fbpx
Senin - Jumat08:00-14:00Sabtu08:00-13:00Call us 081336865595

Benarkah Kanker Testis Bisa Mempengaruhi Kesuburan? Ini Penjelasannya!

January 3, 2025 by admin0
artikel-2025-01-03T152812.969.png

Kanker testis tergolong kanker yang jarang, namun sebagian besar penderitanya adalah pria muda berusia subur. Kanker testis bermula di testis, atau kelenjar kelamin. Kanker ini dapat menyerang laki-laki dari usia berapa pun, tetapi paling umum ditemukan pada pria usia subur, yaitu di antara usia 15 dan 45 tahun.

Kanker testis adalah kondisi yang sangat jarang dan dapat diobati. Lebih dari sembilan puluh persen kasus kanker ini dapat disembuhkan dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat. Angka kematian akibat kanker ini juga kecil, dengan angka kesintasan 5 tahun lebih dari 95%.

 

Apa itu kanker testis?

Sistem reproduksi pria terdiri dari testis. Sepasang kelenjar berbentuk telur ini terbungkus dalam skrotum, sebuah kantong kulit. Di bawah dasar penis terdapat skrotum. Testis harus memiliki tekstur yang kenyal, walau sedikit “spongy”, sepanjang bagian. Normalnya, testis pria dewasa hanya sedikit lebih kecil daripada bola golf, meskipun salah satunya mungkin sedikit lebih besar.

Testis memiliki dua fungsi utama, yakni:

  • Memproduksi hormon pria (androgen), yaitu testosteron, yang mengendalikan libido atau gairah seksual pria dan juga yang memicu pertumbuhan otot, tulang, dan rambut pada tubuh.
  • Memproduksi sperma, yang diperlukan untuk membuahi sel telur agar terjadi kehamilan.

Kanker testis terjadi ketika sel normal di salah satu atau kedua testis berubah sehingga tidak terkendali dalam pertumbuhannya. Pasangan yang ingin memiliki keturunan dapat menghadapi masalah besar karena kanker ini hanya terjadi pada pria usia subur dan efek samping pengobatannya, meskipun kanker ini tidak mematikan dan dapat sembuh.

 

Jenis-jenis kanker testis

Semua jenis sel dalam testis dapat berkembang menjadi satu atau lebih jenis kanker. Jenis sel kanker testis yang berasal sangat penting karena menentukan pilihan pengobatan yang dipilih, serta kemungkinan sembuh atau kekambuhan di masa depan.

95% kanker testis berasal dari sel germinal, yang merupakan sel tempat spermatogenesis atau proses produksi sperma berlangsung. Kanker sel germinal pada testis, juga dikenal sebagai tumor sel germinal atau GCT, dibagi menjadi dua kategori utama: seminoma dan nonseminoma. Kedua jenis kanker ini hampir sama sering terjadi.

Seminoma

Kurang lebih 40% kanker testis adalah seminoma, yang tumbuh lambat dan jarang menyebar ke organ tubuh lainnya. Selain itu, kanker seminoma dibagi menjadi dua kategori utama, yakni:

  • Seminoma klasik, yang terjadi pada lebih dari 95 persen kasus seminoma, biasanya ditemukan pada pria berusia 25 hingga 45 tahun.
  • Seminoma spermatositik, yang jarang dan biasanya ditemukan pada pria berusia 65 tahun atau lebih.

Penanda tumor utama untuk seminoma adalah keberadaan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) di dalam darah, yang seringkali meningkat. Oleh sebab itu pemeriksaan kadar hormon ini diperlukan untuk mendiagnosis sekaligus mengevaluasi respon pengobatan kanker testis.

