Tes hormon anti-mullerian (AMH) digunakan untuk mengetahui jumlah sisa sel telur yang dimiliki seorang wanita. Bagi wanita yang sulit hamil, dokter kerap menyarankan tes hormon anti-Mullerian (AMH).  Hormon anti-Mullerian hormone (AMH) dihasilkan oleh sel granulosa di folikel ovarium. Nilai terbesar terjadi pada folikel kecil dengan diameter kurang dari 8 mm. Produksi AMH, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), mewakili cadangan ovarium wanita.

Hormon ini sering digunakan sebagai indikator kesuburan karena kadar hormon yang rendah menunjukkan cadangan ovarium yang buruk atau terganggu atau jumlah sel telur yang terbatas. Logikanya, jika jumlah sel telur sedikit, maka peluang terjadinya pembuahan pun semakin kecil.

 

Waktu Yang Tepat Untuk Tes AMH

Dokter kesuburan biasanya meresepkan tes AMH pada kelompok wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil atau memiliki masalah kesehatan yang mengganggu kemampuannya untuk hamil. Tes ini juga sering disarankan untuk:

• Selidiki penyebab menopause yang terjadi lebih awal dari perkiraan (51 tahun).
• Tentukan penyebab kurang haid.
• Diagnosis sindrom ovarium polikistik (PCOS), salah satu penyebab infertilitas yang paling umum.
• Dalam situasi tertentu kanker ovarium atau kerusakan ovarium setelah terapi radiasi atau pembedahan, pantau kesehatan Anda dan proses penyembuhannya.

Dalam situasi infertilitas, tes AMH dapat digunakan untuk:

• Menunjukkan kemampuan wanita untuk hamil secara alami.
• Pada program bayi tabung, memprediksi respon ovarium terhadap rangsangan.
• Tetapkan ekspektasi yang masuk akal mengenai jumlah sel telur yang dapat diperoleh kembali selama stimulasi IVF.

Karena kadar AMH cukup konstan dan tidak bergantung pada siklus menstruasi, tes dapat dilakukan kapan saja.