke dalam vagina hingga menyentuh area leher rahim. Setelah itu, tarik keluar jari dan amati tekstur serta warna lendir yang menempel.

Selain itu, pemeriksaan juga bisa dilakukan menggunakan tisu toilet. Usapkan tisu ke area vagina, lalu periksa lendir yang menempel pada tisu tersebut. Bila lendir tampak jernih, licin, dan elastis seperti putih telur, besar kemungkinan Anda sedang berada dalam masa subur.

Cara lainnya adalah dengan memperhatikan lendir yang tertinggal di celana dalam, terutama jika menggunakan celana dalam berwarna gelap yang memudahkan pengamatan. Perubahan lendir ini bisa menjadi penanda alami untuk mengenali waktu terbaik berhubungan intim jika sedang berupaya hamil.

 

Tanda-Tanda Tambahan Saat Masa Subur

Di luar perubahan lendir serviks, wanita juga bisa mengalami gejala lain ketika berada di masa subur. Beberapa tanda tersebut antara lain peningkatan suhu basal tubuh (suhu tubuh saat bangun tidur sebelum beraktivitas), rasa nyeri di bagian perut bawah atau punggung, serta payudara yang terasa lebih sensitif dari biasanya.

Bila Anda merasa kesulitan mengenali masa subur melalui lendir serviks, metode lain seperti perhitungan kalender menstruasi atau penggunaan alat deteksi masa subur berbasis urine juga dapat menjadi pilihan yang efektif.

Bagi yang ingin memahami lebih lanjut tentang perubahan lendir serviks dan kaitannya dengan siklus kesuburan, berkonsultasi dengan dokter bisa menjadi langkah tepat. Pemeriksaan medis dapat memastikan apakah perubahan lendir yang dialami merupakan bagian dari proses alami tubuh atau justru menandakan kondisi kesehatan tertentu yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2024-04-19T154555.467.png
02/Jul/2025

Sperma yang sehat umumnya bergerak maju secara lurus dengan kecepatan sekitar 25 mikrometer per detik. Namun, pada kondisi yang disebut asthenozoospermia, kemampuan bergerak ini terganggu. Sperma bisa bergerak lebih lambat, bahkan tidak bergerak sama sekali, atau hanya berputar di tempat membentuk lingkaran kecil. Gangguan ini menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi kesuburan pria karena sperma yang tidak mampu mencapai tuba falopi tidak dapat membuahi sel telur.

 

Penyebab Asthenozoospermia

Sperma sangat rentan terhadap berbagai gangguan. Peradangan, paparan racun, serta kerusakan akibat radikal bebas dapat mengganggu kualitas dan motilitasnya. Beberapa faktor penyebab asthenozoospermia antara lain:

  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Malnutrisi jangka panjang
  • Paparan bahan kimia beracun seperti pestisida
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Penggunaan obat tertentu seperti venlafaxine, voriconazole, dan sulfasalazine
  • Kemoterapi atau radioterapi
  • Varikokel (pelebaran pembuluh darah di skrotum)
  • Peradangan pada saluran sperma
  • Infeksi menular seksual seperti hepatitis B dan C, herpes, klamidia, atau ureaplasma
  • Infeksi pada sistem urogenital seperti prostatitis dan epididimitis
  • Produksi antibodi antisperma yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sperma sendiri

Gejala Asthenozoospermia

  • Kondisi ini tidak selalu menimbulkan gejala yang langsung disadari. Namun, beberapa tanda yang dapat muncul antara lain:
  • Jumlah sperma yang bergerak normal kurang dari 5 juta atau di bawah 32% dari total sperma
  • Sebagian besar sperma bergerak sangat lambat atau tidak bergerak sama sekali
  • Pergerakan sperma tidak progresif, seperti hanya bergetar atau membentuk lingkaran kecil
  • Bentuk sperma yang abnormal

Kondisi ini juga bisa disertai keluhan lain, seperti:

  • Kesulitan memiliki anak
  • Disfungsi ereksi
  • Penurunan gairah seksual
  • Nyeri atau pembengkakan pada testis
  • Gejala ketidakseimbangan hormon, misalnya pembesaran payudara atau penurunan massa otot

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua pria dengan asthenozoospermia akan mengalami kemandulan. Jika kualitas sperma lainnya tetap baik, peluang untuk memiliki keturunan tetap ada.

 

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter

  • Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan jika:
  • Belum berhasil memiliki anak setelah mencoba selama satu tahun
  • Mengalami disfungsi seksual
  • Merasakan nyeri atau menemukan pembengkakan di area selangkangan
  • Menemukan benjolan di testis
  • Baru menjalani operasi pada organ reproduksi

 

Diagnosis Asthenozoospermia

Proses diagnosis dimulai dengan pengumpulan informasi medis, seperti gejala, riwayat penyakit, prosedur pengobatan sebelumnya, dan aktivitas seksual. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya di area genital.

Langkah utama dalam diagnosis adalah analisis sperma. Pasien akan diminta mengumpulkan sampel air mani, baik di rumah sakit melalui masturbasi atau di rumah menggunakan kondom khusus. Sampel harus dikirim ke laboratorium dalam waktu 30 hingga 60 menit dalam suhu ruangan.

Jika dari analisis ditemukan bahwa sperma yang bergerak normal kurang dari 32%, maka pasien didiagnosis mengalami asthenozoospermia. Pemeriksaan sperma juga mencakup analisis volume air mani, jumlah dan konsentrasi sperma, jumlah sperma hidup, bentuk sperma, waktu pencairan sperma, kadar pH, dan keberadaan sel darah putih.

 

Pengobatan Asthenozoospermia

Pengobatan bisa dilakukan melalui tindakan medis maupun perubahan gaya hidup. Jika penyebabnya adalah kondisi medis seperti varikokel, infeksi, atau gangguan hormonal, dokter akan menyesuaikan penanganannya.

Beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan meliputi:

  • Terapi hormon untuk merangsang produksi sperma
  • Operasi untuk mengatasi penyumbatan saluran ejakulasi atau memperbaiki varikokel
  • Pemberian antibiotik atau antivirus jika ada infeksi
  • Obat untuk menghambat antibodi antisperma
  • Suplemen antioksidan seperti zinc, selenium, asam folat, vitamin C dan E, coenzyme Q10, serta carnitine

Penanganan lain termasuk:

  • Sildenafil untuk pasien yang juga mengalami disfungsi ereksi
  • Konseling untuk mendukung kondisi psikologis pasien
  • Teknologi reproduksi berbantu seperti inseminasi buatan dan bayi tabung bagi pasien yang sulit memiliki anak

Perubahan Gaya Hidup

Beberapa langkah mandiri yang dapat membantu memperbaiki kondisi sperma antara lain:

  • Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas
  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
  • Rutin berolahraga
  • Menerapkan perilaku seksual yang sehat
  • Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti betakaroten, vitamin C, dan lutein

Komplikasi Asthenozoospermia

Asthenozoospermia berisiko menyebabkan kemandulan. Dampak lain yang mungkin terjadi meliputi:

  • Stres dan gangguan hubungan akibat kesulitan memiliki anak
  • Biaya tinggi untuk prosedur teknologi reproduksi berbantu
  • Peningkatan risiko penyakit seperti kanker testis, melanoma, dan kanker prostat

Pencegahan

Menjaga pola hidup sehat merupakan langkah utama dalam mencegah asthenozoospermia. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Menjaga pola makan sehat dan seimbang
  • Berolahraga secara rutin
  • Mempertahankan berat badan ideal

Dengan memahami penyebab, gejala, hingga cara penanganannya, asthenozoospermia bukanlah kondisi yang tidak bisa diatasi. Pemeriksaan dini dan perubahan gaya hidup bisa menjadi langkah awal menuju solusi.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya

 


artikel-41.png
01/Jul/2025

Gangguan haid merupakan kondisi yang umum dialami oleh banyak perempuan, di mana siklus menstruasi mengalami perubahan yang tidak normal. Perubahan ini bisa berupa haid yang datang terlalu cepat, terlalu lama, terlalu sedikit, terlalu banyak, atau bahkan tidak terjadi sama sekali. Bagi sebagian perempuan, kondisi ini mungkin bersifat sementara, namun bila berlangsung lama, gangguan haid dapat menimbulkan rasa cemas karena sering kali menjadi sinyal adanya ketidakseimbangan dalam tubuh. Memahami penyebab gangguan haid sangat penting agar setiap perempuan dapat lebih peka terhadap kondisi tubuhnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan reproduksi.

 

Stres: Pengaruh Psikologis yang Berdampak Fisik

Kondisi emosional yang tidak stabil seperti stres berkepanjangan ternyata bukan hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga dapat berdampak langsung pada sistem hormon dalam tubuh. Stres, baik karena tekanan kerja, konflik pribadi, ataupun faktor fisik seperti kelelahan, memicu peningkatan hormon kortisol. Kortisol yang berlebihan dapat mengganggu produksi hormon estrogen dan progesteron yang mengatur siklus menstruasi. Akibatnya, haid bisa datang terlambat, menjadi tidak teratur, atau bahkan berhenti sama sekali dalam jangka waktu tertentu. Maka dari itu, menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosi merupakan langkah awal yang penting dalam menjaga keteraturan siklus haid.

 

Perubahan Berat Badan: Tubuh yang Tidak Seimbang Memengaruhi Siklus

Penurunan berat badan secara drastis maupun kenaikan berat badan yang tidak terkendali dapat memengaruhi kestabilan hormon reproduksi. Kondisi seperti anoreksia nervosa atau bulimia membuat tubuh kekurangan lemak yang diperlukan untuk memproduksi hormon estrogen. Sebaliknya, obesitas juga dapat meningkatkan produksi estrogen berlebih, yang sama-sama menyebabkan siklus haid menjadi terganggu. Bahkan, kekurangan gizi akibat pola makan tidak seimbang pun berkontribusi terhadap ketidaknormalan siklus menstruasi. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal dan mengatur pola makan sehat bergizi seimbang sangat dianjurkan untuk mendukung keteraturan siklus menstruasi.

 

Gangguan Hormon: Ketidakseimbangan Internal yang Tidak Terlihat

Salah satu penyebab utama gangguan haid adalah ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Kondisi seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) menyebabkan terganggunya proses ovulasi akibat kelebihan hormon androgen (hormon laki-laki) dalam tubuh perempuan. Selain itu, gangguan pada kelenjar tiroid juga dapat memberikan efek signifikan. Hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif) atau hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif) dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan mengacaukan sistem hormonal yang mengatur menstruasi. Karena itu, pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sangat penting ketika gangguan haid terjadi secara terus-menerus tanpa sebab yang jelas.

 

Pengaruh Kontrasepsi: Menstruasi yang Berubah Karena Alat Pengendali Kehamilan

Berbagai bentuk kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntikan, implan, maupun alat intrauterin (IUD) sering kali memengaruhi pola menstruasi. Beberapa perempuan mengalami perubahan seperti haid menjadi lebih ringan, datang lebih jarang, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali selama beberapa bulan. Ini merupakan efek samping yang umum terjadi, karena alat kontrasepsi bekerja dengan cara mengatur atau menekan hormon tertentu dalam tubuh. Meskipun biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya, pemantauan rutin terhad perubahan yang terjadi tetap diperlukan, terutama bila disertai gejala lain yang mengganggu.

 

Penyakit Kronis: Gangguan Sistemik yang Mempengaruhi Hormon

Beberapa kondisi medis kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol atau penyakit autoimun dapat memengaruhi sistem hormonal tubuh. Ketika kadar gula darah tidak stabil atau sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat, tubuh akan mengalami stres biologis yang pada akhirnya berdampak pada sistem reproduksi. Hormon yang berperan dalam pengaturan siklus haid menjadi terganggu, sehingga menstruasi menjadi tidak menentu. Penanganan terhadap penyakit dasar ini sangat penting untuk mengembalikan kestabilan siklus haid.