Non seminoma

60 persen kasus mengalami kanker testis non seminoma, yang lebih sering terjadi pada pria berusia 15 tahun hingga awal 30-an. Kanker jenis ini berkembang lebih cepat dan menyebabkan penyakit yang lebih parah. Ada empat subtipe utama dari kanker non seminoma:

  • Karsinoma yang terjadi pada embrio Ini adalah jenis kanker yang paling umum dan sangat agresif. Dengan kata lain, mereka cenderung tumbuh cepat dan menyebar ke organ di luar testis. Jaringan kanker tampak seperti embrio saat awal kehamilan di bawah mikroskop. Meningkatnya kadar alpha-fetoprotein (AFP) dan hormon hCG di dalam darah merupakan penanda tumor untuk kanker ini.
  • Kanker yolk sac Ini adalah kanker testis yang paling umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan remaja. Kanker biasanya dapat diobati sepenuhnya jika terjadi pada masa kanak-kanak. Penanda tumor AFP juga lebih tinggi pada kanker jenis ini.
  • Koriokarsinoma, sejenis kanker testis yang sangat jarang, cepat berkembang dan menyebar ke organ lain seperti paru, tulang, dan otak.
  • Teratoma adalah kanker sel germinal yang jaringannya terdiri dari tiga lapisan embrio: endoderm (bagian terdalam), mesoderm (bagian tengah), dan ektoderm (bagian terluar). Hormon hCG adalah penanda tumor utamanya. Selain tidak meningkatkan penanda tumor seperti AFP atau hCG, teratoma testis tergolong jarang.

Kanker pada stroma testis

Dalam sekitar 5% kasus, kanker dapat muncul di jaringan testis di luar sel germinal. Dalam hal ini, kanker muncul di stroma, jaringan penyokong dan penghasil hormon testis. Tumor stromal testis disebut sebagai tumor stromal testis. Kanker sel Leydig, yang menghasilkan hormon testosteron, dan kanker sel Sertoli, yang menghasilkan sperma, adalah dua jenis kanker utama.

Kanker akibat penyebaran dari organ lain

Kanker testis yang paling sering menyebar adalah limfoma, yang paling sering terjadi pada pria berusia 50 tahun ke atas, dan leukemia kadang-kadang menyebar ke testis pada anak-anak. Ini disebut kanker testis sekunder karena tidak bermula pada testis. Selain itu, kanker dapat masuk ke testis dari prostat, paru-paru, kulit, ginjal, dan organ lain.

 

Gejala kanker testis

Gejala utama dari kanker testis adalah munculnya benjolan yang tidak nyeri pada testis. Kemunculan gejala ini bisa disertai dengan:

  • Pembengkakan testis (dengan atau tanpa nyeri).
  • Nyeri tumpul atau sensasi penuh atau berat di perut bawah, atau di sekitar dubur atau skrotum.
  • Perubahan pada ukuran, bentuk, atau tekstur testis.
  • Nyeri pada perut bawah, punggung, atau lipat paha.
  • Rasa tidak nyaman, nyeri, atau perubahan pada payudara .

Sebagian pria tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun. Dalam kasus ini, kanker testis biasanya ditemukan saat pemeriksaan medis untuk penyakit lain. Misalnya, saat seorang pria dievaluasi untuk infertilitas melalui prosedur ultrasonografi testis (USG).

Oleh karena itu, jika Anda menemukan benjolan atau area pada testis yang terlihat berbeda dari area sekitarnya, segera temui dokter Anda. lebih khusus lagi jika benjolan ini telah dirasakan selama lebih dari dua minggu. Ingat bahwa pada awalnya, hampir tidak ada pria dengan kanker testis yang mengalami nyeri.

 

Penyebab dan faktor risiko kanker testis

Hingga kini, belum diketahui apa penyebab pasti kanker testis. Namun, para ahli telah mengidentifikasi beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker ini.

  • Kriptorkidismus, atau testis yang tidak turun, adalah ketika salah satu atau kedua testis bayi tidak turun ke skrotum dari dalam perut sebelum lahir. Pria dengan kriptorkidismus memiliki risiko kanker testis 2-4 kali lipat dibandingkan dengan pria dengan testis normal, menurut penelitian tersebut.
  • Ada riwayat kanker testis dalam keluarga. Memiliki ayah atau saudara kandung pria yang menderita kanker ini meningkatkan risiko kanker testis individu hingga enam hingga sepuluh kali lipat. Namun, hanya sebagian kecil kasus kanker ini diturunkan dalam keluarga. Sebagian besar pria yang didiagnosis dengan kanker ini tidak memiliki riwayat keluarga kanker.
  • Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pria yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), khususnya mereka yang telah mengalami AIDS, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan kanker testis. Human papillomavirus (HPV), Epstein-Barr virus (EBV), Cytomegalovirus (CMV), dan Parvovirus B-19 adalah contoh infeksi lain yang meningkatkan risiko kanker ini.
  • Karsinoma testis yang terletak di sana Karsinoma in situ (CIS) adalah jenis kanker sel germinal yang terjadi pada testis yang tidak invasif pada awalnya. Sementara sel-sel tampak tidak biasa di bawah mikroskop, mereka tidak menyebar di luar dinding tubulus seminiferus, tempat sperma dibentuk. Karsinoma yang terletak di sana tidak selalu berkembang menjadi kanker.
  • Riwayat kanker testis sebelumnya: Sekitar 3–4% pria yang telah sembuh dari kanker testis akan mengalami kanker testis lainnya pada suatu saat.
  • Berasal dari etnis atau ras tertentu. Pria berkulit putih memiliki risiko kanker testis 4-5 kali lipat dibandingkan pria berkulit hitam atau keturunan Asia. Di seluruh dunia, pria yang tinggal di Amerika Serikat atau Eropa memiliki risiko kanker testis paling tinggi, sedangkan pria yang tinggal di Afrika atau Asia memiliki risiko paling rendah.
  • Riwayat cedera atau trauma pada testis.

 

Diagnosis kanker testis

Pria yang mendeteksi adanya benjolan pada testis harus sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter. Bila dicurigai kanker testis, beberapa tes berikut akan dilakukan:

  • Ultrasonografi (USG) testis untuk mengukur ukuran, karakteristik, dan benjolannya. Dengan melakukan pemeriksaan ini, Anda dapat mengetahui apakah benjolan terletak di dalam testis atau di luarnya, dan apakah itu mengandung cairan atau padat. Kanker padat ini bermula di dalam testis.
  • Satu-satunya metode untuk memastikan diagnosis kanker testis adalah orkiektomi, yang melibatkan pengangkatan testis. Proses ini dikenal sebagai orkiektomi inguinal radikal.

Selanjutnya, dilakukan penilaian stadium kanker testis berdasarkan lokasi penyebarannya.

  • Dalam stadium pertama, kanker hanya menyerang testis.
  • Dalam stadium kedua, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening retroperitoneal, yang terletak di dalam perut.
  • Dalam stadium ketiga, kanker telah menyebar ke organ lain di luar testis.

Untuk menentukan stadium kanker ini, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:

  • Pemeriksaan darah untuk penanda tumor seperti AFP, beta-hCG, dan laktat dehidrogenase (LDH). Tingginya kadar penanda tumor ini menunjukkan kemungkinan kanker testis dan dapat membantu menentukan jenis kanker yang muncul. Selain itu, pemeriksaan ini digunakan untuk melacak reaksi individu terhadap pengobatan kanker.
  • Pemeriksaan radiologi seperti tomografi computed tomography (CT)—sebagian besar pria yang mengkhawatirkan kanker testis akan menjalani CT scan perut dan panggul. Untuk mengetahui apakah metastasis, atau kanker, telah menyebar ke luar testis, pemeriksaan rontgen atau CT scan dada juga biasanya dilakukan. Kelenjar getah bening perut, paru-paru, hati, tulang, dan otak adalah lokasi paling umum di mana kanker ini menyebar.

 

Pengobatan kanker testis

Pengobatan kanker testis disesuaikan dengan usia, status kesehatan, stadium kanker, dan apakah kanker hanya terjadi pada salah satu atau kedua testis. Pilihan pengobatan mencakup:

Operasi

Ini adalah pilihan pengobatan utama untuk pasien yang didiagnosis dengan kanker testis. Untuk mendiagnosis kanker, operasi inguinal radikal adalah langkah pertama dalam pengobatan. Namanya yang “radikal” menunjukkan bahwa jaringan testis diangkat secara keseluruhan untuk mencegah tumor menyebar ke skrotum. Pada akhirnya, jaringan testis dikirim ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Jumlah pasien yang sembuh setelah prosedur ini sangat tinggi, tetapi kadang-kadang diperlukan bantuan tambahan seperti kemoterapi atau radioterapi untuk mencegah kekambuhan kanker. Untuk mencegah kanker menyebar ke organ lain di luar testis, kadang-kadang dilakukan operasi untuk mengangkat kelenjar getah bening yang berdekatan. Jika diperlukan, operasi juga dilakukan untuk mengangkat kanker yang telah menyebar ke organ lain dalam tubuh.