 

Olahraga Berlebihan: Ketika Aktivitas Fisik Menguras Energi Tubuh

Aktivitas fisik memang penting bagi kesehatan, tetapi olahraga yang terlalu berat atau intensitas tinggi tanpa cukup istirahat justru dapat menimbulkan masalah kesehatan, termasuk pada sistem reproduksi. Atlet perempuan atau individu yang melakukan olahraga berat dalam waktu lama cenderung mengalami amenore, yaitu kondisi tidak mengalami menstruasi. Ini terjadi karena tubuh kehilangan terlalu banyak lemak yang diperlukan untuk sintesis hormon reproduksi. Oleh sebab itu, penting untuk menyeimbangkan antara aktivitas fisik, asupan energi, dan waktu istirahat demi menjaga fungsi tubuh secara optimal.

 

Masa Perimenopause: Transisi Menuju Menopause yang Tidak Selalu Mulus

Perimenopause adalah fase transisi sebelum seorang perempuan memasuki masa menopause. Fase ini biasanya dimulai pada usia akhir 30-an hingga 40-an dan berlangsung selama beberapa tahun. Dalam periode ini, kadar hormon estrogen mulai mengalami fluktuasi yang tajam, menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur — bisa lebih pendek, lebih panjang, atau mengalami pendarahan tidak biasa. Meskipun merupakan proses alami, perubahan ini sering kali menimbulkan kebingungan atau kekhawatiran. Maka, pemahaman yang baik tentang perimenopause akan membantu perempuan mempersiapkan diri menghadapi perubahan hormonal yang terjadi.

 

Infeksi dan Penyakit Reproduksi: Ancaman pada Sistem Reproduksi

Gangguan haid juga bisa disebabkan oleh adanya infeksi atau penyakit pada organ reproduksi, seperti radang panggul atau endometriosis. Radang panggul disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Sementara endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri haid yang hebat dan perdarahan tidak normal. Kedua kondisi ini tidak hanya memengaruhi siklus menstruasi, tetapi juga dapat menimbulkan rasa nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil. Pemeriksaan ginekologi secara rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi dan menangani kondisi ini lebih awal.

 

Kapan Sebaiknya Berkonsultasi dengan Dokter?

Gangguan haid memang tidak selalu menandakan kondisi serius, namun ada beberapa tanda yang sebaiknya tidak diabaikan dan memerlukan perhatian medis. Jika seorang perempuan tidak mengalami haid selama lebih dari tiga bulan tanpa kehamilan atau alasan medis yang jelas, ini bisa menjadi sinyal adanya gangguan serius. Begitu juga jika mengalami perdarahan menstruasi yang sangat berat atau berlangsung lebih dari tujuh hari, serta nyeri menstruasi yang luar biasa hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Frekuensi haid yang terlalu sering (kurang dari 21 hari) atau terlalu jarang (lebih dari 35 hari) juga perlu dievaluasi oleh dokter.

Gangguan haid merupakan cerminan dari kondisi tubuh secara keseluruhan. Dengan mengenali gejala dan memahami berbagai penyebabnya, setiap perempuan bisa lebih tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam dirinya. Langkah awal ini akan membantu menjaga keseimbangan hormon, meningkatkan kualitas hidup, serta melindungi kesehatan reproduksi secara jangka panjang.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-5.png
01/Jul/2025

Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan prosedur medis yang dirancang untuk membantu proses pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh, tepatnya di laboratorium. Setelah sel telur berhasil dibuahi, hasil pembuahan ini berkembang menjadi embrio yang kemudian ditanamkan ke dalam rahim untuk tumbuh dan berkembang menjadi janin

 

Pasangan yang Disarankan Mengikuti Program Bayi Tabung

Program bayi tabung biasanya menjadi opsi bagi pasangan yang belum dikaruniai anak meskipun telah melakukan hubungan intim secara rutin pada masa subur selama lebih dari dua tahun. Metode ini juga sering dipilih oleh pasangan yang belum berhasil mendapatkan keturunan setelah mencoba berbagai cara lain, seperti mengonsumsi obat penyubur, menjalani inseminasi buatan, atau melalui prosedur pembedahan.

Infertilitas dapat dialami oleh pihak wanita, pria, atau bahkan keduanya. Dalam praktiknya, program bayi tabung disarankan bagi pasangan yang mengalami kesulitan hamil karena kondisi berikut:

  • Kerusakan atau penyumbatan pada saluran telur (tuba falopi), yang menghambat proses pembuahan atau perjalanan embrio menuju rahim
  • Masalah kesuburan pada pria, seperti gangguan pada fungsi, bentuk, atau pergerakan sperma
  • Endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim tumbuh di luar rahim
  • Gangguan kesuburan wanita, misalnya kualitas sel telur yang buruk, gangguan ovulasi, atau siklus menstruasi yang tidak teratur
  • Kelainan genetik yang mempersulit terjadinya kehamilan alami
  • Infertilitas primer atau masalah kesuburan dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti

 

Faktor yang Meningkatkan Peluang Keberhasilan Bayi Tabung

Agar peluang keberhasilan program bayi tabung semakin tinggi, terdapat beberapa faktor yang sebaiknya dipenuhi oleh pasangan yang menjalani prosedur ini.

  1. Usia Wanita yang Lebih Muda dari 42 Tahun

Usia merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan bayi tabung. Berdasarkan berbagai studi, wanita yang berusia di bawah 35 tahun memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berusia di atasnya. Peluang tersebut cenderung menurun secara signifikan setelah usia 42 tahun. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti proses penuaan, perubahan hormon, hingga faktor genetik yang memengaruhi kualitas sel telur.

  1. Kesehatan Fisik dan Mental yang Prima

Kesiapan secara fisik dan mental sangat diperlukan mengingat program bayi tabung melibatkan prosedur medis yang kompleks, memerlukan biaya besar, serta dapat memakan waktu yang tidak sebentar. Kesehatan tubuh dan kestabilan emosi menjadi bekal penting dalam menjalani proses ini.

Untuk mendukung keberhasilan program, pasangan disarankan menjaga gaya hidup sehat, mengelola stres dengan baik, menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta menghindari konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Semua hal ini dapat meningkatkan kualitas sel telur, sperma, serta kondisi rahim yang optimal bagi tumbuh kembang embrio.