Radioterapi

Sel kanker di dalam testis atau di kelenjar getah bening yang berdekatan dibunuh melalui terapi radiasi. Radioterapi sangat efektif untuk kanker testis tipe seminoma dengan tingkat kesembuhan di atas 95 persen pada stadium awal. Akan tetapi, untuk kanker testis tipe non seminoma, radioterapi dapat menjadi pilihan jika kanker telah menyebar ke organ lain yang lebih jauh, seperti otak.

Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk kanker yang telah menyebar ke luar testis atau jika penanda tumor meningkat setelah operasi. Bleomycin, carboplatin, etoposide, dan cisplatin adalah obat yang paling umum digunakan.

 

Kunjungan rutin aktif (surveilans)

Ini adalah metode untuk mengawasi perubahan tubuh yang menyebabkan kekambuhan kanker. Selama proses ini, orang-orang akan melakukan kunjungan rutin setiap beberapa bulan sekali untuk menjalani berbagai pemeriksaan. Pada umumnya, pengawasan disarankan selama tiga hingga empat tahun pertama dari waktu kanker terdiagnosis. Setelah itu, frekuensi dapat dikurangi menjadi dua kali setahun selama beberapa tahun, kemudian menjadi satu kali setahun sampai paling sedikit sepuluh tahun setelah diagnosis. Hanya pria yang bersedia dan memiliki kemampuan untuk melakukan kunjungan rutin dalam jangka waktu tertentu yang dapat digunakan untuk supervisi. Jika tidak, individu kemungkinan besar memerlukan terapi tambahan dengan radioterapi atau kemoterapi setelah operasi.

 

Efek kanker testis pada kesuburan pria

Pria normal sering mengalami kanker testis. Selain kanker itu sendiri, pengobatan seperti operasi, radioterapi, dan kemoterapi memengaruhi produksi sperma, yang dapat menyebabkan infertilitas. Oleh karena itu, pria yang mendapatkan pengobatan untuk kanker testis harus mempertimbangkan untuk mempertahankan sperma mereka.

Cairan sperma, atau semen, disimpan pada suhu yang sangat rendah dalam proses yang disebut cryopreservation semen. Jika memungkinkan, sampel sperma diambil sebelum operasi pengangkatan testis dan sebelum kemoterapi atau radioterapi, sehingga sperma yang paling sehat dapat diperoleh untuk disimpan. Orang yang memiliki hitung sperma yang rendah sebelum pengobatan tetap disarankan untuk menyimpan spermanya. Pria seperti ini, berkat kemajuan ilmu kedokteran, masih dapat memiliki keturunan melalui siklus bayi tabung dengan sperma intracytoplasmic.

 

Bisakah kanker testis dicegah?

Sebagian besar pria yang menderita kanker testis tidak memiliki faktor risiko tertentu. Dan beberapa jenis faktor risiko, seperti testis yang tidak turun, ras kulit putih, dan riwayat keluarga kanker testis, tidak dapat diubah. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mencegah kanker testis adalah rutin memeriksa testis Anda sendiri dan segera berkonsultasi dengan dokter. Pada dasarnya, kanker testis sangat dapat dicegah.

 

Kesimpulan

Meskipun sangat dapat diobati, kanker testis sangat jarang terjadi. Kesadaran diri dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat meningkatkan angka kesembuhan hingga 95%.

 

Jika Anda membutuhkan bantuan seputar program hamil, mengatasi infertilitas, dan program bayi tabung, Anda bisa kunjungi Signum Fertility Clinic untuk mendapatkan pelayanan yang Anda butuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di:

081336865595

Atau kunjungi langsung Signum Fertility Clinic di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.31-35, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright by SignumFertility 2025. All rights reserved.