Bagi pasangan yang mempertimbangkan untuk menjalani program bayi tabung, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis. Melalui konsultasi, dokter dapat mengevaluasi kondisi kesehatan dan kesuburan masing-masing individu dan merekomendasikan metode reproduksi yang paling sesuai, termasuk bayi tabung jika dianggap perlu.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-3.png
01/Jul/2025

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang menyerupai lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat menempel pada organ lain, menyebabkan reaksi peradangan kronis, nyeri hebat, dan membentuk perlengketan antar jaringan. Perlengketan ini terjadi karena jaringan parut yang menyatukan organ atau jaringan lain di sekitarnya.

Gejala endometriosis cenderung bervariasi dan mengikuti siklus hormon bulanan. Biasanya gejala akan memburuk menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita merasakan nyeri hebat di bagian panggul, sementara yang lain sama sekali tidak mengalami gejala. Mereka yang tidak bergejala kerap mengetahui keberadaan endometriosis ketika mengalami kesulitan untuk hamil atau saat menjalani operasi karena alasan lain.

Keluhan umum dari penderita endometriosis meliputi nyeri haid (dismenore), nyeri saat berhubungan intim (dispareunia), nyeri saat buang air kecil atau besar, nyeri panggul kronis, dan nyeri saat buang air besar (diskezia). Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan kelelahan hingga infertilitas.

 

Penanganan dan Pengobatan

Penanganan endometriosis bergantung pada tingkat keparahan, gejala yang dirasakan, dan apakah penderita ingin memiliki anak. Jika nyeri menjadi keluhan utama, maka terapi medikamentosa biasanya menjadi pilihan pertama. Obat-obatan yang digunakan antara lain antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri dan terapi hormonal seperti pil KB, progestin, atau agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH). Dalam praktik medis, nyeri sering kali menjadi alasan utama yang mendorong penderita datang ke layanan kesehatan.

Ragam Gejala yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala yang sering ditemukan pada penderita endometriosis antara lain:

  • Nyeri di perut bagian bawah atau panggul, yang cenderung memburuk saat menstruasi
  • Nyeri saat atau setelah berhubungan seksual (dispareunia)
  • Nyeri saat buang air kecil atau besar selama menstruasi
  • Gangguan pencernaan siklik, seperti kembung, diare, atau sembelit
  • Pendarahan menstruasi yang berlebihan
  • Kelelahan berlebih
  • Depresi
  • Kesulitan hamil (infertilitas)

 

Apa Penyebab Endometriosis?

Hingga kini, penyebab pasti dari endometriosis masih menjadi misteri. Beberapa teori yang paling sering dibahas meliputi:

  1. Menstruasi retrograd

Teori ini menyatakan bahwa darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi ke rongga perut, kemudian menempel di dinding peritoneum dan berkembang menjadi lesi endometriosis. Estrogen berperan penting dalam proses ini, sehingga banyak terapi yang ditujukan untuk menekan produksi hormon ini.

  1. Metaplasia selomik

Menurut teori ini, jaringan peritoneum normal bisa berubah menjadi jaringan endometrium ektopik. Transformasi ini diyakini terjadi karena pengaruh estrogen.

  1. Faktor genetik dan imunologi

Endometriosis diduga bisa menurun dalam keluarga dan lebih sering menyerang kelompok etnis tertentu. Ada juga teori yang menyatakan bahwa gangguan sistem kekebalan tubuh memicu peradangan kronis dan memungkinkan jaringan endometrium tumbuh di luar rahim.

Tidak ada satu teori pun yang sepenuhnya dapat menjelaskan kondisi ini secara menyeluruh. Kemungkinan besar, endometriosis disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.

Klasifikasi Endometriosis Menurut ASRM

American Society of Reproductive Medicine (ASRM) mengelompokkan endometriosis menjadi empat tingkat berdasarkan tingkat keparahan:

  • Stadium I & II (minimal hingga ringan)

Lesi superfisial kecil pada peritoneum, belum terbentuk kista endometrioma, dan perlengketan masih ringan.

  • Stadium III & IV (sedang hingga berat)

Adanya lesi endometriosis yang dalam, kista endometrioma, dan perlengketan sedang hingga luas antara rahim, ovarium, saluran tuba, dan saluran pencernaan.

 

Lebih dari Sekadar Nyeri Fisik

Endometriosis bukan hanya persoalan nyeri fisik. Gejala-gejala yang muncul dapat berdampak besar pada aspek psikososial penderita. Rasa sakit yang parah, terutama dismenore, dapat membatasi aktivitas harian bahkan membuat penderita tak mampu beraktivitas sama sekali. Hal ini tentu berpengaruh pada produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Nyeri saat berhubungan intim juga sering menjadi sumber permasalahan dalam hubungan rumah tangga. Penderita cenderung menghindari hubungan seksual karena rasa sakit yang muncul, yang pada akhirnya menurunkan frekuensi dan kualitas hubungan dengan pasangan. Tidak jarang, kondisi ini menimbulkan rasa bersalah, kesalahpahaman, bahkan konflik dalam rumah tangga. Sementara itu, infertilitas akibat endometriosis kerap menjadi beban psikologis tersendiri, memicu perasaan tidak berguna dan depresi.

Pentingnya Dukungan Emosional dan Sosial

Walaupun endometriosis bukan penyakit mematikan, dampaknya sangat kompleks dan mendalam. Penderita bisa mengalami kesulitan besar dalam menerima kondisi ini, baik secara fisik maupun emosional. Di sinilah dukungan sangat dibutuhkan. Peran tenaga medis, keluarga, dan komunitas menjadi sangat penting dalam proses penanganan dan penerimaan penyakit ini. Kelompok pendukung seperti Endometriosis UK dapat menjadi wadah berbagi pengalaman dan memperkuat semangat penderita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Endometriosis memengaruhi lebih dari tubuh, ia juga memengaruhi hati, pikiran, dan hubungan sosial. Sebagai sesama perempuan, kita dapat berperan aktif memberikan pemahaman, empati, dan dukungan terhadap mereka yang berjuang diam-diam dengan nyeri yang tidak selalu terlihat.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2025-02-18T131958.916.png
05/Jun/2025

Meraih kehamilan adalah dambaan banyak wanita. Namun, bagi sebagian orang, jalan menuju impian ini tidaklah mudah. Ketika segala upaya alami belum membuahkan hasil, banyak pasangan mulai melirik pilihan medis, salah satunya adalah metode in vitro fertilization (IVF), yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan bayi tabung. Prosedur ini telah menjadi harapan baru bagi banyak pasangan yang menghadapi tantangan dalam memiliki momongan. Namun, di balik harapan itu, terselip pula kegelisahan, kekhawatiran, bahkan tekanan emosional yang tak bisa diabaikan.

 

Menyingkap Hubungan Antara Stres dan Keberhasilan IVF

Kerap kali, ketidakmampuan untuk hamil menimbulkan perasaan tidak lengkap, seakan ada kekurangan dalam diri seorang wanita. Perasaan ini bisa berkembang menjadi kesepian, gangguan kecemasan, bahkan depresi. Beberapa orang pun mulai percaya bahwa tekanan psikologis yang mereka alami bisa menjadi penyebab kegagalan dalam program pengobatan kesuburan, termasuk bayi tabung. Paradigma ini justru berpotensi memperparah kondisi mental yang sudah rapuh.

Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Social Science and Medicine memberikan sudut pandang yang berbeda. Studi ini menyatakan bahwa tekanan emosional tidak memiliki keterkaitan yang signifikan dengan hasil dari program bayi tabung. Artinya, stres, kecemasan, atau depresi yang dirasakan seorang wanita tidak serta-merta mengurangi peluang keberhasilan program tersebut terlepas dari usia, riwayat pengobatan, atau lamanya masa ketidaksuburan yang dialami.

Meski demikian, bukan berarti stres bisa diabaikan begitu saja. Ketika prosedur bayi tabung berhasil dan kehamilan tercapai, pengelolaan stres menjadi hal yang sangat penting. Tekanan emosional yang berlarut-larut bisa berpengaruh pada kondisi ibu hamil, terlebih pada trimester pertama yang rentan. Selain itu, aktivitas fisik yang berlebihan juga harus dihindari, karena dapat menyebabkan kelelahan yang tidak baik bagi tubuh dan janin yang sedang berkembang.

 

Risiko-Risiko yang Mengiringi Program Bayi Tabung

Meskipun tekanan emosional mungkin tidak memengaruhi tingkat keberhasilan IVF secara langsung, penting untuk memahami bahwa keberhasilan prosedur ini juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Pola makan sehat, kebiasaan hidup seimbang, serta asupan nutrisi yang tepat adalah fondasi penting yang mendukung keberhasilan program ini.

Di sisi lain, program bayi tabung juga membawa beberapa potensi risiko yang perlu diketahui sejak awal. Salah satunya adalah kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik, yaitu kondisi ketika embrio yang berhasil dibuahi tidak menempel di dalam rahim, melainkan di luar rahim seperti pada tuba falopi, serviks, atau bahkan rongga perut. Gejala dari kondisi ini bisa berupa kram perut hebat disertai perdarahan ringan. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan ibu.

Risiko lainnya adalah kehamilan kembar, yang memang menjadi salah satu tujuan beberapa pasangan yang memilih program bayi tabung. Namun perlu diketahui bahwa kehamilan kembar juga membawa risiko seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir yang rendah. Ini berarti, perhatian ekstra harus diberikan sepanjang masa kehamilan.

Satu lagi risiko yang sering muncul adalah hiperstimulasi ovarium, yaitu kondisi ketika ovarium merespons obat penyubur secara berlebihan hingga menghasilkan terlalu banyak sel telur. Meski dalam beberapa kasus kondisi ini tidak membahayakan secara serius, namun bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan memerlukan pemantauan medis ketat.

 

Menjalani Proses dengan Kesadaran Penuh

Program bayi tabung memang bukan jalan pintas menuju kehamilan, tetapi bisa menjadi jembatan harapan bagi banyak pasangan. Dalam proses yang kompleks ini, penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental secara seimbang. Mengelola stres, menerapkan pola hidup sehat, serta memahami risiko dan tahapan prosedur secara menyeluruh adalah bekal utama dalam menyongsong perjalanan menjadi orang tua.

Tidak ada yang mudah dalam perjuangan ini. Namun dengan kesiapan mental, dukungan pasangan, dan bimbingan medis yang tepat, langkah demi langkah akan terasa lebih ringan. Di balik segala tantangan yang ada, harapan untuk memeluk buah hati di pelukan tetap menjadi cahaya yang tak padam.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-20.png
05/Jun/2025

Merokok telah lama dikenal sebagai salah satu kebiasaan yang merugikan kesehatan, tidak hanya bagi perokok aktif, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Di balik kepulan asap rokok, tersembunyi berbagai potensi bahaya yang dapat merusak organ-organ vital dalam tubuh. Tak mengherankan jika data menunjukkan bahwa Indonesia menduduki posisi ketiga di dunia dalam jumlah perokok setelah Tiongkok dan India. Angka prevalensi merokok di Indonesia pun menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36,3% pada 2013. Prevalensi ini secara signifikan lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita.

Salah satu dampak yang sering kali kurang disadari dari kebiasaan merokok adalah kerusakan sistem reproduksi, khususnya pada pria. Merokok memicu stres oksidatif, sebuah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh. Stres oksidatif dapat menyebabkan gangguan pada berbagai fungsi biologis, termasuk kesehatan sistem reproduksi. Zat yang paling berperan dalam kondisi ini adalah Reactive Oxygen Species (ROS), yaitu molekul reaktif yang secara agresif dapat merusak struktur seluler, termasuk DNA, protein, dan membran sel.

Dalam konteks kesuburan pria, peningkatan kadar ROS yang tidak diimbangi oleh cukupnya antioksidan akan mengganggu proses spermatogenesis yakni pembentukan dan pematangan sel sperma. Asap rokok yang dihirup terus-menerus menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan pada DNA spermatozoa dan mendorong terjadinya apoptosis atau kematian sel. Dampaknya sangat nyata: jumlah spermatozoa menurun, pergerakannya melemah, dan bentuknya menjadi tidak normal.

Melawan efek negatif ROS membutuhkan kehadiran sistem pertahanan antioksidan yang mumpuni. Salah satu senyawa antioksidan yang sangat potensial adalah vitamin C. Vitamin ini memiliki sifat polar yang tinggi berkat kandungan gugus hidroksil yang membuatnya mudah larut dalam air dan aktif dalam cairan ekstraseluler. Kemampuannya dalam menetralisir radikal hidroksil, superoksida, dan hidrogen peroksida menjadikannya andalan dalam menangkal stres oksidatif.

Vitamin C juga terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kualitas spermatozoa. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang mendapatkan suplementasi vitamin C menunjukkan perbaikan signifikan dalam motilitas, jumlah, dan morfologi sperma. Kombinasi vitamin C dengan vitamin E pun memberikan hasil yang serupa, yakni meningkatnya kualitas sperma pada pria yang terpapar asap rokok.

Sebuah studi yang dilakukan pada pria perokok yang mengalami infertilitas mengungkap bahwa pemberian suplemen antioksidan yang mencakup vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, seng, asam folat, dan selenium selama beberapa bulan mampu meningkatkan kualitas spermatozoa secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi berbasis antioksidan dapat menjadi solusi nyata dalam membantu memulihkan kualitas sperma yang rusak akibat paparan asap rokok.

Secara global, masalah kesuburan pria bukanlah persoalan sepele. Data dari berbagai sumber menyebutkan bahwa satu dari enam pasangan mengalami kesulitan memiliki anak, dan sekitar 30% dari kasus ini disebabkan oleh faktor pria. Oleh karena itu, penting bagi setiap pria untuk secara proaktif memeriksa kualitas spermanya melalui pemeriksaan andrologi. Meski tidak semua gangguan kesuburan dapat disembuhkan, berbagai langkah sederhana dan terjangkau dapat dilakukan untuk memperbaiki kesehatan sperma.

 

Faktor-Faktor yang Menentukan Kualitas Sperma

Tiga parameter utama yang menentukan kualitas sperma adalah kuantitas, motilitas, dan morfologi. Kuantitas mengacu pada jumlah sperma yang dikeluarkan dalam setiap ejakulasi, dan pria subur setidaknya memiliki 15 juta sperma per mililiter air mani. Motilitas merujuk pada kemampuan sperma untuk bergerak secara aktif menuju sel telur. Sedangkan morfologi mengacu pada bentuk sperma yang ideal, yakni kepala oval dan ekor panjang yang memungkinkan sperma bergerak dengan efektif.

 

Strategi Meningkatkan Kesuburan Pria

Berbagai pendekatan berbasis gaya hidup sehat bisa diterapkan untuk meningkatkan kesuburan pria, di antaranya:

1. Mengonsumsi Makanan Kaya Antioksidan

Antioksidan dapat melawan kerusakan sel akibat radikal bebas. Penelitian dalam Reproductive Biomedicine Online menunjukkan bahwa pria yang rutin mengonsumsi suplemen antioksidan memiliki risiko kerusakan DNA sperma yang lebih rendah dibandingkan yang tidak. Sumber antioksidan yang baik meliputi hati sapi, sayuran hijau, buah-buahan berwarna, tomat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

2. Berhubungan Seksual secara Teratur

Berhubungan seks selama masa ovulasi wanita dapat meningkatkan peluang kehamilan. Meski belum ada patokan pasti terkait frekuensi ideal, menjaga konsistensi tetap penting.

3. Membatasi Asupan Kedelai

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fitoestrogen dalam kedelai dapat memengaruhi kesuburan pria, meskipun masih perlu dikaji lebih lanjut. Tetap konsumsi dalam jumlah wajar demi keseimbangan nutrisi.

4. Berhenti Merokok

Merokok menurunkan jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma yang normal. Paparan asap rokok juga berdampak negatif pada keberhasilan program kehamilan berbantu, seperti IVF dan ICSI. Perempuan yang terpapar asap rokok memiliki tingkat keberhasilan IVF yang lebih rendah dan risiko keguguran yang lebih tinggi.

5. Mengurangi Konsumsi Alkohol

Kebiasaan minum alkohol menurunkan kuantitas dan kualitas sperma. Studi menunjukkan hanya sebagian kecil pria peminum berat yang memiliki sperma dalam kondisi ideal.

6. Mengonsumsi Vitamin C

Suplementasi vitamin C sebanyak 1.000 mg dua kali sehari selama dua bulan terbukti meningkatkan motilitas sperma hingga 92% dan kuantitasnya hingga 100%, serta menurunkan jumlah sperma abnormal hingga 55%.

7. Memenuhi Kebutuhan Vitamin D

Vitamin D berkaitan erat dengan kadar hormon testosteron. Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D3 sebanyak 3.000 IU per hari selama setahun dapat meningkatkan kadar testosteron hingga 25%.

8. Olahraga Rutin

Aktivitas fisik secara teratur membantu meningkatkan testosteron dan kualitas sperma. Namun, latihan berlebihan justru dapat menurunkan kadar hormon ini.

9. Mengelola Stres

Stres meningkatkan kadar kortisol yang dapat menekan produksi testosteron. Relaksasi, meditasi, dan aktivitas menyenangkan dapat membantu mengelola stres secara efektif.

10. Menjaga Berat Badan Ideal

Berat badan yang tidak seimbang, baik kelebihan maupun kekurangan yang dapat mengganggu produksi hormon reproduktif dan memengaruhi kualitas sperma.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C sebagai antioksidan terbukti memberikan kontribusi positif dalam memperbaiki kualitas spermatozoa, khususnya pada pria yang terpapar asap rokok. Meski begitu, penting untuk menyeimbangkannya dengan perubahan gaya hidup secara menyeluruh demi hasil yang optimal. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memperkuat pemahaman mengenai hubungan antara vitamin C dan peningkatan kesuburan pria, namun langkah-langkah preventif dan intervensi sederhana seperti pola makan sehat dan berhenti merokok sudah terbukti membawa manfaat yang nyata.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2024-09-25T141423.021.png
05/Jun/2025

Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) adalah teknik canggih dalam dunia reproduksi berbantu yang dirancang untuk membantu pasangan yang menghadapi tantangan kesuburan, khususnya yang berkaitan dengan kualitas sperma. Prosedur ini melibatkan penyuntikan satu sel sperma langsung ke dalam sel telur matang, memberikan harapan baru bagi banyak pasangan untuk memiliki keturunan.

Siapa yang Cocok Menjalani ICSI?

ICSI umumnya direkomendasikan bagi pasangan yang mengalami:

  • Jumlah sperma yang sangat rendah (oligospermia)
  • Bentuk sperma yang tidak normal (teratospermia)
  • Pergerakan sperma yang buruk (asthenozoospermia)
  • Kegagalan pembuahan pada siklus IVF sebelumnya
  • Kebutuhan pengambilan sperma melalui prosedur bedah karena obstruksi atau kondisi medis lainnya
  • Penggunaan sperma beku dengan kualitas rendah
  • Perencanaan pengujian genetik pada embrio

 

Prosedur ICSI: Langkah Demi Langkah

Proses ICSI dimulai dengan stimulasi ovarium untuk menghasilkan beberapa sel telur matang. Setelah sel telur diambil, embriolog akan memilih satu sperma terbaik untuk disuntikkan langsung ke dalam setiap sel telur menggunakan mikropipet khusus. Embrio yang terbentuk kemudian dikultur selama beberapa hari sebelum dipindahkan ke dalam rahim.

 

Keberhasilan dan Pertimbangan

ICSI telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam membantu pembuahan, terutama pada kasus infertilitas pria. Namun, seperti prosedur medis lainnya, ICSI memiliki risiko, termasuk kemungkinan kerusakan pada sel telur selama proses penyuntikan dan potensi masalah genetik pada keturunan. Konsultasi dengan spesialis kesuburan dan pertimbangan matang sangat penting sebelum memutuskan menjalani prosedur ini.

 

Inovasi dalam Teknik ICSI

Perkembangan teknologi telah membawa inovasi dalam teknik ICSI, seperti penggunaan mikroskop dengan pembesaran tinggi untuk memilih sperma dengan morfologi terbaik, yang dikenal sebagai IMSI (Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection). Teknik ini meningkatkan peluang keberhasilan dengan memilih sperma yang paling sehat untuk pembuahan.

Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan medis yang profesional, ICSI menawarkan solusi bagi pasangan yang menghadapi tantangan kesuburan, membuka jalan menuju impian memiliki buah hati.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-2023-11-06T091239.391.png
04/Jun/2025

Ketidaksuburan kini menjadi perhatian serius dunia. Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 4 April 2024, sekitar 17,5 persen populasi orang dewasa di seluruh dunia yang setara dengan satu dari enam orang mengalami masalah infertilitas. Fakta ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk memperluas akses terhadap layanan kesuburan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua kalangan.

Laporan bertajuk Infertility Prevalence Estimates, 1990–2021 disusun oleh Program Penelitian Reproduksi Manusia (HRP), sebuah inisiatif di bawah naungan PBB. Data yang dihimpun menunjukkan bahwa prevalensi ketidaksuburan hampir setara di berbagai belahan dunia, tanpa memandang tingkat pendapatan negara. Di negara-negara berpenghasilan tinggi, prevalensinya tercatat sebesar 17,8 persen, sementara di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mencapai 16,5 persen. Temuan ini memperkuat kenyataan bahwa infertilitas adalah masalah universal yang menyentuh banyak aspek kehidupan.

Infertilitas sendiri didefinisikan sebagai kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi. Kondisi ini bukan hanya persoalan medis, melainkan juga sosial dan emosional. Individu atau pasangan yang mengalami ketidaksuburan kerap menghadapi tekanan psikologis, stigma dari lingkungan, hingga beban finansial yang tidak sedikit.

Meskipun tersedia teknologi medis seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung, akses terhadap layanan tersebut masih jauh dari merata. Biaya yang tinggi, keterbatasan infrastruktur, serta norma sosial yang membatasi, menjadi hambatan utama bagi banyak orang untuk memperoleh perawatan yang layak.

Di banyak negara, biaya pengobatan infertilitas masih sepenuhnya menjadi tanggungan pribadi. Hal ini menciptakan ketimpangan akses yang dalam dan membuat keluarga berpenghasilan rendah semakin rentan terhadap jerat kemiskinan medis.

Sebagai respons terhadap berbagai tantangan ini, HRP telah memfokuskan upayanya pada pengembangan kebijakan dan pendekatan kesehatan reproduksi yang lebih merata dan inklusif. Salah satu perhatian utama adalah pencegahan dan penanganan perdarahan pasca-persalinan (PPH), yang hingga kini masih menjadi penyebab utama kematian ibu. Inisiatif terbaru HRP, yakni paket pengobatan E-MOTIVE, telah diuji coba terhadap lebih dari 200 ribu perempuan di sejumlah negara Afrika. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan hingga 60 persen dalam risiko perdarahan berat dan kematian akibat PPH.

Dalam konteks layanan aborsi, HRP juga telah merilis panduan klinis WHO terbaru tentang praktik aborsi yang aman dan berkualitas. Panduan ini dilengkapi dengan dukungan teknologi digital serta pelatihan daring bagi tenaga kesehatan, seiring dengan fakta bahwa hampir 73 juta aborsi terjadi setiap tahun secara global dan hampir separuhnya dilakukan secara tidak aman.

Upaya lain yang tengah dikembangkan adalah peningkatan akses terhadap layanan kesehatan berbasis perawatan mandiri (self-care), seperti penggunaan tes kehamilan mandiri, obat-obatan aborsi, serta kontrasepsi suntik yang dapat diberikan secara mandiri. Inovasi ini diharapkan mampu memperluas jangkauan layanan kesehatan seksual dan reproduksi, terutama bagi komunitas yang hidup di daerah terpencil atau mengalami hambatan akses layanan medis.

Pemberdayaan tenaga kesehatan juga menjadi salah satu pilar utama dalam upaya HRP. Program pelatihan berbasis digital kini tersedia bagi petugas kesehatan, khususnya yang menangani layanan pasca-aborsi, perawatan korban kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga, serta pencegahan praktik mutilasi genital perempuan. Dengan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, diharapkan kualitas layanan semakin meningkat dan dapat menjangkau kelompok rentan secara lebih efektif.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang telah menunjukkan komitmen kuat dalam peningkatan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Selama periode 2018 hingga 2023, pemerintah bekerja sama dengan mitra internasional untuk menjalankan program Better Sexual and Reproductive Health and Rights for All in Indonesia (BERANI). Program ini bertujuan memperkuat pemenuhan hak-hak seksual dan reproduksi bagi perempuan dan anak muda di seluruh Indonesia.

Hasil dari program BERANI cukup menggembirakan. Lebih dari 20 kebijakan, strategi advokasi, dan peta jalan telah dikembangkan. Klinik-klinik swasta diperkuat agar mampu menyediakan layanan yang ramah remaja. Ribuan anak muda memperoleh pendidikan seksualitas yang komprehensif serta informasi penting mengenai manajemen kebersihan menstruasi. Tak hanya itu, pelatihan bagi para pembuat konten digital juga turut dilakukan, menghasilkan konten edukatif yang telah menjangkau lebih dari 600 ribu remaja di seluruh Indonesia.

Memasuki tahun 2025, perhatian terhadap isu infertilitas dan kesehatan reproduksi tidak boleh surut. Isu ini bukan hanya soal kemampuan biologis untuk memiliki anak, tetapi juga menyangkut hak asasi manusia, keadilan sosial, dan kesejahteraan keluarga. Untuk itu, diperlukan komitmen global yang berkelanjutan, baik dalam bentuk kebijakan, pendanaan, maupun kesadaran kolektif, agar semua orangntanpa memandang status sosial dan ekonomi, semua dapat menikmati hak atas kesehatan reproduksi yang layak, aman, dan manusiawi.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


artikel-5.png
04/Jun/2025

Bagi pasangan yang tengah berjuang mendapatkan momongan, memahami kondisi kesuburan dari kedua belah pihak menjadi langkah awal yang penting. Sayangnya, pemeriksaan kesuburan selama ini cenderung hanya difokuskan pada wanita, padahal pria juga memiliki peran krusial dalam proses ini. Pemeriksaan kesuburan pada pria bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas sperma yang dimiliki cukup baik untuk mendukung terjadinya pembuahan.

Terdapat beragam tes yang bisa dilakukan pria guna mengevaluasi tingkat kesuburan mereka. Dari hasil tes inilah dokter dapat menentukan bentuk perawatan paling sesuai, baik untuk pria maupun pasangannya, demi mempercepat hadirnya buah hati. Salah satu metode yang umum digunakan adalah pemeriksaan kualitas sperma dan cairan semen. Tes ini menjadi kunci untuk membedakan sperma yang subur dan tidak.

 

Mengenal Ciri Sperma yang Subur dan Tidak

Analisis sperma dan semen merupakan metode utama untuk menilai kesuburan pria. Prosedur ini dimulai dengan pengambilan sampel sperma yang kemudian ditempatkan dalam botol steril dan dianalisis di laboratorium. Dalam analisis tersebut, petugas akan mengamati berbagai karakteristik sperma, mulai dari jumlah, bentuk, pergerakan, hingga kekentalan dan warna cairan semen.

Secara umum, pria dengan jumlah sperma yang tinggi serta bentuk yang normal memiliki potensi kesuburan yang baik. Namun, penting untuk diketahui bahwa pria dengan jumlah sperma yang sedikit atau dengan kondisi air mani yang tidak ideal pun masih mungkin tergolong subur. Bahkan, sejumlah pria dengan air mani normal dan jumlah sperma yang cukup tetap mengalami kesulitan memiliki keturunan, menunjukkan bahwa kesuburan bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas.

Beberapa indikator sperma yang sehat meliputi:

  • Kuantitas (volume): Volume sperma yang dianggap sehat adalah minimal 15 juta sperma per mililiter air mani. Semakin banyak jumlah sperma, semakin besar peluangnya untuk berhasil membuahi sel telur melalui sistem reproduksi wanita.
  • Motilitas (gerakan): Tidak semua sperma mampu bergerak secara efektif. Setidaknya 40% sperma dalam sampel harus memiliki gerakan aktif untuk dikategorikan subur. Gerakan ini penting agar sperma dapat mencapai dan membuahi sel telur.
  • Morfologi (bentuk): Sperma yang sehat memiliki kepala yang bulat serta ekor yang panjang dan kuat. Struktur ini memungkinkan sperma untuk berenang dengan efisien dan meningkatkan kemungkinan untuk membuahi sel telur.

Jika hasil dari tes pertama dinyatakan normal, biasanya dokter akan meminta pasien menjalani tes kedua untuk memastikan keakuratan data. Apabila kedua hasil menunjukkan kondisi normal, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah besar dalam aspek kesuburan pria. Namun, jika ditemukan kelainan, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk menelusuri penyebab yang mendasarinya.

 

Langkah-Langkah Menjaga Kesehatan Sperma

Berbagai faktor dapat memengaruhi kesehatan sperma dan meningkatkan risiko infertilitas pada pria. Oleh karena itu, penting untuk menjaga gaya hidup yang sehat demi mendukung kualitas sperma yang optimal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Menghindari kebiasaan merokok, karena zat kimia dalam rokok dapat merusak struktur sperma.
  • Membatasi konsumsi alkohol, sebab alkohol berlebih dapat menurunkan kadar hormon testosteron dan menurunkan produksi sperma.
  • Menjauh dari penggunaan obat-obatan terlarang yang bisa berdampak buruk pada produksi sperma.
  • Menjaga berat badan ideal, karena obesitas dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menurunkan jumlah sperma.
  • Menghindari paparan suhu tinggi dalam waktu lama, seperti sauna atau celana dalam yang terlalu ketat, karena panas dapat memengaruhi produksi sperma.
  • Mengelola stres secara efektif, karena stres kronis dapat mengganggu hormon yang berperan dalam produksi sperma.
  • Membatasi paparan terhadap zat berbahaya seperti pestisida, logam berat, dan bahan kimia industri yang bisa berdampak negatif pada kualitas sperma.

Menjaga kesuburan pria bukanlah hal yang bisa disepelekan, terlebih jika pasangan sedang merencanakan kehadiran buah hati. Pemeriksaan dini dan perawatan yang tepat menjadi kunci penting dalam mewujudkan harapan tersebut. Melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan yang teratur, peluang untuk mendapatkan momongan pun semakin terbuka lebar.

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.